Langsung ke konten utama

Di kesunyian ini

Waktu sudah hampir menunjukkan pukul 00.00, tetapi tak sedetik pun mata ini terpejam. masih saja membaca deretan kata n kalimat, web demi web.. blog demi blog..pdf demi pdf.... file demi file... hm... mencari inspirasi.... dimanakah ia?? kenapa smpai skrg rasanya belum ada juga yang nyangkut?? ya Rabb... mudahkanlah.......

suara jangkrik dan katak di kesunyian ini, menjadi ritme tersendiri.. membentuk nada-nada malam... bersatu dengan kesunyian yang terdekam dalam dinginnya malam...... rasanya ingin meninggalkan semuanya, dan larut dalam mimpi yang indah... namun, semua harus dipaksakan.... semua harus dilakukan... semua harus dikerjakan.... seperti kata prof suradi, semua harus didesak, dipaksakan, karena dengan begitu kita bisa segera menyelesaikannya, karena keinginan dan ide itu bisa muncul karena keadaan yang mendesak...


Yah,.... terkadang memang kita mesti bisa memaksakan diri kita melakukan sesuatu, di situlah akan terlihat bagaimna kita bisa melawan diri kita sendiri untuk bisa menyelesaikan sesuatu.. itulah proses pendewasaan (kata pak Rahman dalam kuliah filsafat). apapun yang kita jalani, jadikan semua sebagai proses pendewasaan, walaupun berat, jadikan semua sebagai sebuah proses, yang penting kita selalu berpikir positif. apa yang diberikan oleh dosen adalah alu yang yang pertama, kitalah yang menentukan pukulan alu selanjutx jika kita menginginkan sebuah proses menuju hasil yang kita inginkan. bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan sesuatu seperti yang kita inginkan tanpa da usaha dari diri kita, itulah pukulan alu selanjutnya untuk memecah semua yang ada menjadi sesuatu yang lebih bermakna.  pikirkanlah semua dengan baik, ada banayk cara menyelesaiakn semuanya. "banyak jalan menuju ke roma". begitupun dengan apa yang kita jalani saat ini, ada banyak jalan, dan mungkin tidak seperti jalan yang biasanya, penuh perjuangan, penuh resiko, penuh pengorbanan, tapi lakukan saja... itulah mungkin caranya. mungkin terlihat aneh, atau maksa atau "nakal", seperti kata pak Ilham "boleh nakal, tapi jangan jahat. karena memang menyelesaiakn sesuatu itu mesti dengan N-AKAL"..


Trima kasih untuk semua dosen-dosen yang telah memberiku banyak hikmah, memberiku banyak inspirasi, semangat, dan memaknai segala yang kujalani supaya bisa lebih baik, lebih kufahami, lebih kuilmui... 

Detak jam kian jelas terdengar, detik terus saja berlalu, meninggalkan masa demi masa.. berganti,,,,,.... namun, semua kepelikan tugas bersatu dalam kepelikan yang lain, yang tidak kumengerti, yang hanya coba kumengerti, mungkin juga hanya bisa ku renungi... apakah seperti itu..??? hm... semua hanya dugaan, mungkin juga praduga. 

Rabb,.. Engkaulah Maha Segalanya.... mudahkanlah urusanku, mudahkanlah jalanku... ampunilah kesalahnku.. tetapkan ku dijalanMU... tegur aku dalam salah dan khilafku... 

"Yaa Muqallibal quluub tsabbit qalbi 'aladdinik..

Makassar, dini hari.... 25 Desember 2011 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap