Langsung ke konten utama

Hari selanjutnya kan ku kulalui bersamanya

Ada was-was yang menghampiri, sekaligus rasa ingin lari dari kenyataan. tapi lagi-lagi ku tak ingin menjadi lemah hanya dengan hal seperti itu. bagaimana pun harus terus berusaha dan berusaha... menjalani semuanya.. berpikir positif tentang apa yang akan djalani. toh, semua belum dijalani, jadi buang dulu prasangka yang hanya akan membuat kaki terbebani melangkah. itu tekadku... Bismillah.......

Pagi itu ku langkahkan kaki-ku dengan mengumpulkan semangat dan harapan. semoga kali ini semua tak seperti yang kubayangkan. tiba depan kelas, terlihat banyak orang tua yang sibuk mengantarkan anaknya. akh... memang begitulah selalu. dan dalam kelas akhirnya kulihat juga wajah-wajah yang akan menemaniku selama setahun ini. wajah yang lucu, lugu, menggemaskan dan juga penuh tanya bagiku. apakah semua kan kulalui dengan indah?

Inilah hari pertamaku bersama mereka...
ku lihat mereka dengan aneka gaya, dengan aneka karakter.. ada yg ributnya minta ampun, nggak betah kalau tidak nyerocos kesana-kemari. hari itu barulah menulis agenda. dan petualangan pun dimulai. 

Beginilah jika mengajar di kelas bawah. siap-siap saja kaki akan kesemutan jalan kesana-kemari. memperhatikan mereka, membimbing mereka yang masih ada kaku menulis basmalah, menulis dengan lincah. saat keliling melihat mereka menulis, ada salah seorang dari mereka meminta bagaimana menulis huruf f, ketika kulihat aku pun tersenyum. bukan karena huruf f yang salah tapi karena sebuah kata nama tempat yang ia salah. sebenarnya adalah "sungguminasa" tapi ia menulisnya "sunggubinasa". apa yang ada dipikannya? apakah di otaknya sudah terekam kata binasa? tahukah ia maknanya? aku hanya tersenyum ^_^ kemudian memnyuruhnya mengganti huruf b itu.dia bernama "aby". kemudian berpindah ke yang lain, kali ini kesalahannya bukan pada huruf b tapi pada huruf e, huruf yang ia buat bukanlah huruf e, tetapi angka 3. artinya dalam skemanya belum bisa membedakan dengan jelas antara huruf e dan angka 3. namnya adalah reza.

Hari kedua...
saat berdo'a, tadarrus usai, waktunya penanaman karakter. kali ini giliran partnerku yang melakukannya. tibalah pada pengaitan antara karakter dan tema yang akan dipelajari. di tengah-tengah penanaman karakter kepala sekolah pun masuk kelas, menanyakan kabar dan akhirnya memberikan juga suntikan rohani, juga mengaitkan dengan karakter. ku lihat reza menghampiriku kemudian berkata "bu, kita ini akan belajar atau dengar ceramah?". deg.... apa..?? sudah bisa berkata dan berpikiran begitu? duh, dewasa banget.. umur seperti dia.... aku pun tersenyum, kemudian memberikan pengertian kepadanya.

Hari ketiga....
kali ini, mereka akan belajar al-Qur'an. guru mereka adalah guru pindahan. seorang ikhwan. karena kesibukan mendisplay kelas, akhirnya kami di belakang sibuk dengan aktvtas masing-masing. aku sibuk membenahi tulisan basmalah dan hamdalah yang akan dipajang di papan tulis. kali ini mereka belajar huruf hijaiyah beserta pengucapannya. tiba pada pengucapan huruf "tsa". guru mereka mengajarkan cara pengucapannya. dia berkata "huruf tsa diucapkan dengan cara gigi atas bertemu dengan lidah bagian depan". sambil mempraktekkannya, tiba-tiba seorang siswa di bagian belakang nyerocos "aduh pak, aku nggak punya gigi". spontan aku yang mendengarnya tertawa, namun tetap berusaha agar suara tawaku tidak kedengaran oleh gurunya. ha...ha... aya-aya wae.. bener-bener lugu mereka.. apa adanya... tapi kan memang begitulah mereka, berkata apa yang mereka rasakan dan mereka lihat. emang iya sih, gimana kalau nggak punya gigi atas depan (alias lg ompong, masih dalam pertumbuhan). pokoknya, ingin tertawa terus rasanya.... 

Beginilah suasana yang akan kulalui selama setahun ini. tapi aku bersyukur ya Rabb, semua tidak sejelek yang kupikirkan. justru kehadiran mereka memberikan nuansa lain, memberiku aura yang berbeda. aku selalu tersenyum karena mereka. merekalah taman senyum bagiku kini.... syukran ya Rabb..........


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap