Foto bersama dalam kegiatan "Athirah Jumpa Tokoh" |
Kekakuan adalah pemandangan yang masih
terasa akibat tidak biasa. Sedangkan di sini, keluwesan dan kesabaran
amat sangat dibutuhkan. Keluwesan dalam mencurahkan kasih sayang,
mendidik dan mengajar, kreatif dalam melakukan semua aktivitas di
sekolah. Kreatif mencari metode dan model pembelajan, kreatif menarik
minat untuk belajar, apatah lagi dalam penanaman karakter, amat
dibutuhkan keluwesan mentransfer dan memahamkan. Karena di jenjang
inilah, menjadi estafet dalam penanaman karakter, moral dan
konsep-konsep dasar mata pelajaran yang akan mereka kembangkan di
tingkatan selanjutnya. Kemudian dalam hal kesabaran, telah menjadi
dalil, bahwa menjadi pendidik di jenjang ini, dibutuhkan kesabaran
ekstra. Berlatih menahan ego, amarah dan kejengkelan dengan
menggantikannya dengan sebuah tutur yang lembut, sarat nasehat dan
menampilkan tauladan. Makanya jika tidak terbiasa dengan semua itu, maka
disinilah diuji dan diasah sebuah kesabaran. Katanya, perkembangan dan
karakter manusia itu sesuai dengan bagaimana ia diperlakukan sejak
kecil..........
Anak belajar dari kehidupannya (Dorothy Law Nolte)
Bila seorang anak hidup di bawah kecaman, Ia belajar untuk menyalahkan
Bila seorang anak hidup dengan permusuhan, Ia belajar untuk melawan
Bila seorang anak hidup dengan cemoohan, Ia belajar menjadi pemalu
Bila seorang anak hidup menanggung rasa malu, Ia merasa selalu bersalah
Bila seorang anak hidup bertoleransi, Ia belajar sabar.
Bila seorang anak hidup dengan dorongan, Ia belajar percaya diri
Bila seorang anak hidup dengan pujian, Ia belajar menghargai
Bila seorang anak hidup dengan kejujuran, Ia belajar keadilan.
Bila seorang anak hidup dengan restu, Ia belajar menyukai dirinya sendiri.
Bila seorang anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan
Ia belajar untuk mencari kasih di tengah dunia
Bila seorang anak hidup di bawah kecaman, Ia belajar untuk menyalahkan
Bila seorang anak hidup dengan permusuhan, Ia belajar untuk melawan
Bila seorang anak hidup dengan cemoohan, Ia belajar menjadi pemalu
Bila seorang anak hidup menanggung rasa malu, Ia merasa selalu bersalah
Bila seorang anak hidup bertoleransi, Ia belajar sabar.
Bila seorang anak hidup dengan dorongan, Ia belajar percaya diri
Bila seorang anak hidup dengan pujian, Ia belajar menghargai
Bila seorang anak hidup dengan kejujuran, Ia belajar keadilan.
Bila seorang anak hidup dengan restu, Ia belajar menyukai dirinya sendiri.
Bila seorang anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan
Ia belajar untuk mencari kasih di tengah dunia
Hm...sebuah aksioma singkat jadi seorang pendidik. Dengan kebiasaan, karakter, pengetahuan yang dimiliki, mencoba memahami multi karakter dan keinginan dari anak didiknya. Sebuah perjuangan besar!!! Teringat beberapa kejadian di sekolah semester lalu, dengan banyak anak, dan banyak karakter, banyak pula masalah dan kejadian yang menjadi titik refleksi memeperkaya diri menguasai medan juang.
Kelas 3 Al-Afuww 2010.. |
With Bu Eda n students class 3 Al-Afuww |
Yang istimewa... sudah terkenal di kalangan guru, bahkan kepala sekolah pun telah turut andil memperhatikannya. Semua merasa terganggu... sudah tahan banting dengan kekerasan. Dimarahi? Nyengir adalah jawabannya. Hingga pada waktu shalat ia bermain-main walaupun guru banyak yang memantau dan juga ia dekat dengan tempat duduk kepala sekolah. Ketika ditegur oleh kepala sekolah....
”nak, jangan main-main pada waktu shalat, itu dosa. Kalau masih mau main-main, nanti saya jemur di lapangan!”
Apa jawabnya?
”berarti kalau saya tidak main-main, bapak yang saya jemur!!!”
Jawaban yang tak diduga......
Ada juga yang sementara shalat dan main-main. Mungkin dia terlambat ikut shalat atau apa. Ditegur oleh kepala sekolah, dia hanya menoleh, trus nyengir pamer gigi pada kepala sekolah. Bagai angin lalu....
!!!@#@$#%@?!?@?#?#??...........!!
Kasihan insan yang bernama pendidik... belum lagi orang tua siswa yang mudah menyalahkan jika ada apa-apa dengan anaknya....
Tahun ajaran, baru saja dimulai... banyak pertanyaan yang muncul... kisah apalagi yang akan terjadi? Siswa bagaimana lagi yang akan dihadapi? Kesabaran apalagi yang akan diuji? Sedang sinyal-sinyal telah ada.....
Wajah ceria penuh harapan. smoga kelak semuanya sukses.. |
”bu, gimana saya tidak cerewet. Pada saat saya mau lahir, bapak selalu berdoa kepada Allah, supaya anaknya yang lahir nanti cerewet. Makanya saya cerewet. Berarti saya tidak salah kan?”
”saya bu, adalah orang yang ditunggu-tunggu, ibu sudah 10 tahun ingin punya anak barulah saya lahir. Maknya namaku ”Mahdi” artinya yang ditunggu-tunggu.” jelasnya tanpa diminta.
Sebuah periode kan dilalui lagi. Melengkapi fuzzle-fuzzle hidup menjadi seorang pendidik. Teringat sewaktu workshop kemarin, katanya Menjadi pendidik itu bukan karena ada insentif yang tiap hari kita kejar atau karena ada jadwal yang menunggu, apa bedanya dengan PSK yang bekerja karena ada tarif yang dikejar dan karena ada jadwal. Oleh karenanya, jadi pendidik karena panggilan jiwa, resah melihat realita pendidikan, resah memikirkan kemajuan generasi selanjutnya, resah ketika ada diantara siswa kita yang belum mengerti apa yang kita ajarkan. BERIKAN dan LUPAKAN...!!!
Catatan di Awal Petualangan
Dini hari, 19 Juli 2009
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar