Langsung ke konten utama

Catatan Ramadhan

Ramadhan masih separuh lagi, tapi aku harus pulkam…. Padahal aq lagi senang di sini melaksanakn rutinitas ramadhan. Kalau aq di kampung, yakin dan percaya aq gak bisa berbuat banyak. Gak ada yang bisa aku temani pergi tarwih, dsb. Sedang kalu di kost-an aq merasakan betapa indahnya kebersamaan. Aq senang ketika berbuka ataupun sahur, kami merasakan ukhuwah itu, bersama masak, bercerita banyak hal, banyak tawa yang tercipta. Terkadang dengan kesibukan masing-masing membuat buka puasa hanya es teh,tapi semua sangat nikmat, terkadang rebutan makan pun membuat ukhuwah itu makin erat. Bersama pergi shalat tarwih, salaing menasehati, menguatkan jika ada yang lagi lalai atau malas. Yang paling lucu adalah aqseringkali terlambat datang di mesjid bersama salah satu temanku di kost, gimana tidak kalau ba’da maghrib tadarrusan trus makan, baru deh siap-siap pergi shlata tarwih, itupun harus ngantri wudhu. Begitupun subuh, sampai kami harus setengah berlari ke mesjid namun tawa selalu mengiringi, di tengah keangkihan kompleks perumahan yang sekan tidak peduli dengan keindahan bulan ramadhan, dengan enggan bergerakmenuju mesjid tuk meramaikannnya, jadilah suara-suara kami yang memecah keheningan subuh hari... terkesan kekanak-kanakan, tapi itulah indahnya kebersamaan................ Namun, semua harus aq tinggalkan, aq kan pulang ke kampung halaman sampai ramadhan nanti, karena aq lagi bertugas perkaderan di kampungku, inipun aq telah korupsi waktu, karena ada dua kegiatan yang berturut-turut TM1 dan TM2. Walau berat, tapi yang namanya amanah mau gimana lagi,....... Baru tiba di kampung, aq segera ke tempat kegiatan, ternyata kegiatan yang kedua kan segera dimulai lagi, artinya aq betul-betul terlambat. Pesertanya lumayan sekitar 33 orang dari 3 kabupaten, yaitu kab. Luwu utara, kodya palopo dan kab. Enrekang. Aq sennag melihat semuanya, apalgi dengan semanagt panitia yang seakan gak kenal lelah memasak walau seumuran mereka SMP dan SMA, disuruh untuk seperti itu, untung kalo mau, senang dengan kesungguhan fasilitator yang kebanyakan adalah adik-adikku. Mereka telah bisa, mereka telah mampu menjadi yang diharapkan. Aq ingat beberapa tahun yang lalu mereka yang jadi peserta dan aq jadi fasilitator, tapi sekarang aq bersama mereka mengelola forum........ aq juga senang dengan banyaknya peserta, walau puasa, mereka masih mau bersusah-susah kurang tidur untuk ikut perkaderan ini, yah semoga mereka bisa lebih baik, bisa bermanfaat dan bahkan kelak menggantikan kami semua. Namun semua sekaligus aq sedih dan miris, dengan kondisi yang ada, ternyata masih banyak yang harus dibenahi,, mungkin karena keadaan di sini kian makin tak kumengerti dengan pergaulan dan kebiasaan remajanya, membuat aq sulit. Masih banyak pergaulan yang masih perlu diluruskan, walau aru beberapa usai perkaderan, namun pergaulan yang sudah menjadi kebiasan mereka masih mereka bawa dan tampakkan, jilbab yang semestinya digunakan dan juga syarat sebuah jilbab yang syar’i seakan gak kelihatan dari diri mereka, memang itu idealnya dan gak semua orang bisa langsung berubah drastis, namuan aq ingat dahulu ketika kami baru usai perkaderan, doktrin jilbab dan pergaulan itu masih melekat di dada kami sampai beberapa lama, nanti juga akan di seleksai oleh alam. Aq sempat dekat dengan salah seorang panitia yang maish duduk di kelas 1 SMP, awalnya dia mengira aq juga peserta. Entah apakah karena aq yang kecil, atau mukaku yang imuet...(ceileee....) dia nanya aq dari sekolah apa, aq hanya mengatakan dari SMA 1, aq kan gak bohong, emang iya, tapi itu dulu.... lama-kelamaan dia tau aq bukan peserta, namun ia makin akrab denganku, aq sering ngobrol apa saja dan juga main ayunan bersama, semua mengundang senyum, tawa dan gelengan kepala teman-temanku, soalnya aq tambah kekanak-kanakan dan terkesan jadi anak kecil betulan bersama dengan mereka, didukung oleh postur tubuh... aq senang ia suka bertanya, aq pun sering menasehati dia ketika ia selalu menaikkan lengan bajunya,walaupun dia selalu berdalih ”baru selesai nyupir kak” Tapi masak sih tiap saat nyupir sih! Emang ia rajin banget nyupir dia kan paling adik diantara teman2x mereka panitia yang sudah SMA, belum lagi jika ia lupa atau malas shalat. Emang sih dia belum baligh, tapi kan harus dibiasakan. Umur tujuh tahiun aja sudah harus disuruh shalat kan? Ia pernah berceloteh ”kak, banyak panitia kok gak shalat” ” kita tuh, gak boleh lihat orang lain gak shalat, kita juga ikut2an, kalau mereka jahat, masak sih kita juga mau jahat, tidak kan? Aq harus selalu mengingatkannya terus untuk shalat setiap waktunya tiba, mengajaknya ke mesjid, yah mereka butuh untuk selalu diingatkan dan dikontrol, pernah ia ketiduran sampai gak shalat subuh karena kecapean, siangnya sebelum dzuhur ia tidur, hingga aq bangunkan tuk shalat, dengan lugunya ia berkata.. ”kak, kenapa dibangunkan? ”ayo. Bangun shalat dzuhur” ”kak, tadi kan aq gak shalat subuh, jadi aq bisa gak shalat dzuihur kan? Kan gak dimulai dari awal” ”lho gak gitu,katanya amalnya mau banyak dan ingin masuk syurga. Kalu gak mau shalat lagi nanti amalannya habis dan gak bisa masuk syurga. Justru kalau gak shalat subuh, jangan ditambah lagi dosanya dengan tidak shalat dzuhur, ayo, pergi wudhu!” Ia sering bercanda, kalau aqlah pencatat amalannya karena aq slalu mengingatkan itu, hingga aq pun selalu mengatakan kalau gak shalat nanti amalannya habis atau bahkan mines,ia pun bnagkit shalat, dan sudah mulai gak aq suruh lagi untuk shalat, ia sdah tergerak sendiri. Ini semakin menyadarkanku bahwa di sekitar kita amat sangat banyak orang yang masih butuh nasehat dan buth untuk selalu diingatkan, msih banyak adik-adik kita yang butuh untuk didampingi, karena pergaulan yang meyodorkan kebebasan dan hedon, apalagi dengan makin banyak orang tua yang gak menjalankan fungsinya sebagai orang tua, mengawsai, menasehati, mengontrol perilaku anak-anakanya.. bahkan sudah banya orang tua yang tidak peduli dengan rutinitas ibadah anaknya, yang mereka tuntut hanyalah prestasi akademik. Banyak pelajaran yang bisa aq ambil, lingkungan sekitar kita telah memanggil kita untuk mengabdi,untuk berbagi, untuk menginagtkan. Bukankah kebaikan itu bukan hanya ketika kita mengelurkan harta untuk bersedekah, berzakat, berinfak dsb. Ini juga zakat dan infak, tapi dalam bentuk yang berbeda. Aq pun merasa gak rugi balik ke kampung, karena aqpun bisa berbuat untuk orang lai. Teringat pesan Rasulullah ”orang terbaik diantra kamu adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap