Tarwih ke Tujuh
menjadi sosok orang yang bertaqwa adalah seruan Allah kepada manusia, banyak hal dalam Al-Qur'an yang menjelaskan tentang bagaimana taqwa itu, dan jalan menuju taqwa. defenisi taqwa bukan hanya sekedar "takut" sesuai dengan arti secara harfiahnya, tetapi taqwa itu sendiri bagaimana kita berusaha menjauhi segala larangan-Nya dan melaksanakan perintah-Nya. analogi dari defenisi taqwa ini dapat digambarkan seperti orang yang sedang melakukan perjalanan jauh menuju sebuah tempat yang sangat mewah, sebuah tempat pesta. dalam melakukan perjalan itu tentulah harus meiliki bekal dan harus cekatan dalam melihat simpangan dan hambatan di jalan. banayk orang yang melakukan perjalan itu, tetapi tujuan mereka berbeda-beda, ada yang hanya sekedar ke sana, ada yang memang ingin melihat pesta tersebut, dsb.
dalam perjalanan menuju tempat itu, layaknya bepergian dengan banyak halangan, rintangan, duri, kotoran dan perangkap. orang yang menuju tempat itu, harus berusaha berhati-hati dan jeli melihat keadaan yang dilewatinya, dan juga berusaha pergi dengan pakaian terbaik dan tiba di tempat tersebut dengan tetap pakaian yang rapi dan bersih, tanpa ada noda kotoran yang menghinggapi pakaiannya. begitulah ibaratnya menuju ketaqwaan. salah satu jalan menuju ketaqwaan itu adalah melalui puasa di bulan ramadhan, seperti dalam firman Allah dalam surah Al-Baqarah 183 :
“ Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa."
untuk lebih meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, ada beberapa tips dari para ulama salaf, yaitu :
Muaqalah yaitu senantiasa mengingatkan diri bahwa kita hidup di dunia ini telah memegang janji dan amanah dari Allah SWT. dalam Surah Adz-dzariyat :59 (tidaklah AKU menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku". sehingga dengan kita mengingat hal ini, kita senantiasa menyetir segala perilaku dan diri kita, kita punya janji, kita punya amanah, yang tentunya itu harus dilaksanakan dan kelak akan diminta pertanggungjawabannya.
Muraqabah yaitu senantiasa merasa diawasi oleh Allah SWT. segala perbuatan kita, biar bagaimanapun kita merasa tidak dilihat oleh manusia atau makhluk lainnya, tapi niscaya ada dzat yang ,aha melihat yaitu Allah. ada sebuah kisah di zaman khalifah Umar Bin Khattab. suatu malam sang khalifah berjalan mengelilingi kota hendak melihat keadaan ummatnya di malam hari, hingga ia berhenti di sebuah rumah yang amat sederhana. dari dalam rumah tersebut terdengar pembicaraan antara seorang anak gadis dan ibunya, mereka adalah penjual susu sapi perahan. sang ibu pun berkata kepada anaknya "nak, alangkah lebih baiknya jika susu itu engkau tambahkan air, agar kita bisa mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kita" sang anak pun menjawab "bagaimana bisa bu, itu adalah perbuatan keji, kita telah menipu pembeli" sang ibu kembali menimpali"bukankah tidak ada orang yang melihat kita? tidak ada Umar yang melihat perbuatan kita?" sang anak menjawab"walau tiada Khalifah umar yang melihat kita, tapi tidakkah kita sadar bahwa ada yang melihat kita, ada Dzat yang maha melihat, Dia tahu apa perbuatan kita" sang ibu pun terharu dan tersentak. Khalifah Umar pun tersntuh hatinya, hinnga akhirnya ia datang melamar gadis tersebut untuk anaknya, hingga dari keduanya lahir seorang anak yang bernama Umar bin Abdul Aziz, yang oleh beberapa ulama menyebutnya sebagai khulafaurrasyidin yang kelima, karena sifat bijaksananya ia.
Muraqabah yaitu senantiasa menghukum diri ketika melakukan kesalahan atau kemaksiatan. dalam hal ini adalah menghukum diri tapi dengan perbuatan yang baik dan bersifat mengingatkan diri. hal ini agar kita selalu membiasakan diri melaksanakan kebaikan dan mempatron diri. kisah juga di masa khalifah Umar. suatu saat ia berjaln-jalan keliling perkebunannya, hingga shalat tiba. ia beranjak ke mesjid, namun ternyata setiba di mesjid jama'ah telah selesai shalat. Umar pun merasa menyesal dan merasa bahwa apa yang ia miliki telah melalaikannya, hingga akhirnya ia menginfakkan kebunnya tersebut untuk kepentingan ummat islam. sanggupkah kita seperti Umar?
Muhasabah yaitu senantiasa memuhasabahi segala perilaku dan perbuatan kita. apakah telah banayk manfaat dan amalan yang kita lakukan dalam kehidupan kita atau tidak.
Mujahadah yaitu bersungguh-sungguh melaksanakan segala perintah-Nya dan melaksanakan semua perbuatan baik. karena segala perbuatan tidaklah berjalan dengan baik ketika tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh.
semoga kita menjadi insan yang bertaqwa dan keluar dari ramadhan ini mendapat gelar la'allaqum tattaquun.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar