Gemuruh itu bukan bencana alam, bukan tawuran dan juga bukan agresi militer israel. Ia ada tapi tidak tampak, ia memiriskan tapi tidak diperhatikan. Entahlah apa yang telah terjadi........
Bagunan itu telah tua, sudah banyak sejarah dan peradaban yang dihasilkan. Namun, banyak yang kan marah kalau dikatakan rentah, karena ia bukan manusia yang telah dimakan usia. Ia tua tapi makin menampakkan baktinya, namun sungguh bukan tua-tua keladi.......terlalu dramatis kan???...
Yah, memang seperti itulah karena telah banyak cita, asa, harapan yang telah terwujud dan akan digapai. Namun tahukah kalian bahwa telah terjadi kesemrautan, kekecewaan, dan pembantaian di sana?? Kalian mungkin selalu melihatnya dan lalu-lalang di depannya, tapi jarang yang tahu ada apa di dalamnya. Wajahnya makin kusam, idealismenya telah diinjak-injak, dan nuraninya ingin berteriak. Tapi lagi-lagi mungkin tak ada yang mau peduli... karena ia hanya dijadikan tempat tuk bernaung, tempat untuk mencari rasa aman, tempat tuk merealisasikan keinginan, sarana mewujudkan kepentingan!!! Seperti itukah??? Apakah memang spirit itu yang selama ini ingin diwujudkan??? Apakah sekolah yang ada di dalamnya telah menempa semua yang ada untuk selalu berfikir seperti itu??
Kini seperti tak ada damai di dalamnya, entah kemana semua pelajaran yang telah bertahun-tahun di dapatkan, entah lenyap. kemana moral, dan juga idealisme yang selalu terazzamkan. telah tua! Dan makin tua akan kepusingannya melihat realitas yang ada. Tak ada lagi lagu perdamaian yang slalu didendangkan, tak ada lagi ukhuwah yang selalu menjadi penopang kebersamaan, tak ada lagi rambu-rambu hidup yang menjadi acuan dalam melangkah. Semua telah terbutakan!!! Dimanakah nilai dan etika itu??? Telah hilangkah idealisme itu, seiring kaki-kaki agresi yang siap mengayunkan takdir kematian???
Bangunan itu kian sepi? Entah memang ditinggalkan penghuninya, atau penghuninya telah dipaksa untuk keluar!! entah telah berapa lama, kesunyian itu menjadi pemandangan umum baginya. Bukan hanya sepi keadaannya, juga sepi etika, sepi idealisme, sepi kepercayaan, sepi kujujuran, sepi ukhuwah, namun semoga tidak sepi dari mengingat Rabb-nya...... sejak kapan semua terjadi? Sejak kapan tapak-tapak kolonialisme itu muncul? Sejak kapan orang-orang dalam bangunan itu semakin aneh? Atau memang semua dianggap sebuah perubahan menuju keniscayaan???
Pandanganku nanar dan miris melihatnya... entah apa yang dapat terlukiskan untuk menyampaikan apa yang telah terjadi. Karena semua dianggap hal yang lumrah, dan dianggap itulah "CHANGE"!!!. Kuharap suatu saat, entah itu mukjizat atau apa, segala kan kembali.. kuingin melihat keceriaan itu kembali, kuingin kembali bermain di tamannya yang asri..
Bangunan itu, kian tua, kian murung, dan kian sepi... namun masih ada setitik harapan tuk mengantarkannya menuju keceriaan dan kedamaian ukhuwah...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar