Di temaram, tersibak cahaya bisu terkulai...
Pangkur rajawali mencari gembala "kasunyatan"
Pangkur rajawali mencari gembala "kasunyatan"
Lewat tebing-tebing
Hingga tapak kaki menelan samudera
Namun risau hanya berkicau
Gembala tiada bertemu
Gembala tiada bertemu
Dan buih-buih laut bergejolak semakin riangnya
Siji, loro, telu, papat, gendhing 'diunek-ne'
nang-ning-nong-gung
tetap saja gembala tak bertemu
Sampai resah bertambah gelisah
nang-ning-nong-gung
tetap saja gembala tak bertemu
Sampai resah bertambah gelisah
Pangkur rajawali mencari gembala "kasunyatan"
Apa kabar? tiada terkabar..
Masih dalam tapak kaki menelan samudera
Menuju langit shaf terakhir
bertemu Empu-nya gembala
bertemu Empu-nya gembala
namun,.....gubrakk
'malah' jatuh sakit terasa
masih belum bertemu gembala
lalu,
'malah' jatuh sakit terasa
masih belum bertemu gembala
lalu,
Pada kesekian perjuampaan dan perlakuan
dimana hati telah benar-benar kusut
dimana hati telah benar-benar kusut
rajutannya sudah lusuh
cahya berbinar dari kelopak mata
Membisikkan "hai....siapa yang ingin tau dimana gembala, dengarlah aku..."
Dentuman jantung berdegub..
dag-dig-dug
dan..
Cahaya menuntun risau yang berkicau
sampai pada akhirnya
Di ujung mata laut, angin, bumi, dan langit
Nampak segerombolan anak-anak muda
Dengan tongkat, cemeti kecil, dan seruling bambu
bersiul-siul indah nan syahdu
Dengarlah bunyinya : bubuy bulan.....bubuy bulan....
aduhai merdu rasanya
Dengan lari 'kepontang-panting'
Dekap....
Ratapan yg kian tak berhulu lagi
Dengan pertemuan yg lama dinanti
Serta pencarian 'kemelekatan' yg terasa lampau
homwilaheng...
hadoooh Gusti...
----
Ade Kusuma Ardani, 25 oktober 2011
Untuk Negeriku
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar