Langsung ke konten utama

10 August 08

Tanggal 10 Agustus yang lalu, genap sudah umurku 22 Tahun.

************************************************************************

Lagi-lagi senyum mentari masih ada untukku. Allah masih sayang padaku, walau aku sadar banyak lalai, salah, khilaf, dosa dan kemaksiatan yang aku lakukan. Tak terasa sudah 22 tahun, aq menginjakkan kaki di bumi ini. Namun entah sudah banyakkah bekal yang aku persiapkan, sudah adakah hasil dari planning diri yang aku rencanakan?

Hidup penuh masalah, namun semua kan membuatku tuk lebih menghargai hidup. Yang penting bagaimana aq menyikapinya, bagaimana aq bangkit kembali menata hati, fikiran dan diri, walau terseok, susah dan penuh tangis. Begitu sulitkah menemukan esensi keikhlasan??

Semua telah berlalu! Itulah pernik hidup. Sekarang benahi diri, belajar, mengkaji, merenung dan berbuat. Insya allah aq bias!!! Dimana ada kemauan, ada jalan… ilahi, ku ingin berlari mengejar asaku, meruntuhkan egoku, menata hari esok, meninggalakan sedikit demi sedikit sifat keras kepala dan kekanak-kanakanku.

Laa Akhirati Ilal Jannah…Keep Fight & Keep Moving Forward..!!!!!

************************************************************************

Tak ada pesta yang perlu dirayakan

dan memang tak perlu ada yang namanya pesta.

Karena tahun yang lewat adalah rentetan pertanyaan

Apa yang telah kita lakukan di tahun-tahun kemarin

Dan apa yang kan dilakukan di tahun mendatang

Banyak hal yang harus kita lakukan

Jika kita lalai lagi kesempatan itu akan pergi

dan mungkin tak akan kembali lagi

Untuk apa umur yang baru jika mentalitas tetap yang dulu

kita ingin membuktikan jati diri

sebab kita adalah diri kita

bukan yang dikatakan orang lain.

Komentar

  1. hikzzz... 6 tahun yang lalu.....
    sekarang umurku sudah 28 tahun.
    dan mungkin saya masih akan berucap kata yang sama... :'(
    yaa Rabb.... peluklah aku dalam maghfirah-MU....

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap