Fabiayyi 'alaai Rabbikuma Tukatsiban...
maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang engkau dustakan......
Mentari di awal tahun menyapa dari ufuk timur sana, walaupun ia lambat menyapa pagi karena hujan telah izin mendahului, mengguyur bumi, seakan ingin mengguyur semua dosa-dosa di tahun lalu. dosa dan kesalahan yang entahlah kita sadari atau tidak, kita sesali atau tidak, kita renungi apa tidak, kita bertekad untuk tidak mengulanginya atau tidak... semua tergantung individu kita masing-masing. yang jelas, tahun lalu telah berlalu, bukan hanya menjadi sejarah, tetapi kelak menjadi catatan kronologis hidup kita di hadapan Allah. yah, semua sudah berlalu... pergi.... dan tak akan mungkin kita bisa mengembalikan yang telah berlalu.
Pagi ini, suara burung begitu ceria menyambut pagi, mereka lebih bersemangat menyambutnya dibandingkan dengan manusia yang hingga pagi ini, masih banyak yang terlelap dalam tidur pulas, efek dari aktivitas semalam. bagaimana tidak, jika semalaman suntuk dihabiskan dengan berpesta pora menyambut awal tahun dengan berkembang api ria, berpetasan ria, berkonvoi ria, turun di jalan-jalan, bakar jagung, dan seabrek aktivitas alain. seolah semalam adalah puncak pesta pora mereka. dengan berbagai cara mencoba mempoles malam untuk menyambut awal tahun. sebuah euforia.............
Lalu apa yang sudah dipetik dari aktivitas semalam? adakah semua memberi manfaat? banyak hal yang mesti kita renungkan bersama.. berapa banyak uang yang habis semalaman terbakar bersama kembang api dan petasan? bergunakah ia? bukankah akan lebih baik menggunakannya atau memberikannya kepada yang lebih membutuhkan? kalau berdalih sebagai wujud suka cita bisa mendapatkan tahun 2012, apakah memang harus dengan seperti itu?
Tahun yang berlalu, mestinya bukan untuk diakhiri dengan begitu saja. ada banyak hal yang telah terjadi dan kita lakukan di tahun yang lalu, semua mesti kita renungi, kita muhasabahi, apakah semua masih punya manfaat untuk kita? apakah sudah lebih baik dan banyak manfaat yang kita peroleh? ataukah banyak kesalahan atau dosa yang kita lakukan dan mesti kita bertekad untuk meninggalkannya..
Dan tahun depan adalah sebuah harapan, sebuah mimpi, sebuah asa... kesenangannya bukan karena kita sudah berada di dalammnya tetapi, karena kita masih diberi kesempatan oleh-NYA untuk mengejar semua itu, untuk memperbaiki yang telah lalu dan berdo'a serta berharap, semoga ke depannya kita bisa lebih baik, bukan karena penghidupan kita semata, tetapi yang lebih penting adalah iman dalam diri kita...
Terpenting dari semuanya adalah, mari kite renungi, apakah memang tahun baru masehi adalah tahun baru kita? lalu mengapa kita rayakan? mengapa kita begitu semangat menyambutnya? bukankah muharram sebagai awal tahun baru kita sudah lewat? sedangkan kita hanay berdiam diri, cuek dan mungkin juga tidak mengetahui bahwa tahun baru kita sudah hadir. dan andaipun bisa merayakan awal tahun, mengapa bukan pada saat muharram lalu? itu andai memang bisa, namun itu pun tidak bisa. lalu mengapa tahun baru masehi kita rayakan? bahkan kita sambut dengan euforia yang luar biasa...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar