Langsung ke konten utama

sikap adalah pilihan


Mungkin tak ada yang tahu, jika di dasar laut sana ada ikan yang terhempas oleh ombak. Karena yang tampak adalah riak air yang mulai tenang di permukaan, membuat manusia betah menikmati indah panoramanya.

Di hutan sana, tak ada yang tahu seekor burung terjatuh ketika hendak terbang. Sayapnya yang kecil terluka, membuatnya meringis dan berusaha mengobati dirinya sendiri, sedangkan kawanannya lagi asyik bermain, beterbangan dan berkicau. Namun yang tampak adalah hutan begitu natural, begitu fresh, begitu indah dan tentu kehidupan di dalamnya berjalan seperti hukum alam. Tak ada yang tahu detail apa yang terjadi, kecuali penciptanya.

Begitulah juga suasana hati. Mungkin saja yang tampak ada sunggingan senyum, anggukan, binar mata yang mengisyaratkan kebahagiaan, mimik yang tampak menarik dalam lukisan, serta lisan yang tanpa keluh berceloteh. Namun, apakah sama seperti suasana hati? Ow... belum tentu seperti itu. Karena manusia bisa saja berspekulasi dengan dirinya sendiri. Menampakkan hal yang berbeda dari apa yang ia rasakan. Untuk apa? Untuk menjadikan semuanya baik-baik saja dan tentu biasa-biasa saja. Walau tak semua bisa seperti itu.

Introvert? Mungkin.... atau apalah...

Namun bagaimanapun itu, semua adalah pilihan sikap. Memilih berarti tahu apa arti dan konsekuensi dari semuanya.....
sikap adalah implementasi dari perasaan. mau bagaimanapun sikap kita, itulah kita.. itulah pilihan kita. namun, ingatlah kita tidak hidup sendiri, di sekitar kita banyak orang lain. ada teman, sahabat, keluarga. jangan sampai sikap kita menjadikan kita tidak dikenali oleh orang di sekitar. namun, bukan berarti harus mengubah sepenuhnya diri menjadi orang yang berbeda, tetapi lebih kepada memahami diri dan juga memahami orang lain. 

so..... 
bersikaplah... 
dan pahamilah juga sikap orang lain..... (^_^)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap