Langsung ke konten utama

Pengenalan Diri

Ketika manusia pertama bangkit, dan menjadi sadar akan kehidupan duniawi pada pertama kalinya, dia melihat ke sekeliling, kepada danau dan sungai, gunung dan hutan, pada ikan-ikan yang melompat, pada burung-burung yang terbang, dan pada bintang-bintang yang kelap-kelip. Dia terdiam. Lalu dia memandang ke arah cakrawala pada matahari dan bulan, dan pada langit luas yang dipenuhi bintang-bintang. Dia terdiam. Kemudian dia memikirkan Tuhan. Dia diam lagi. Ketika dia telah memahami segala benda di sekitarnya, akhirnya manusia ini melihat pada dirinya sendiri dan berkata:

SIAPAKAH SAYA ???

Sudahkah kita sungguh-sungguh merenung tentang siapakah diri kita sesungguhnya? Di mana letak posisi kita dalam sejarah panjang peradaban manusia di bumi ini? Apa tujuan penciptaan kita? Apa karya penting yang akan kita hasilkan? Perenungan seperti ini sangat penting, karena dengan itulah kita bisa memposisikan diri kita secara tepat. Dengan itu kita bisa melihat seluruh potensi dan dimensi kehidupan kita secara lebih terpadu. Diharapkan dengan itu kita bisa memiliki keyakinan diri dan pikiran positif tentang diri kita. Keyakinan diri dan pikiran positif ini pada gilirannya bisa menjadi modal dasar bagi kita untuk menghasilkan KARYA BESAR.

Kata Dale Carnegie diri kita sebenarnya sangat spesial. Tiap-tiap kita adalah sesuatu yang sama sekali baru di muka bumi ini. Tidak ada seorangpun yang pernah ada dan akan sama persis seperti kita. Ia juga mengingatkan betapa kayanya kita. Betapa banyak kelebihan dan anugerah yang diberikan Allah SWT kepada kita. 

So….. be your self lah……!

Pengenalan diri itu penting dan butuh proses yang panjang untuk bisa mengenal diri kita secara mendalam. kenapa penting ? Karena hanya dengan mengenal diri kita, masa lalu kita, dan impian masa depan kita, kita bisa mengerjakan dan menghasilkan yang terbaik dalam hidup.

Nah ada tiga pertanyaan penting untuk bisa mengenal diri kita:
- Flashback ke masa lalu : 
  Dari manakah saya? Apa saja yang telah saya lakukan? Dengan demikian kita diharapkan     untuk belajar dari masa lalu, jangan hidup di dalamnya.
- Mengetahui potensi sekarang : 
  Siapakah saya ? Apa saja poensi yang saya miliki ? Apa minat saya?
- Merencanakan masa depan
  Sekarang, pikirkanlah baik-baik rencana ke depan. Akan kemanakah saya? Akan menjadi       apakah saya? Kan lucu kalo orang jalan tapi tak punya tujuan.

Tapi untuk tau diri kita sendiri, kita juga butuh orang lain. Tanyakan sama orang tua, kaka’, teman, “bagaimana saya di mata kamu?”

Segalanya ada dalam pikiran:
Yakin dan percaya diri
Apabila anda berpikir kalah, maka akan kalah
Apabila anda berpikir tidak berani, maka tidak akan berani
Apabila anda ingin menang tetapi tidak merasa yali,
boleh dikatakan anda tidak akan menang
Apabila anda berpikir untuk rugi, anda telah rugi
Karena di dunia ini kita temukan sukses dimulai dari segala dalam pikiran
Apabila anda menganggap diri anda unggul
Maka anda akan menjadi unggul
Anda harus bercita-cita tinggi untuk bangkit
Anda harus merasa yakin terhadap diri sendiri
Sebelum anda dapat memenangkan suatu hadiah
Perjuangan hidup tidaklah senantiasa memihak
Pada yang lebih kuat atau yang lebih cepat
Tapi cepat atau lambat ….
Sang pemenang adalah orang yang berpikir dia pasti menang…


Referensi:
Ibrahim, M.D. 2003. Mengelola Hidup dan Masa Depan. Jakarta: MHMMD Production.
Malkani, V. 2002. Who Am I? Teknik-teknik jitu meraih kekuatan jiwa dan kematang jati diri. Jogjakarta: Smart Book.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap