Langsung ke konten utama

Dari SEbuah Dialektika


Hari ini belajar tentang arti keikhlasan. Ketika kerja tidak dihargai dan keberadaan pun seakan tidak dihargai. Yang bisa dilakukan hanyalah berbuat apa yang bisa dilakukan, demi sebuah amanah. Kuhargai sebuah kolektifitas, sebuah kebersamaan, tetapi ketika semua harus diciderai oleh ketidakpercayaan, ketidakjujuran, maka apalah arti semua itu?. Mungkin tak terlihat ada power, dan juga sama sekali tidak merasa punya power seperti yang lainnya, hanya butuh penghargaan saja. Apa susahnya? Apakah keterlibatan hanya ada ketika dibutuhkan? 


Bukan orang hebat. Bukan sosok yang tangguh. Tapi masih punya nurani untuk dihargai. Tapi, tenang... tak akan muncul riak itu. Biarkan tenang di dasar, hingga ikan-ikan tertidur akan buaiannya. Selalu ada senyum, ada bahagia yang terpancar. Walau hati juga punya tak bisa dibihongi, tapi untuk sebuah hal yang kalian inginkan, biarlah hati membohongi diri sendiri. Senyum itu indah di mata kalian. Sangat.. sangat indah.... tak usah khawatir....
 
Hingga pada masa akhirnya kisah mengalir tanpa diundang. Telinga pun mendengar dengan seksama, bibir ikut memberi komentar dan support, tak lupa kata-kata dukungan jadi bumbu penyedap. Dan lagi, tak ada riak... meski antara kalian “ternyata” ada tirai, mengapa menguaknya baru kali ini. Dan mengapa kepada si lugu. Apakah karena si lugu tak akan mengapa dengan perasaannya?
Harus ikhlas.. dan benar-benar ikhlas. Meski harus sendiri dalam keramaian dan berbuat tanpa dihargai. 


Refleksi dari sebuah dialektika.
Makassar, 18 Nov 2012. 00.50 a.m

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap