Langsung ke konten utama

Sederhana Saja.....

Tersenyum mencoba memaknai hidup....
Apa yang akan terjadi pada diri kita, tak ada yang akan mengetahuinya. teringat Firman Allah "boleh jadi kamu membenci sesuatu sedangkan bagi Allah itu baik bagimu". begitupula yang terjadi pada diri kita, terkadang kita membenci sesuatu, tetapi pada kenyataannya tanpa kita sadari dan tanpa kita minta, menjadi sesuatu yang kita sukai. sebaliknya juga, terkadang kita menyukai sesuatu, namun pada kenyataannya akan menjadi sesuatu yang amat kita benci. dan Allah-lah yang Maha Tahu apa yang akan terjadi. wajarlah jika jika kita mesti sederhana dalam mengekspresikan perasaan kita. biasa saja.. sederhana saja.....
.............................
Lagi-lagi ngomong masalah feel... bukan lebay lho.. langsung aja kepikiran untuk merenung tentang gimana hidup ini. 

Dalam beberapa kesempatan, ngobrol bersama teman-teman. dan sampailah pada pertanyaan : "pilih mana, dicintai/mencintai orang yang tidak menikah dengan kita, atau dinikahi/dicintai oleh orang yang tidak kita cintai?". hm............................... siapapun tentunya ingin selalu bahagia, selalu ingin mendapatkan apa yang dingini, dan apa yang dia impikan menjadi kenyataan. siapa sih yang gak mau menikah dengan orang yang dicintai?, namun kenyataannya apakah selalu seperti itu?

Setiap manusia yang normal, sudah tentu mempunyai namanya feel, punya cinta, dan pernah menyukai seseorang, apakah ketahuan sama orang lain atau nggak. yang jelas pasti pernah punya rasa pada orang lain. tul nggak?. Jadi wajarlah kalau kita pernah berharap pada orang lain. dan begitupun sebaliknya. kita bisa jadi subjek atau juga bisa jadi objek. maksudnya, kita juga mungkin saja pernah disukai oleh orang lain. dan itu lumrah.. wajar... sebatas rasa itu wajar, sudah naluri sebagai manusia. dan Allah yang memberi naluri itu, maka sudah tentu kita tidak dituntut kalau misalnya rasa itu nangkring pada kita. but, kita apakan rasa itu? nah itu yang kelak akan dipertanggungjawabkan. apakah kita menyalurkan rasa itu pada tempat yang sesuai? sesuai kadarnya?

Eits...... pembahasan kita bukan pada ranah itu dulu.. he..he.... :-)
Bagaimana ketika kita menyukai seseorang? tentu kita akan bahagia, kita akan senang dan tersenyum jika melihat atau mendengar tentangnya. sampai-sampai ada yang mempublish kepada teman-temannya bagaimana perasaannya. sekedar menunjukkan ekspresi. ya.. walaupun si dia nggak tahu.. kalau tahu ya syukurin..... rasanya senang aja bisa menyukai. apa yang terjadi jika kemudian kita sadar bahwa, feel kita tidak sama adanya dengan feel si dia?. nah mungkin kata yang tepat untuk mengkespresikannya adalah "galau". kata yang akhir-kahir ini jadi nge-trend di masyarakat. apalagi suatu saat pada kenyataannya feel kita emang tak akan pernah terbalas, karena dia punya feel pada orang lain. inilah yang dinamakan kecewa, sakit hati atau patah hati.. dan tentang hal ini, sudah banyak cerita, kisah, sinetron, film, cerpen, novel, dongeng dll yang mengisahkannya... benar gak yah...?? (gak tahu ah... ). 

Jika berlaku sebaliknya? kita menjadi objek alias kita yang dicintai. mungkin kita akan cuek saja, gak peduli dan berujar.. "emang gue pikirin". tapi pernahkah kita berpikir, gimana perasaan orang lain? gimana kalau kita berada di posisi itu?. boleh saja cuek, dan mau menunjukkan kalau kita nggak suka, tapi katanya sih, harus ngerti perasaan juga. jangan keterlaluan.. apalagi ada yang sambil mencaci... sadis euy... 
bersikap wajarlah.........

Sebagai apapun kita, jadi subjek atau objek.. sederhana saja... dan jangan lupa, ke depannya gak ada yang akan tahu apa yang bakal terjadi. bisa jadi kan, yang kita benci, justru itu yang menjadi teman hidup kita. kata orang itu sudah banyak kenyataannya.. dan masih selalu diyakini oleh orang.. (benar nggak tuh?). sebaliknya juga, mungkin saja kita amat menyukai seseorang... tetapi... coz something, akhirnya jadi orang yang kita benci.. lagi-lagi kata orang sih..... (garuk-garuk kepala sambil mikir...).

Oleh karena, terlintas dipikiran.. kenapa sih, bukan yang kita sukai saja yang juga suka dengan kita? kan semua akan langsung jadi indah?. itu sih mau kita... bukan maunya Allah.... andai tak ada yang namanya seperti itu, kita tidak akan memiliki perbendaharaan kata "kecewa, sakit hati, patah hati, sedih, merana, galau...) whatever dah......... 

Nah, itulah uniknya hidup..... kalau gak ada lika-likunya jadi nggak seru..... kalu direnungi.. dipikir.. hidup ini lucu juga... lucu mendapatkan diri kita egois pada apa yang esensinya tidak kita miliki, tidak kita kuasai.... so,.. coz of it.... nikmati aja hidup ini.. selami maknanya.. dan sederhanalah..... di balik semuanya, ada Allah yang kan menentukan apa yang terbaik... tunggu aja kejutan dari-NYA......

Makassar, 12 April 2012. at. 22.48 wita

Komentar

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap