Gelap... masih setia menemani bumi, walau di keauhan ufuk timur sana mentari telah malu-malu menampakkan sinarnya, walau di sini kicauan burung hapir tidak terdengar lagi. mungkin karena pohon sudah jarang ditemukan.... nuansa kota........
Berburu waktu... itulah yang terjadi tiap pagi, bangun dari lelapnya mimpi harus segera berpacu dengan waktu untuk bersiap-siap menuju sekolah, dengan harapan sampai ke sekolah tepat waktu. hm.... segera...segera...segera..... kejar waktu.. sebentar lagi jam menunjukkan pukul 06.00 pagi, itu artinya harus segera berangkat.
itulah rutinitas tiap pagi, ketika masih banyak yang terlelap dan bersantai dengan pagi, dengan segelas susu dan roti, ku harus berpacu dengan waktu, hingga untuk sarapan pun terkadang tidak bisa atau dilakukan dengan terburu-buru..., "salah sendiri, kenapa ndk bangun pagi-pagi jam empat?", mungkin itu pertanyaan yang akan diajukan, tetapi, begitulah.. kelelahan akibat rutinitas membuat malam begitu nyaman untuk beristirahat, dan memang tiap malamnya harus mengerjakan aktivitas dan kerjaan yang masih tertunda siang tadi. eits..... JANGAN MENGELUH..........., ok...????
Langkah kaki seperti biasa, menyusuri jalan kecil... di sudut jalan menuju jalan yang ramai, sebuah gerobak tua sedang markir di sudut jalan, baunya pun tercium bau sampah dan sekilas kulihat sosok yang sedang celingak-celingku mencari sesuatu. oh..... dia adalah pencari plastik, atau botol bekas yang sudah dianggap sampah oleh orang lain. masih pagi gini dia sudah bertaruh hiudp dengan cara seperti ini, demi sesuap nasi.... Alhamdulillah, aku masih bisa merasakan lebih dari dia. wajahnya ditutup dengan kain dan menngunakan topi, bajuny sangat sederhana dan terbilang jauh dari kesederhanaan. tapi.... tunggu.... bukankah dia seorang perempuan?? kuamati ia sekilas, yup... ia seorang wanita, seorang ibu..... :'-(. Rabb... sedih rasanya melihatnya, kuteringat ibuku... apa kabarmu ibu?? Alhamdulillah ibuku tidak berjuang seperti ini..... tetapi perjuangan ibu ini sungguh luar biasa, ia rela melakukan pekerjaan seperti ini demi membantu keluaganya mencari nafkah...... dengan mengayuh gerobak, mencari sisa-sisa plastik sampah, mencari sebuah harapan...... kau wanita yang tegar........
kaki ini melangkah tetap dengan pikiran tentang ibu tadi.... di persimpangan jalan di hadapanku terlihat dua orang anak sedang mencari sesuatu, juga dengan gerobaknya........ ya Rabb.... ini juga sungguh memilukan... dua orang anak kecil mengayuh gerobak untuk mencari plastik, botol dan sampah lain yang bisa dijualnya. mereka masih amat belia, masih kecil, di atas gerobak seorang bocah laki-laki di bawah umur lima tahun sedang seorang anak perempuan mengayuh berobak tersebut, jika dilihat mungkin ia masih berumur delapan tahunan. sekecil itu sudah bertaruh nasib??? oh.. Tuhan,..... begitu kejamnya dunia ini.... mereka belum tahu apa-apa.. mereka harusnya masih bermain dengan teman sebaya mereka.. mereka punya hak untuk menikmati masa kanak-kanaknya... namun, ketika mentari menyapa mereka harus segera mengadu nasib... tawa mereka adalah tawa lepas, mungkin tanpa beban karena mereka tidak tahu kapan semua yang mereka jalani akan berakhir.......
ku bersyukur, aku tidak sampai seperti mereka hidup di jalan, menggantungkan mimpi. di sini ku masih mendapatkan hidup yang masih lebih baik dari mereka, namun mereka tetap saja berjuang tiap hari, mungkinkah mereka letih...?? mungkin iya, tetapi yang tampak adalah wajah penuh perjuangan mereka. jika mereka yang hidup seperti itu masih semangat bertaruh hidup, tidak tampak mengeluh.. lalu mengapa kita yang mendapat hal yang lebih tidak bisa lebih bersemangat, lebih bersyukur dan lebih memaknai hidup...???
Makassar, 14 Desember 2011
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar