Langsung ke konten utama

Ayat-ayat Cinta

Siapa yang tidak mengetahui novel Ayat-ayat Cinta, novel best seller yang telah sukses difilmkan walaupun, mengundang pro dan kontra tentang penayangannya yang dianggap tidak mengejawantahkan film islami, namun hanya sekedar simbolisasi islam. Karena di dalamnya terdapat banyak hal yang dianggap tidak sesuai denga syariat islam yang sebenarnya, misalnya adanya adegan ciuman yang dipertontonkan, berkhalwat, makan dengan berdiri, dsb. Hingga banyak pihak yang kecewa dengan pemutaran film ini. Apalagi cerita yang diangkat cukup berbeda dengan kisah dalam novel aslinya karangan Habiburrahman, sebagai tokoh yang disinyalir sebagai novelis nomor 1 di indonesia. Contohnya saja dalam filmnya, seakan ditonjolkan ke publik tentang sisi-sisi poligami. Maria tokoh yang kemudian menjadi istri kedua fahri, dalam novelnya tidaklah banyak mengecap hidup dalam poligami bersama aisha, namun dalam filmnya ditampilkan ketiganya sempat lama hidup dalam suasana poligami dengan segala sisinya, dengan ketidakrelaan, cemburu, ikhlas, dan keadilan.

Terlepas dari pro kontra itu, memang dengan adanya kata islami yang mengikut merupakan beban besar untuk mencitrakan islam untuk memasarkan atau memberikan penempatan di mata seluruh masyarakat. Tidak dipungkiri banyak hal yang masih harus diperbaiki untuk menjadikannya film islami. Selain hal-hal yang disebutkan di atas, salah satu dilema juga adalah dalam hal penokohan, di lain sisi tiap tokoh harus memerankan dengan sempurnah setiap gerik, laku, dan ucapan namun, di sisi lain bagaimana jika posisi tokoh tidaklah memungkinkan untuk melakukannya. Contohnya saja, dalam adegan noura yang sangat mengaharukan bertemu dengan orang tua kandungnya,dia harus berpelukan, okelah jika memang mereka adalah mahram satu sama lain, tapi jika tidak?. Ada yang mengatakan bahwa itu hanyalah tipuan kamera, manipulasi komputer namun bagaimana dengan mempertontonkannya?, memang sebuah dilema. Oleh karenanya, novel ini amatlah baik jika di filmkan namun, carilah memang yang mahram bagi tiap tokoh yang kemingkinan akan ada interaksi mahram(he..he...mang susah nyarinya....) or tidak usah di filmkan, karena jadi novel sudah sempurnah dan memang ada hal yang tidak layak untuk dipertontonkan.

Keluar dari semuanya, mengintip isi dan makna dari novel ini. Banyak hal yang bisa dipetik. Bagaimana mendakwahkan islam yang sebenarnya, islam yang damai ke pada orang di luar islam dengan tanpa tendensi apalagi amarah, lihatlah bagaimana kegigihan fahri menjelaskan semua pertanyaan dari alicia, seorang yang dikenalnya di kereta. Bagaimana memanagemen hati dari yang namanya perasaan cinta, dan juga bagaimana seharusnya kehidupan islami. Wallahu ‘alam.

Untuk men download Novel ayat-ayat cinta, silahkan anda klik link di bawah ini :



NovelAyatAyatCinta.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap