Hari ini akan melelahkan dan menegangkan tentunya. Lagi-lagi kuliah sangat padat. Diawali dengan Strategi Belajar Mengajar Matematika yang langsung membahas tentang penggunaan alat peraga, laboratorium dan lapangan, dan juga penggunaan komputer dalam pembelajaran matematika. Pokoknya materi yang padat, komplit dan menarik tentunya. dan kali ini adalah perkuliahan terakhir. ingin rasanya kuliah seperti ini terus..... (^_^).
Pukul 10.00, itu artinya sudah harus berganti mata kuliah. ditengah hiruk pikuk pergantian mata kuliah dan pergantian dosen, teringat tiga lembar kertas yang selalu mengusikku. lembar pengesahan untuk pembimbing. Tapi alhamdulillah dosen yang akan mengajar, dialah pembimbingku nantinya. kuserahkan lembar itu, alhamdulillah sudah ditandatangi, but... eits...... ternyata ada temanku yang sudah seminar pekan depan. Gedubrakkk.......... ha..ha..ha.... aku baru ngurus tanda tangan itupun baru satu, eh.. sudah ada yang mau seminar.. wah...wah...... rasanya sudah tertinggal amat jauh.... dan jauh..... langsung teringat draft proposalku yang sudah lama tidak disentuh, bukan karena tidak mau disentuh, tapi tugas kuliah berjalan dan tugas sekolah seakan meninabobokkan dari tesis yang sudah lama menunggu. ah... tidakkkk................... what happen with me.... akankah aku selesai semester depan.....???
Kapita Selekta.... perkuliahan yang akhirnya kembali digelar setelah beberapa waktu tertunda. kali ini dipaparkan oleh 3 orang. dan selanjutnya diikuti dengan wejangan dari bapak. "Betapa budaya kita sangat jauh di bawah negara lain". Beliau menceritakan tentang pengalamannya di luar negeri, tentang di Australia, di Jepang, tentang adiknya yang juga hebat, tentang pengalamannya saat S2 di UGM, tentang perjuangannya... semua menginspirasi...
Yang paling teringat adalah saat perjuangan menyelesaikan kuliah dengan disodorkan 5 jurnal yang sama sekali tidak dimengerti, namun dengan bantuan dari adiknya yang mengirimkan rujukan buku dari jurnal yang sangat lengkap di Denmark, sedangkan di Indonesia belum ada. (betapa tertinggalnya negara kita, itu baru dari segi fasilitas, referensi), mau bertanya sama Om Google juga, saat itu belum seperti sekarang yang semuanya serba mudah. Dengan kesulitan itu, tidak membuat mundur dan pesimis, tetapi malah semakin berpikir jalan apa yang ditempuh dan bagaimana caranya. Tibalah pada suatu kesimpulan "Saya Harus Menolong Diriku Sendiri". bukan dengan kesulitan, kita langsung mundur atau serta merta meminta orang lain membenahi kesulitan itu, tetapi kitalah yang mesti bangkit menolong diri sendiri, membenahi apa yang salah, mencari solusi yang terbaik...
"Tolonglah Dirimu" adalah kata yang selanjutnya selalu kuingat dan terekam baik. Langsung kuhubungkan dengan diriku, kuingat tesisku yang sudah menunggu, kuingat rutinitasku, kuingat kesibukanku. apakah aku akan mundur? apakah aku harus kalah? apakah aku akan menyerah?
Oh... No.... aku harus bangkit, aku harus menolong diriku. menolong ketertinggalanku. aku harus melaju juga.. tinggal memilih akan melaju menggunakan apa, sepeda? motor? mobil? atau pesawat?
Yah, semoga, aku pun bisa seperti mereka yang akhirnya bisa melaju.. semoga urusanku Engkau mudahkan ya Rabb..... 'Aamiin ya rabbal'alamin.........
Manjadda Wajada..............
Makassar, 9 Desember 2012
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar