Langsung ke konten utama

"Why"

Ini hari ketiga setelah mereka ulangan semester, namun baru hari ini sempat membuka hasil ujian mereka. Satu harapan, ketika membuka lembar demi lembar, yang terlukis adalah senum penuh kepuasan karena mereka menyelesaikan soal dengan baik. Bagiku soal ini sangat lebih mudah dibandingkan soal di tahun sebelumnya dengan guru yang berbeda, karena menyesuaikan dengan tingkat rata-rata siswa yang ada, dan berharap semua akan baik-baik saja. Apalagi sebelumnya sudah dilakukan latihan-latihan soal sebelum ujian. ahh........ semoga saja......

Ada empat tumpukan ulangan.. Bismillah..... kubuka perlahan, ku ambil selembar kertas jawaban... hm... ada yang kurang, aku belum membuat lembar jawaban untuk pemeriksaan, kan pilihan ganda lebih banyak, jadi mudah memeriksanya.... 

Lembar pertama..... keningku berkerut.. hm... tapi memang ini berada dlam kategori rata-rata, wajar.... hiburku perlahan.... lembar kedua... ketiga.. keempat... keduapuluh....... keningku makin berkerut........... satu tumpukan sudah selesai.... dua tumpukan..... tiga tumpukan............... arghhhhhhh............. keningku bukan saja berkerut tapi rasanya muka dan pikiran ini juga sudah berkerut..... mengapa seperti ini..??? nilai yang setia terpampanng di depanku hanya nilai 4, 5 dan 6. itupun nilai 6 hanya terbilang bebberapa orang saja....

Malas rasanya melanjutkan tumpukan terakhir.... pikiranku menerawang setiap kejadian di kelas sebelumnya, dan berpikir... ' kenapa ini bisa terjadi?', why and why..??? ada banyak pertanyaan yang melintas, ada banayk jawaban yang jd dugaan... apa iya???? 
apa yang salah...?? apakah diri ini yang tidak bisa mengalirkan dengan baik materi? apakah metode yang salah? atau apakah memang materinya yang susah? ataukah karena soal yang kuberikan terlampau sulit bagi mereka?? ataukah mereka yang malas belajar?? atau... atau.... huuffft................ makin banyak simpulan-simpulan intuitif yang ku kumpulkan..... terus terang, sebagai tenaga pendidik, salah satu kesenangan dan kebahagiaan tersendiri yaitu ketika siswa kita bisa megerjakan dengan baik soal yang kita berikan. ketika tidak, maka kita merasa telah gagal mendidik mereka.... so, apakah aku telah gagal...???? aghhh,..... lagi-lagi simpulan intuitif.....

Tumpukan kertas keempat, enggan rasanya mengambilnya... tinggal satu harapanku agar bisa ku sunggingkan senyum, semoga tumpukan terakhir ini ada yang dapat nilai 10, semoga... masih ada dua jagoan yang kuharapkan..... tapi, lagi-lagi kalut, jangan-jangan tidak seperti yang kuharapkan......

Hufft... lebih baik mendinginkan suasana hati dengan OL, siapa tahu ada yang bisa diajak sharing, curhat atau apalah........... hingga aku bisa lebih tenang.......... 

Pesan pertama yang kudapat, membuatku berpikir... dan menelaah kata-kata itu.....
"perasaan sperti itu wajar..tapi jangan menyalahkan diri sendiri..kita manusia punya keterbatasan..dan yang bisa kita lakukan adalah lakukan yang terbaik sebisa kita, sebatas kemampuan yang kita punya..dan buat perancanaan yang lebih baik untuk hari esok dan selebihnya TAWAKKAL..prakteknya..coba renungkan dimana kira2 letak kekurangan cara mengajarta slama ini,,dan ingat bgaiamna respon siswa,gali informasi dimana letak kesulitan mereka dalam belajar...kemudian buat perencanaan yang lebih baik dari yang tlah dilakukan slama mengajar kmarin dan serahkan semunaa pada Ilahi rabbi soal hasilnya..mengenai tugas..buat skala prioritas..dan yang paling penting kesehata tetap dijaga..jika waktu makan ya makan..jika waktu tidur ya tidur..Tuhan tidak mengajarkan kita merusak diri hanya untuk mengejar nilai A..skali lagi..hikmah adanya ajaran tawakkal karena tidak slamanya yang diinginkan dan direncanakan itu sesuai keinginan krna hanya Ilahi Rabb yang Maha Tahu...sekian dan terima kasih hehe^_^"

Itulah nasehat pertama yang kuperoleh hari ini. yah, banyak hal yang harus ku benahi, harus ku perbaiki dan harus kulakukan... apalagi semester depan tgas kampus makin banyak, itu artinya aku harus mempersiapkan segala sesuatunya dr sekarang,.... hm........ syukran atas nasehatnya.....

Di list kontak fb yang ol, mataku tertuju pada sebuah nama.... bukankah itu siswaku??? kayaknya ini momen yang bagus... aku ingin berbagi dengannya, aku ingin bertanya padanya.......
darinya kutanya mengapa semua bisa terjadi, apa yang salah... dia ahany berkata "tidak tahu" karena di kelas sebelumnya nilainya bagus. aku pun bertanya "apakah bu guru yang salah?' apakah bu guru yang tdk mengajarkan materinya ataukah karena kesalahan bu guru yang lain?, dia hanya berkata "karena faktor malas". sejenak ada rasa lega, karena ada pembenaran bahwa aku tidak  bersalah, namun lagi-lagi... aku bertanya, ini baru interpretasi dari 1 orang, belum mewakili semuanya.... benarkah??? atau juga hanya intuisi???? aku pun mengatakan bahwa, aku begitu kecewa  dengan kenyataan ini, karena tidak hanya di satu kelas, tapi hampir semuanya........ aku pun berkata kalu aku begitu kecewa dengan semuanya dan ingin rasanya menangis,... sejenak kulihat ia segera menuliskan kata-kata yang mebuatku terharu.. sedikit dialog itu........


"
·         oh, my GOD what happen.... if like that, i will cry... :'-( and I like the increased pain
.........................
Tp saya janji semester 2 kembali nilaiku seperti semula rata-rata 8,9, sekalian 10 untuk Ƨeüåª ulangan math
·         Ok
·         Bu'
................
o        okay. I hold your promise 
and i hope like u say
................
§        I know. And I'm sorry for it. I swear I don't do it again. Hold it ;)
§        Ok bu
..................
§        ok
§        i hope so like that
.......................................

"
Ada sedikit kelegaan, minimal apa yang kurasakan telah tersampaikan pada salah satu dr mereka,,,,, tetapi tetap saja, ku harus mencari apa benang merah dari semuanya..................

Hingga detik berganti, menit dan juga jam berlalu, tumpukan keempat itu belum juga kuselesaikan...... tumpukan penuh harapan..........................

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap