Langsung ke konten utama

Catatan Desember '11

Kali ini kembali berjuang, mengumpulkan tenaga dan pikiran tuk menjadi yang lebih baik. inilah asaku, inilah harapanku, walaupun tidak persis dengan yang aku impikan namun inilah yang sekarang bisa kulakukan dan inilah yang terjadi. begitulah hidup, terkadang apa yang kita harapkan bukan itu yang terjadi pada kita. dan apa yang terjadi pada diri kita tidak selamanya adalah sama dengan skenario kita. semua akan dianalisis oleh sang pembuat skenario, mana diantara semua harap kita yang layak dan signifikan untuk diri kita. kita tidak setuju? apa dayamu? kamu bisa apa? Laa haula walaquwwata illahbillah.........

Skenario itu berjalan natural, amat sangat alami hingga tak kau sadari dirimu tak lagi mencaci keadaan, tidak lagi menggerutu dengan fakta yang ada dihadapanmu karena semua itu telah menjadi sahabat dalam keseharianmu. tak kau sadari semua melekat, menyatu dalam relung kehidupanmu, berpacu bersama dnyut nadi, berhitung detik kehidupan. skenario yang amat luar biasa....

Dahulu kuimpikan menjalani semua ini jauh di sana, mengejar mimpi. dan aku tidak sendiri, ada sahabatku sama sepertiku. kini semua itu adalah kenangan terindah asa yang pernah kami punya. mungkin aku bisa melanjutkannya, tetapi tidak dengan sahabatku. skenarionya lebih indah, karena ia lebih dahulu dipanggil oleh sang pembuat skenario. mungkin di sana dia memandangku, melihat seberapa besar perjuanganku. akankah aku runtuh, goyah dan mundur dari perjuangan ini? karena kutahu, kali ini lebih dari perjuangan sebelumnya. menyeimbangkan antara semuanya, dengan kondisi kesehatan yang selalu saja drop. akankah aku mengeluh?? apakah tiap hari akan kuisi hari-hariku dengan mengeluh?? apakah semua akan selesai dengan mengeluh?

Ya',... bangkit.. lihat di hadapanmu, dunia masih kecil tuk kau taklukkan, dunia masih hijau yang kau ketahui. bermimpilah... berlarilah... raih asamu.. tetap semangat menghadapi semuanya. bukankah di sana ada dua sahabatmu yang tersenyum memandangmu dari kejauhan??? dia kan tersenyum melihat perjuanganmu, karena kamu bisa melanjutkan asa itu.... tetaplah berusaha, tetaplah tersenyum.. tetaplah berbuat yang terbaik... ingatlah, semua yang kita lakukan yang diawali dengan keikhlasan dan dilaksanakan dengan keikhlasan pula, maka Allah akan berusaha mengijabah usaha-usaha kita. dan selagi kita diberi cobaan hidup, yakinlah kita pasti bisa melewatinya, mengapa??? karena Allah-lah yang memberi kita, dan dia Maha tahu akan segalanya, tahu seberapa sanggup kita... jadi yakin saja kita bisa..........!!!

Ya Rabb, kuatkan kaki ini melangkah mengitari tapak kehidupan ini. kusadari semua pun makin membuatku larut dengan dunia, larut dengan aktivitas, larut dengan kerjaan, larut dengan tugas, namun aku lalai dari larut bermunajat kepada-MU. Rabb, jangan Engkau jauh kepadaku, renkuh diri ini dan tetapkan tuk slalu berada di jalanMU.......

"...Laa yukallifullahu nafsan illah wus'aha lahaa makatsabats wa'alaiha maktatsabat...."
dan mengenangmu sahabatku : wawa dan chemmi, Uhubbukumfillah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap