Langsung ke konten utama

Sebuah Senyum Abstrak

Bismillahirrahmanirrahim......
Rabb, kembali ku sebut nama-MU di pagi yang dingin ini. hari ini seperti kemarin, hujan kembali mengguyur bumi. Suasana sepi seperti tak ada aktivitas. mungkin hujan telah membuat manusia enggan beraktivitas, namun, di sini kusingkirkan malas dan lelah walau mata dan tubuh ini rasanya ingin berucap kalau ia masih ingin beristirahat. semua mesti dipaksakan, mesti gimana lagi? besok deadline-nya sudah tiba. insya Allah mesti tetap semangat...........

Pagi ini begitu kelam dengan mendung yang menggelayiti langit, tetapi di sini justru kusunggingkan senyum. senyum karena ku bisa melawan kemalasanku. Hm.... mungkin bukan hanya karena itu. di sini ada senyum yang tidak kupahami, senyum abstrak dalam barisan imajiner. susunannya bersatu bersama deret fibonacci, ternotasi dalam sigma, terbatasi oleh integral, mendekati limit tertentu, dalam lingkaran kehidupan, di dimensi ruang dan waktu, yang tidak bisa dihitung dengan kalkulus, dianalisa dengan statistik, tidak masuk dalam bab logika dan kombinatorik, tidak mempunyai metodologi penelitian tertentu, dan bukan pula masuk dalam himpunan problem, tidak hanya terlihat secara psikologis, namun juga terpikirkan secara filsafat.... :-)

Walau ku tahu senyum itu hanyalah abstrak, dan hanya DIA yang mengetahui segala yang nyata maupun yang abstrak. tapi, izinkan aku tuk tetap tersenyum pagi ini. Senyum yang juga tidak kumengerti, seperti tak kumengerti mengapa ritme hujan di luar sana seperti itu..........

Di temani rintik hujan, 27 Desember 2011

Komentar

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap