Hidup tak selalu sesuai dengan
keinginan. Adakalanya kita dituntut untuk bijak menghadapi hidup dan
bersabar dengan apapun yang terjadi. Mungkin kata orang itu adalah
pasrah, tetapi bagiku tidak. Ketika aku mesti bersabar menerima dan
memahamkan diriku bahwa aku berbeda dengan yang lain atau mungkin
dibedakan dengan yang lain.
Kucoba untuk berpikir realistis, mungkin aku yang memang belum layak, mungkin juga aku tidak berhak, mungkin juga aku memang sudah masuk dalam daftar blacklist, atau mungkin-mungkin yang lain. Semua memang adalah kemungkinan-kemungkinan yang terangkai dalam otakku. benar atau tidak, aku sendiri sangsi, tetapi kenyataan seperti itu. Diantara aku dan teman-temanku, akulah yang berbeda dengan mereka. Sekarang mereka menyunggingkan senyum manis, sedangkan diriku...???.
Terlihat aku biasa-biasa saja, tak ada tangisan di sini, tak tampak raut kecewa. Semua kusimpan jauh ke dasar, aku tak mau ada yang menangkap sirat sedih itu. walau sebenarnya aku ingin menumpahkannya, tetapi aku harus bisa mengabarkannya hanya pada angin. aku lebih memilih diam dan mengoreksi diriku sendiri. Aku yakin semua ada hikmahnya, dan karunia Allah tidaklah selebar daun kelor, sungguh limpahan rahmat, karunia, kasih sayangnya meluas, lebih luas dari hamparan langit dan bumi. Aku mesti berpikir positif.. All is Well.....
Maafkan aku ayah.. ibu.. aku tidak bisa bercerita kepadamu. Biarlah engkau menganggapku selalu baik-baik saja disini agar tak menambah bebanmu. Walaupun saat saat seperti ini ingin rasanya bercerita denganmu, tetapi aku tak mau lagi menambah bebanmu dengan ikut memikirkan masalah-masalahku. Aku akan berusaha dewasa menyikapi ini semua. Do'akanlah aku semoga disini aku bisa melewati semua getir hidup yang kualami, karena do'amu bagai air di telaga yang memberikan kesegaran padaku. Ayah.. ibu... maafkanlah anakmu... aku belum bisa berbuat banyak untukmu. Semoga semua akan baik-baik saja agar aku bisa segera mewujudkan impianku untukmu.
Aku pun tak bisa bercerita pada kakakku. Mungkin kemarin raut wajahku tampak berbeda dan aku terkadang termenung, tetapi bibir ini rasanya berat bercerita dan mengeluh serta mengadu. Bukan aku tidak percaya padamu, tetapi lagi-lagi biarlah semua kunikmati sendiri kegetiran hidup ini, mungkin dengan begitu aku bisa tertepa menjadi sosok yang dewasa. Aku hanya mampu bercerita hal lain kepadamu. bercerita hal yang mungkin menyenangkan, biar semuanya tertutupi bersama canda yang kuukir di wajahku ini, meski terlihat kaku.
Ya Rabb... Engkau-lah penguasa atas segalanya. Sungguh kami tidaklah ada apa-apanya dibanding kekuatan dan kebesaran-Mu. Aku sebagai hamba hanya bisa berusaha menjadi hamba-Mu yang terbaik, mensyukuri setiap kejadian, dan ikhlas menjalani setiap rute hidup yang kulalui. Karena aku tahu, aku tak pernah sendiri. i'm never alone, because Allah always with me..
Makassar, 30 Oktober 2012
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar