Maaf, karena tidak mengizinkan matahari bersahabat denganmu, manusia.
Sebenarnya aku ingin bekerja sama. Menghentikan tangisku dan menyibak awan sehingga matahari boleh terlihat, tapi aku tidak mampu membendungnya. Kemuraman ini terlalu dalam sehingga awan menjadi gelap dan menumpahkan asam-asam dalam bentuk tetes-tetes air yang besar.
Muram. Semoga kamu tidak semuram aku hari ini. Aku belum bertemu pelangi. Siang tadi, aku menjumpai matahari dan awan. Mengadakan rapat bersama mereka, dengan muram. Lalu matahari pun malas. Katanya aku terlalu muram untuk bekerja sama dengannya. Lagipula pelangi belum terlihat hari ini. Jadi lanjutkan saja kemuramanku, katanya. Awan pun bilang jangan terpaksa tersenyum. Nanti kumpulan kami tidak akan terlihat indah jika semua dipaksakan. Terimakasih untuk awan dan matahari.
Ini hanya bagian kesedihan. Hei, manusia, kesedihan bukan hanya milikmu saja, kau tahu.
Aku hanya harus melewatinya dan mengizinkannya terjadi agar aku boleh menemukan pintu baru untuk masa depanku. Semoga kamu juga begitu, manusia.
Oh jangan berharap bintang malam ini. Lagi-lagi aku harus menyampaikan berita sedih ini. Bintang sudah sepakat dengan matahari. Bintang tidak muncul malam ini. Sekali lagi, terimakasih untuk mereka. Semoga kamu pun mengerti, manusia.
Dengan penuh muram, dan abu-abu.
Langit.
Langit.
Notes by: Ade. K (https://www.facebook.com/ade.cyber)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar