Langsung ke konten utama

Kusangka

Kusangka diriku kuat
setegar karang yang dihempas ombak
kusangka diriku tegar
seperti ranting kecil yang disapu badai
ternyata......
aku begitu lemah...

Ingin rasanya terus beraktivitas
menghabiskan hari dengan setumpuk aktivitas
agar jatah tuk berpikir yang sia-sia bisa tertutupi
namun,....
aku tak bisa selihai itu
tubuhku kontan menolak dengan semua aktivitas itu
ia akan menjerit
ia akan menangis


Kemana diriku yang dulu?
mungkinkah semua telah dirapuhkan oleh efek dari kata itu
yang akhir-akhir ini serasa ingin terlepas dari belenggunya
betapa tidak..
serasa label itu mencercaku
menertawai diriku yang tak bisa berbuat banyak
menertawai hariku dengan sejuta impian
namun harus terbatas oleh jeritan tubuh yang memilukan

Bagamanapun, aku harus mendengarnya. aku harus peduli padanya. aku tak oleh dzalim padanya. ia punya hak. dan mungkin kondisi telah menjadikan ia tak sekuat dulu. tak mampu banyak beraktivis penuh dan energik. bagaimanapun aku mencoba untuk memaksakan ia banyak beraktivitas, ujung-ujungnya aku menyadari bahwa aku tak sekuat dulu lagi. mungkin sistem imun yang menurun, dan mengembalikan seperti sedia kala butuh proses dan kesabaran. dan mungkin juga susah untuk mengembalikannya seperti sedia kala. katanya sih like that... hm....???

Rabb, bagaimanapun diriku kini aku akan tetap mensyukuri apa yang Engkau berikan. Sungguh nikmat-Mu tiada taranya dan tiada hentinya untuk disyukuri. Amat banyak... dan teramat banyak... walaupun terkadang aku tak sadar mengeluh, mengeluh atas kerapuhan diriku sendiri. namun aku yakin, aku tak sendiri.. never alone... 

Jika kesendirian mengekangku dan kerapuhan menodongku, aku tahu.. semua belumlah seberapa jika Engkau yang meninggalkanku.. itulah kerapuhan yang hakiki... Rabb... sungguh semua pemberian-MU adalah intan yang tiada bisa terbeli. 

Biarlah kerapuhan itu terus menggerusku, namun yang pasti iman ikat terus tarpancang kuat dalam hati. biar kesendirian terus merongrongku, namun yang tak ternilai adalah kasih sayang-MU, tiada terhenti.. tiada tertandingi. semua adalah luar biasa... dan kuingin jadi makhluk yang luar bisa... "Mengemas kerapuhan dan kesendirian dalam senyum yang tidak ternotasi"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap