Langsung ke konten utama

Merindu Bidadari :D

Kali ini, kembali berdialog dengan diri sendiri. hm.. apa iya yah, katax aq kurus karena selalu berpikir..?? lha, namanya juga hidup sudah tentu berpikir... :D. tapi katanya sih, aq itu selalu berpikir, kentara dari raut yang selalu menyiratkan kalau lagi berpikir. (artinya, wajah stress ya diriku ini...??) wkwkkwkwk..... aya-aya wae.......


Eiitzz.... bukan masalah kurus-kurusan yang mau dibahas. tapi masalah dialog itu. Hari ini, senang rasanya melihat teman ngajarku bercengkrama dengan anaknya. lumayanlah sudah menginjak usia 5 tahun, sudah TK dan sudah bisa diajak bercengkrama, berbagi, bercerita. senang rasanya melihatnya. mereka tertawa bersama.. bermain bersama,, dan sudah bertukar ide. Aq yang melihatnya hanya bisa tersenyum, hingga terbetik pertanyaan "kapan yah aq juga punya anak?".

What....? anak..? mana bisa..? ayahnya aja gak ada.. calon ayahnya aja gak ada ha..ha.... ada-ada saja pikiran ini.. ngelantur euy....... lalu kapan? desak pikiranku..... yah mana tahu, wallahu 'alam... 

Aq melihat temanku itu rasanya ada kebahagiaan yang ia rasakan ingin aq rasakan, tapi kali ini ingin rasanya merasakannya juga. pastilah bahagia bisa bercengkrama dengan anak sendiri. karena yang ada, hanya bercengkrama dengan anak orang. berpikir begitu, kulihat siswaku kali ini.. mereka asyik bermain bersama, terkadang ada yang menghampiriku. hatiku kembali berkata "kalau awal kuliah atau sekitar tahun keempat aq sudah menikah, maka mungkin anak aq sudah sebesar mereka". hm.. iya yah... tapi itu mah andai.. tapi jika dari dulu juga aku menikah mungkin ada momen lain yang sudah tidak bisa aku rasakan, terutama momen jalan-jalan, dsb.

itulah cerita hidup, kita punya jalan masing-masing. dan taqdir kita pun punya jalan masing-masing. bagaimanapun kita ingin mengatur semua rute hidup kita, ingat.. ada Allah maha penentu.. rasa sayang itu mestinya makin dikemas, makin dirawat kepada mereka yang saat ini butuh kasih sayang kita, walaupun mereka bukanlah bagian dari diri kita, namun mereka telah menjadi bagian dari hidup kita. 

Dalam balutan kasih sayang buatmu siswaku.. banyak hal yang kujadikan pelajaran dari bersama kalian... dan merindu bersama bidadari..... (gedubrak... :D )

Makassar, di sore hari yang diguyur  hujan. 17/10/12

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap