Nilai Dunia dalam Pandangan Nabi
Dunia adalah setitik air di tengah lautan
“Tiadalah perbandingan dunia ini dengan akhirat, kecuali seperti seorang yang memasukkan jarinya ke dalam lautan luas maka perhatikanlah yang tersisa.” (HR Muslim)
Dunia lebih hina dari bangkai kambing kuper
“Demi Allah, sungguh dunia ini lebih hina dalam pandangan Allah dari pada bangkai kambing kuper dan cacat ini dalam pandangan kalian.” (HR. Muslim)
Dunia adalah penjara Mukmin dan surga bagi kaum kafir
“Dunia ini adalah penjara bagi orang-orang mukmin dan sebagai surga bagi orang-orang kafir.” (HR. Muslim)
Dunia ibarat sayap nyamuk
“Andaikata dunia ini bernilai di sisi Allah sebesar sayap nyamuk, niscaya tidak akan diberikannya kepada orang kafir meski hanya seteguk air.” (HR. Tirmidzi)
Dunia ini terlaknat kecuali dzikrullah
“Ketahuilah bahwa dunia terkutuk dan semua yang ada di dalamnya terlaknat, kecuali dzikrullah dan segala apa yang serupa atau sederajat dengan itu, dan orang alim yang mengerti serta orang yang mempelajari.” (HR. Tirmidzi)
Hiduplah di dunia laksana musafir
Ibnu Umar ra. berkata, Rasulullah SAW memegang bahuku sambil berkata, “Jadilah engkau di dunia ini bagaikan orang asing atau orrang yang dalam perjalanan.” Ibnu Umar sendiri berkata, “Jika berada diwaktu sore, maka janganlah mengharapkan akan hidup sampai pagi. Dan jika kamu pada waktu pagi janganlah menantikan sore. Pergunakanlah masa sehat itu untuk bekal masa sakit, dan masa hidup untuk bekal kematian.” (HR. Bukhari)
Zuhudlah terhadap dunia
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu amal yang jika aku lakukan maka aku dicintai oleh Allah dan manusia.” Nabi SAW menjawab, “Zuhudlah terhadap dunia niscaya Allah akan mencintaimu dan zuhudlah terhadap sesuatu yang dimiliki orang lain, niscaya setiap orang cinta kepadamu.” (HR. Ibnu Majah, dan lainnya, hadits hasan)
Menatap orang yang ada di bawahnya
“Lihatlah orang yang lebih menderita yang berada di bawahmu, dan janganlah melihat orang yang ada di atasmu, karena demikian itu lebih tepat, supaya orang tidak meremehkan nikmat karunia Allah kepadamu.” (HR. Bukhari-Muslim)
Siapkan bekal kematian
“Orang yang cerdas adalah orang yang mengoreksi dirinya dan mempersiapkan amal untuk bekal sesudah mati. Dan orang yang bodoh adalah yang selalu menurutkan hawa nafsunya dan berangan-angan
Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar