Langsung ke konten utama

Sederhana Saja


Tatkala engkau berjalan melewati orang-orang, apakah engkau merasa orang lain melihatmu? Sehingga kau buat seolah-olah dirimu menjadi hebat didepan mereka, dengan begitu dirimu merasa lebih baik. Ketika engkau berbicara dihadapan orang lain, apakah engkau merasa mereka memperhatikan dirimu? Sehingga kau tinggikan kata-katamu seolah-olah dirimu yang terbaik diantara mereka, dengan begitu dirimu merasa lebih baik. Bila engkau melakukan berbagai pekerjaan entah itu makan, minum, membaca, berolahraga, beribadah, atau bahkan ketika engkau diam, apakah engkau selalu merasa orang-orang sekitarmu menatap dirimu? Sehingga engkau jadikan seakan-akan semua pekerjaanmu itu panggung tontonan yang menampilkan sosok dirimu dibalik topeng buatanmu sendiri, dan lagi-lagi dirimu merasa lebih baik!!! Begitukah dirimu?


Tatkala engkau berjalan melewati orang-orang, pernahkah engkau merasa bahwa Alloh melihatmu juga? Sehingga engkau buat dirimu sederhana dalam berjalan dan itu membuatmu merasa sangat kecil dihadapan-Nya. Ketika engkau berbicara dihadapan orang lain, pernahkah engkau merasa bahwa Alloh selalu memperhatikan setiap isi perkataanmu? Sehingga engkau ucapkan perkataan yang mungkin bisa engkau pertanggungjawabkan pada hari hisab nanti, dan itu membuatmu merasa sangat kecil di hadapan-Nya. Bila engkau melakukan berbagai pekerjaan entah itu makan, minum, belajar, beribadah, atau bahkan ketika engkau diam, pernahkah engkau merasa bahwa Alloh selalu menatap setiap detiknya dan Ia mengetahui seberat debu pun yang engkau lakukan? Sehingga engkau jadikan semua pekerjaanmu itu suatu aset berharga saat engkau butuhkan di hari kemudian, dan lagi-lagi hal itu menjadikanmu merasa sangat kecil dihadapan Alloh!!! Pernahkah seperti itu?


“karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hatinya yang ada di dalam rongga dadanya.” (Q.S.al-Hajj 22:24).


Dari dudung.net

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap