Langsung ke konten utama

12-12-2012

Alhamdulillahirabbil'alamin...

akhirnya, hari ini adikku wisuda. sebuah perjuangan panjang. dan sudah tentu kebahagiaan yang tidak terkirakan untukku, untuk adikku, dan sudah tentu untuk kedua orang tua-ku. Ya  Rabb,... trima kasih atas semua yang Engkau limpahkan untuk keluargaku. Bagi kami semua ini tiada terhingga, perjuangan untuk menuju titik ini bukanlah sebuah jalan yang lurus, melainkan jalan yang penuh perjuangan, penuh sandungan dan penuh pengorbanan.

Mungkin jika melirik ke belakang, rasanya tak mungkin kami bisa menyelesaikan sekolah sampai seperti sekarang. Kami hanyalah bocah yang penuh dengan mimpi, kami bukanlah dari keluarga yang berada, cuma pas-pasan. Ayah kami hanyalah seorang guru. Tahu kan bagaimana dahulu posisi seorang guru? bagaimana gajinya? sungguh tidaklah sesejahtera guru-guru sekarang yang sudah mengenal banyak tambahan gaji, ada insentiflah, ada tunjangan ini itulah, ada dana gratislah, dan sekarang malah ada yang namanya sertiifikasi. dulu, semua itu tidak ada, hanya mengandalkan gaji bulanan guru kecil untuk menghidupi delapan orang anggota keluarga, lengkap dengan kebutuhan-kebutuhannya. 


alhamdulillah, akhirnya kami semua sudah selesai
Dengan kehidupan seperti itu, kami bersaudara sadar bahwa tidak ada kata manja dalam kamus kami, tidak ada kata putus asa, dan tidak ada kata mundur dalam perjuangan. perjuangan hidup penuh dengan tantangan, kami harus bersabar, rela, dan juga harus bersedia menghidupi sendiri kebutuhan kami. karena tak banyak yang bisa kami harapkan, sedang mimpi-mimpi kami bagaikan film yang selalu saja menginspirasi kami. Harus tetap bertekad, bagaimanapun pendidikan harus terus diperjuangkan. dan sekaranglah semua terasa plong...........

Tepat tanggal 12 bulan 12 tahun 2012, adikku sebagai anak bungsu akhirnya menyelesaikan studinya, di kampus yang sama denganku. Itu berarti kami berenam akhirnya berhasil menyelesaikan studi di perguruan tinggi. Aku tahu betapa bahagia, bangga dan terharunya Ibuku, aku tahu itu, tampak terlihat jelas di matanya ketika hari ini, aku menemaninya mengikuti wisuda adikku. Matanya berkaca-kaca, dan ingin rasanya memeluknya erat dan mengatakan bahwa "semua ini belumlah seberapa dengan perjuangannya".

para wisudawan
Aku enam bersaudara. Kakakku yang pertama adalah alumni jurusan teknik sipil, awalnya kuliah di Universitas Muslim Indonesia, namun pada saat itu adalah liku yang paling tajam dalam perjuangan kami, dia rela cuti dari kuliahnya dan kerja dari satu tempat ke tempat yang lain, sampai kerja kasar pun dia lakukan. Dialah sosok kakak yang jarang aku temukan. Aku sangat bangga kepadanya, beban anak tunggal di pundaknya membuat dia selalu berpikir untuk adik-adiknya walaupun semua itu mengorbankan dirinya sendiri. Setelah beberapa saat cuti, dia pun melanjutkan kembali kuliahnya di kota kecil tempat kelahiran kami yaitu Unanda dan setelah selesai dia pun mengabdi menjadi dosen di kampus tersebut. Aku sangat bangga kepadanya, dan aku sangat berharap dia selalu mendapat lindungan dari-Nya dan senantiasa diberikan kemudahan. 

my Mom
Kakakku yang kedua, mengambil jurusan yang sama denganku, juga di kampus yang sama Universitas Negeri Makassar. Sekarang dia mengajar di sebuah sekolah Dasar Islam di kota ini. Kakakku yang ketiga juga kuliah di kampus yang sama namun mengambil jurusan Manajemen, sekarang sudah menjadi staff pegawai di STAIN Palopo. Kakakku yang keempat kuliah di kampus yang sama dengan kakakku yang pertama, Unanda Jurusan Ilmu Pemerintahan, sekarang kerja di salah satu unit perdagangan. Yang kelima adalah aku sendiri dan inilah yang keenam. Alhamdulillah kami semua telah menjadi sarjana......
kak Mia n my Mom
Menghadiri wisuda ini, di balik rasa bahagia, ada rasa bersalah.. aku tidak bisa merealisasikan sebuah mimpi di episode perjuanganku yang kedua ini. aku tidak bisa membuat ibuku bangga kepadaku. Tadi, sekilas kudengar ia berkata "kalau saja anakku yang naik di panggung itu menerima penghargaan dari kampus atas prestasinya yang terbaik, betapa bahagianya aku". Semua karena wisuda tidak lagi seperti dulu, semua wisudawan naik satu persatu dilantik jd wisudawan, dan kayaknya aku tidak bisa mewujudkan mimpi ibu. Maafkan aku ibu.. aku tidak bisa mewujudkan mimpimu, kali ini sudah ada huruf "C" yang menghiasi daftar nilaiku. ibu, maafkan aku.... 

with my mom...
Namun semoga, aku tidak gagal menjadi anakmu yang berbakti. Aku akan selalu berusaha menjadi anak yang selalu mendo'akanmu, membuatmu tetap tersenyum walau pada hal-hal kecil, minimal pada sikapku kepadamu. Ibu... tak putus selalu do'aku kepadamu.. semoga Allah selalu mengukir senyum di wajahmu, selalu meridhoimu, selalu memberikan rahmat-Nya kepadamu... Ibu, walaupun aku gagal kali ini, tetapi semoga suatu saat aku tidak gagal untuk sebuah mimpiku untukmu, mimpi yang selalu kuukir, mimpi yang slalu kupanjatkan agar dimudahkan oleh-Nya.. insya Allah kelak akan terwujud... 'aamin ya Rabb.......

Selamat wisuda untuk adikku.. semoga kelak engkau bisa jadi anak yang berbaikti buat orang tua kita. Tetaplah ingat jasa, perjuangan, dan kasih sayang mereka... berikanlah yang terbaikuntuknya....

Makassar, 12-12-12


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap