Langsung ke konten utama

Tertawa dengan keluguan mereka

Bersama mereka adalah dunia baru yang sekarang kugeluti. tiap hari melihat senyum, tawa, canda dan keluguan mereka. Dunia mereka mengajarkanku akan arti ketulusan dan kebahagiaan. Mereka belum mengenal kata dendam, sakit hati. Bagaimanapun mereka ditegur bahkan dimarahi, mereka bukan menarik diri tetapi hanya hitungan menit mereka kembali melebur seperti biasa, kembali menampakkan keluguannya. (Gak sadar kalau tadi dimarahi, eh... datang lagi......:-)).

Mentari yang semakin tersenyum dengan riak sinarnya seakan tidak mempengaruhi aktivitas kami. aku dan wajah-wajah itu terus saja menyibukkan diri dalam ruang itu. Mereka sedang asyik ngobrol, membaca, dan ada juga yang bermain. walaupun kali ini mereka belajar agama, guru agama mereka sudah berceloteh panjang lebar.. eh, mereka masih juga banyak yang ngobrol.. bahkan dengan entengnya bermain.. yah..gitu deh... namanya juga dunia anak-anak... terkadang mendapatkan mereka dengan dunia yang penuh dengan ocehan membuat lelah juga, harus ekstra memperhatikan dan memilih cara yang terbaik membuat mereka merasa nyaman dan mau belajar.


Materi kali ini adalah tentang shalat, mulai dari bacaannya sampai pada gerakannya. Tanya jawab pun dilakukan sambil meminta dua diantara mereka untuk mewakili temannya menghafalkan bacaan shalat. Giliran fauzan dan Gita yang tampil mewakili teman mereka. setelah itu, tanya jawab tentang apa kegunaan shalat, diawali dengan pertanyaan... 
"shalat dilaksanakan berapa kali dalam sehari semalam?"
"lima....... tiga......"
"lho, kok ada yang lima ada yang tiga..?"
"iya pak, saya cuma tiga kali shalat.." jawab salah satu diantara mereka sambil tersenyum....
waduh mereka lugu banget.. nggak malu apa, shalatnya cuma tiga kali..? yah.. namanya anak-anak....:D
"shalat itu harus dilaksanakan tiap hari, supaya mendapatkan apa..?"
"pahalaaaaaaaaaa........................."
"shalat itu termasuk rukun....................."
"wudhuuuuuuuuuuu..............................."
gedubrak.... masak rukun wudhu sih.....wkwkkw......
"bukan rukun wudhu nak, tetapi rukun.... islam............" jawab guru itu
"shalat itu rukun islam yang ke...................?"
'dua........................" jawab fauzan
"rukun islam yang pertama apa...?"
"WALIMAHHHHHHHHHH.................."
apa...............@#$%^&@#########??????????????????

Sontak kami bertiga di dalam kelas tertawa.. ha..ha... ada-ada saja nih bocah... masak sih rukun islam yang pertama adalah "walimah"...? emangnya mereka tahu apa artinya walimah..? lagian mereka tahu kata itu darimana...?? ckkkc....ckkkkk............... aku yang saat itu sibuk memperbaiki display, tidak bisa menahan tawa..ha...ha...... walimah lagi..walimah lagi.................. rasa-rasanya akhir-akhir ini kok sering muncul kata itu yah..? apa aku yang sensitif dengan kata itu..? he..he... nggak juga... cuma mungkin tamparan halus...wkwkkwkwkkwkwkkw.....................

Masih teringat pula sebelumnya, saat asyik menggunting gambar untuk display, salah satu dari mereka yang selalu lambat dijemput bertanya...
"bu, apa ibu sudah menikah....?"
aku hanya tersenyum...................
Dia pun diam, sambil mendengarkan tiga orang guru lain dalam kelas yang bercerita tentang anak-anak mereka. ternyata si bocah ini mendengarkan dengan seksama. lalu kembali bertanya.........
"ibu sudah punya anak.....?
he..he...... piye to...naurah?  gimana punya anak kalau belum menikah......... :-) aku hanya tertawa dan disambut dengan perkataan "itu adalah do'a bu........". 

Beberapa menit kemudian Naurah mendapatkan teman kolaborasi lagi. mereka asyik juga memperhatikanku bergelut dengan kertas-kertas display. Naurah dan fela.......... dan menjadi kebiasaan terkadang sambil bekerja, aku menyanyikan potongan lagu-lagu yang tidak kuhafal, hanya untuk menghibur diri he..he... kali itu kupilih lagu yang pernah dinyanyikan di kelas saat salah satu teman mereka "milad". liriknya begini.......
"Saat umurku bertambah....... aku pun mulai beranjak dewasa..........."
Nah, lanjutannya aku nggak tahu... maklum, gak gaul degan lagu he....he.....
beberapa kali kuulangi kata tersebut.. naurah dan fela malah senyam-senyum... lalu mengikutiku bernyanyi.
"Saat umurku bertambah....." kataku
 "Bu yaya, akan segera menikah........................."
Gedubrakkk........... aya-aya wae to............. ck..ck...ck... sudah nggak sabar lihat gurunya menikah yah? kok usil banget nih dua bocah.................... sampai segitunya....... ha..ha.......ha..... mereka pun mengulangi lagu itu berkali-kali sambil tertawa.................... do'akan saja ya nak............ ;-)

Hm.......... trima kasih atas tawa yang kalian berikan untukku, keluguan kalian menjadi bunga dalam aktivitasku...

Makassar, 13 November 2012.
pagi dengan kerinduan bersama mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap