Langsung ke konten utama

Gemercik Air

"gemercik air jatuh di pancuran. kicauan burung bersahutan..."

He..he.. tapi sekarang bukan gemercik air di pancuran, tapi di sungai belakang rumah. begitu damainya duduk sambil mendengarkan irama gemercik air. Sejenak sakit kepalaku yang tiba-tiba saja kumat terlupakan. Entah sudah berapa kerikil yang kulemparkan, tapi aku senang melihat air yang mengalir tanpa beban, bening menenggelamkan riuh di sekitarnya termasuk riuhQ. 

Andai maghrib belum akan menyapa, kuingin tetap disini memandang dan mendengar riuhnya, dan bercengkrama dalam diam. Semua seakan damai..
 ..............................................................................................................

Tulisan ini setahun yang lalu. Kutuliskan saat pulang kampung dan menikmati sungai kecil di belakang rumah. sungai yang banyak meninggalkan kenangan indah di masa kecil. Tempatku bermain.. bercengkrama... walaupun sekarang keadaannya tidak seperti dulu lagi, sudah dikotori oleh sampah-sampah yang dibuang masyarakat, tetapi riuh airnya  masih seperti dulu, apalagi di saat hujan mengguyur bumi. Sungai kecil itu selalu mengingatkan pada masa kecil penuh keceriaan, penuh tawa, dan penuh petualangan.... 

Aahhh.... jadi rindu dengan kampung halamanku. Aku rindu dengan suasananya. dan sudah tentu dengan orang-orang yang selalu kurindukan. Ada ayah dan Ibuku.. aku rindu kalian. Maaf, kesibukan terkadang membuatku lalai untuk menelponmu, walaupun hanya sekedar mendengar suaramu.. Tapi, malam ini kerinduan itu sedikit terobati karena ibu menelponku. Biarlah sebentar, tetapi rasanya senangggg sekali. apalagi, lebaran kemarin tidak sempat pulang.... 

Aku rindu rumahku. Rumah tempatku mengeja makna. Makna hidup yang senantiasa kujadikan pelajaran. "Hidup adalah perjuangan. Nasib tidak akan berubah tanpa adanya usaha. dan usaha tidak akan ada makna tanpa kemauan". Di sana aku mengerti arti kesabaran, arti ketekunan, arti masalah, arti kedewasaan dan sudah tentu arti kasih sayang. Aku tahu "kasih sayang tidak selamanya didapatkan dalam sebuah belaian". 

Hidup penuh torehan takdir. Dan takdir adalah ujung dari usaha kita. Aku mungkin tidak menjajaki dunia dengan penuh kemewahan, tetapi pelangi hidup mengajarkanku akan esensi sebuah hidup. "Hidup yang kita jalani, adalah cara Allah untuk mendewasakan kita". Aku tak akan pernah menyesali apapun yang Allah berikan kepadaku. Apapun yang aku jalani.. karena semua adalah indah... 

Trima kasih ayah.. ibu.. saudaraku.. kalianlah menjadi teman dalam madrasah hidupku. Kalianlah yang pertama bersamaku mengeja arti hidup. Aku akan selalu merindukan kalian.. dan aku akan selalu menyayangi kalian... semoga Allah tidak saja mengumpulkan kita di dunia, tetapi kelak di jannah-Nya Allah berkenan mengumpulkan kita kembali. Uhubbukumfillah..... (^_^)

Makassar, 24 November 2012. 23.17 a.m

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap