Langsung ke konten utama

Afwan...Ku Masih tetap di Sini...

Kesunyian kembali membingkai malam. yang terdengar hanya suara mereka di luar sana. sedang di sini, kembali ku mengingatmu ibu.. ayah..... kembali ku amat merindukanmu......

Kepala ini, rasanya ingin pecah, entah sejak kapan semua seperti ini. ingin rasanya berhenti dari rutinitas ini, tapi apalah daya, semua harus tetap aku jalani. aku masih harus bersabar. namun, sakit itu selalu saja menyita waktuku untuk berbuat. Rabb.. lagi-lagi, maafkan aku yang mengeluh. Rabb.. ku mohon kesembuhan dari-MU.

Di tengah sakit kepala ini, ku dengar sebuah rekaman file, "puisi tentang ayah dan ibu". ku tahu, bulir itu akan jatuh, namun aku tetap ingin mendengarnya. semoga, aku bisa lebih baik dan mungkin saja bisa mengurangi sakit kepala ini. pelan.. ku putar dan ku dengarkan dengan seksama. kata demi kata begitu indah, dan tanpa ku perintah pun bayang keduanya bermunculan silih berganti. ayah.. ibu....

Ah.... mestinya aku lebih bersyukur, masih memilikimu dengan lengkap. walau dengan jarak yang jauh dan terbiasa dengan keadaan jauh darimu hingga terkadang diriku tak sadar bahwa ternyata aku masih sangat membutuhkanmu dan bergantung padamu. 9 tahun sudah.. berada di tempat ini, mengenyam ilmu, menapaki nasib dan menjajaki kehidupan. ternyata sudah begitu lama aku tak berada di dekatmu, mencium tanganmu ketika bepergian. aku rindu dengan suasana itu... ayah.... ibu...... begitu indahnya bisa berada di dekatmu, menjadi malaikat yang selalu menemaniku, mendo'akanku bahkan sampai aku sebesar ini...

Puisi itu.. mengingatkanku padamu.. pada kalian berdua yang selalu menemaniku... dan ku ingat jika telah berbulan-bulan tak pernah melihatmu.. menyapamu.. mendengar ceritamu.. membuat masakan buatmu. kurindu dengan semua itu. dan hampir pula kulupa bahwa dirimu kini dalam usia senja, usia dimana semestinya aku yang gantian merawatmu, memperhatikanmu. sekarang waktuku untuk berbakti padamu, kalian layak mendapatkan semua itu dari anak-anakmu. Tapi bagaimna kenyataannya? aku masih di sini, terpekur dalam ritme kehidupan, yang banyak menyita waktu. hingga hampir tak ada waktu untuk menemuimu.

seperti saat ini, sudah beberapa waktu, aku belum juga menemuimu,....

Komentar

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap