Kali ini penelitian ke sekolah ketiga yang bertempat di MAN
Palopo. Mengawali pekan ini dengan berharap penelitian akan lancar seperti di
dua sekolah yang lain. Masalah lokasi, lumayan tidak sulit, karena cukup
ditempuh dengan berjalan kaki, hanya bertaut berapa meter dari rumah. Dan
tempatnya pun sangat tidak asing bagiku. Di sekolah inilah petualangan di masa
kecilku. Sekolah ini jadi tempat favorit untuk bermain, selain rame juga karena
banyak buah yang bisa dipetik. He..he... masa kanak-kanak yang penuh
petualangan... sampai manjat pohon jambu, rambutan, pohon mangga segala... aku
kecil yang tomboy.
Mendatangi sekolah ini, seperti memutar kembali kenangan
yang lama tak pernah kumunculkan. Kenangan yang penuh dengan canda dan tawa.
Kulihat sejenak dari luar, suasananya masih sama. Bangunannya pun masih seperti
dahulu walaupun sebenrnya sudah bangunan baru, tetapi tata bangunannya tetap
mempertahankan yang lama.
Suasana masih ramai dengan aktivitas siswa yang membersihkan
kelas dan menyapu halaman kelas. Hm.... kayak gini di sekolah tempatku ngajar
sekarang tidak ada. Yang ada hanyalah bujang sekolah yang tiap hari dengan
sigap membersihkan, siswa hanya datang dengan ongkang kaki, masuk kelas dan
belajar. Kalau dipikir-pikir, aktivitas kayak gini sangat penting, bukan hanya
melatih tanggungjawab tetapi juga melatih untuk disiplin, bekerja keras, dan
tidak berpangku tangan. Sekolah di daerah memamng rasa tanggungjawabnya masih
tinggi, dan semoga nilai itu tidak digusur oleh zaman.
Kali ini, aku akan masuk di dua kelas yang telah ditunjuk
oleh guru matematika sekolah tersebut untuk aku masuki. Kelas yang akan aku
masuki adalah kelas IPA 2 dan IPA 3. Entah dengan alasan apa sehingga aku tidak
diberikan kesempatan di kelas IPA 1. Tapi tak apalah.. daripada nggak
penelitian? Kan lebih berabe nantinya he...he...he.....
Aku menunggu guru bidang studinya. Walaupun aku sudah ketemu
langsung sama beliau dan meminta izin untuk masuk ke kelas, tetapi tidak
mungkinlah aku main nyelonong aja masuk kelas tanpa didampingi lebih awal.
Nanti dikira siswa baru lagi ha..ha...ha.. maklum kiyut gini sih wkwkwkkwk.....
#merasabanget.com. tak lama bel berbunyi, tetapi guru bidang studinya belum
nongol juga keluar dari kantor, mosok sih aku yang masuk nyari kesana-kemari?
Kan nggak etis mondar-mandir kayak setrika :D. Untunglah ada guru yang sedang
piket berbaik hati membantuku memanggil guru tersebut, dan aku pun diantarnya
masuk ke kelas untuk didampingi dan diperkenalkan.
Bismillah..........................
Ini dia kelas yang akan aku masuki. Hm... yah, penasaran dan
deg-degan juga. Akan berjalan lancar nggak yah. Kuayunkan langkah memasuki
pintu kelas dan.............. oh............. astaghfirullah.... entah kenapa
aku mengucapkan kata itu. Mungkin harapanku tidak seperti yang aku lihat. Di
hadapanku duduk segelintir siswa. Segelintir? Yah.... karena banyaknya siswa
yang aku lihat bisa langsung aku hitung dengan cepat. Bagaimana tidak, kalau
barisan meja hanya dua, itupun berbentuk U, dan kalau semuanya duduk di depan
pun, belum memenuhi kursi yang ada. Miris................!
Aku ingat dahulu sekolah ini digemari dan dipenuhi oleh
siswa. Mungkin dari kota ini tidak bbegitu banyak tetapi dari daerah sekitar
itu selalu banyak. Apa karena telah banyak sekolah yah? Apa karena sekolah
berlabel madrasah tidak diminati lagi yah? Entahlah. Yang jelas aku miris
melihat keadaan yang ada. Selain jumlah siswa yang sedikit, kondisi sekolah
perlahan kulihat banyak yang berubah. Banyak bangunan yang seolah tidak digunakan
lagi. apa imbas dari makin berkurangnya
jumlah siswa?
Awalnya aku akan memberikan angket dan tes hasil belajar
sekaligus hari ini, tetapi kata gurunya, nggak usah dulu. Angket aja dulu,
katanya. Padahal di awal aku dah konfirm sama dia, katanya yang begitu saja.
Ah.. aya2 wae to?. Dku pun menjelaskan tentang pengisian angket. Aku khawatir
pengisian angket seperti yang terjadi di sekolah sebelumnya. Banyak yang jadi
“manusia abu-abu”. Itu istilahku, why? Karena apapun pernyataannya yang
diceklist hanya ragu-ragu. Jangan-jangan kalau ada pernyataan “aku adalah
manusia” juga akan dijawab ragu-ragu.. ha..ha..ha.... :D.
Menit-menit awal masih gaduh, teriak sana dan sini.
Ck..ck..ck.. emang pasar ya? Hadeww..... tapi aku tak boleh panik, tak boleh
marah dan tak boleh gegabah. Ku pandangi wajah mereka. Lugu sih, wajah yang
masih penuh dengan pencarian kesenangan. Kulihat walaupun hanya pengisian
angket, masih ada juga yang pengen nyontek sama temannya. Emangnya dua tubuh
satu badan? Kan angketnya mengenai perasaan masing-masing individu? Orang
kembar aja nggak mungkin perasaan yang dialami akan sama. Aku menegur mereka
dengan senyam-senyum. Dan menit selanjutnya sudah tenang ah....
alhamdulillah..........
BeRsAmBuNg............
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar