Memang seperti itulah ia
Ia adalah cinta
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu
Sampai pikiranmu
Sampai perhatianmu
Berjalan, duduk, dan tidurmu...
Bahkan di tengah lelapmu,
Isi mimpimu pun tentang ia
Tentang ummat yang kau cintai...
Lagi-lagi memang seperti itu ia
Menyedot sari pati energimu
Sampai tulang belulangmu
Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu
Tubuh yang luluh lantak diseret-serat
Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari..
Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu...
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu..
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu...
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu...
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu...
Sampai kau temukan sebentuk bahagia bersamanya
Yang tak dapat ditukar dengan apapun
Bagaimanapun kondisinya
Karena ia adalah cinta
Dan ia adalah dakwah
..........................................................
Ia adalah cinta
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu
Sampai pikiranmu
Sampai perhatianmu
Berjalan, duduk, dan tidurmu...
Bahkan di tengah lelapmu,
Isi mimpimu pun tentang ia
Tentang ummat yang kau cintai...
Lagi-lagi memang seperti itu ia
Menyedot sari pati energimu
Sampai tulang belulangmu
Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu
Tubuh yang luluh lantak diseret-serat
Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari..
Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu...
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu..
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu...
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu...
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu...
Sampai kau temukan sebentuk bahagia bersamanya
Yang tak dapat ditukar dengan apapun
Bagaimanapun kondisinya
Karena ia adalah cinta
Dan ia adalah dakwah
..........................................................
Ingin rasanya menangis membaca tulisan ini, dan kemudian berpikir... sudah berapa lama aku tidak berada dalam kancah dakwah seperti sebelumnya?? hingga hampir tak dapat kuketahui lagi bagaimana dunia dakwah.. dunia penuh dengan harapan, idealisme.. lalu apakah aku kini tidak punya idealisme???
Semua kita punya idealisme, dan itulah yang senantiasa kita pegang dan kita perjuangkan. walau kini keadaan yang membuat semua berbeda dengan yang dulu, namun di sini idealisme itu masih terpahat, walau mungkin memudar atau terkikis. itulah sebuah rute hidup, kehidupan terkadang memaksa dan membius keseharian kita untuk lupa akan idealisme, lupa akan rutinitas sebelumnya. menawarkan rutinitas baru, yang mungkin berbeda dari sebelumnya dengan dalih, tuntutan kehidupan..."life must go on". Lalu apakah mesti meninggalkan semuanya???
Rabb,.. ku rindu dengan semuanya.. ku rindu perjuangan itu... walaupun mungkin belumlah seberapa dibandingkan perjuangan Rasul-MU, tetapi bagi kami yang lemah ini sudah menjadi senyum tersendiri bagi kami, itulah bahagia kami... langkah kecil kami, suara parau kami, dan juga ide sederhana kami... karena kami yakin proses yang Engkau lihat, bukan hasil yang telah kami capai... segalanya Engkaulah yang menentukan selanjutnya....
Ku rindu perjuangan itu... namun satu hal yang bisa membuatku masih tetap tersenyum, mungkin jalan dakwah itu rutenya telah beda dari yang dulu. kali ini ku berjuang pada ranah yang lain, dan semoga semua ini masih dalam lingkup dakwah di jaln-MU....
"...karena dakwah adalah cinta..."
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar