Langsung ke konten utama

Ku Akhiri Episode dengan Senyuman

Alhamdulillahirabbil'alamin.....
Tiada kata yang patut dan pantas saya ucapkan selain kata syukur kepada Allah. Syukran ya Rabb atas segala yang Engkau berikan, atas segala kesempatan dan kemudahan. Syukran ya Rabb karena saya diberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi ini. 

Kamis, 29 Agustus 2013, menjadi momen penting bagiku. alhamdulillah... saya bisa menyelesaikan kuliah ini. saya bisa ujian tutup tesis hari ini. Waktu yang sangat dinanti. ujung dari episode perjuanganku kali ini. akhirnya saya bisa menutup episode kali ini. Tentu tidak dengan mudah, tetapi penuh dengan perjuangan. Jalan ini bukan jalan yang lurus, tetapi jalan penuh liku, penuh persimpangan, penuh batu dan penuh tanjakan. Terkadang menghadapinya membuat diri ingin menyerah saja. ingin pasrah. karena rasanya semua tidaklah mungkin dan tidak sanggup. tetapi, itulah falsafah dari perjuangan.. "harus terus bangkit".

Hari ini diliputi perasaan yang bercampur aduk, antara senang, was-was, bingung. Waktu hari ini pun seakan tidak mau berkompromi, cepat saja berlalu bagaikan angin yang terus saja berhembus menyapu setiap debu yang dilalui. arrrghhhh...... rasanya saat-saat seperti ini membuat serba sangsi.. sangsi bisa melewatinya. do'aku... semoga hari ini bisa kulalui dengan baik.. aamiin yaa Rabbal'alamin.......

Dan................ Alhamdulillah walaupun ujianku molor dari waktu yang ditentukan karena penguji yang terlambat hadir,  tetapi saat presentase di depan dosen, saya tidak merasa gemetar atau takut, saya merasakan santai seperti biasa. Nanti setelah  ditanyakan mengenai materi yang dihubungkan antar beberapa materi dalam matematika barulah membuat otakku mesti berputar keras mengingat-ingat beberapa konsep matematik yang sudah lama terlupakan akibat lebih asyik tenggelam dalam 'dunia lain" yang jauh dari  mengkaji konsep tersebut. Hufft... siapa yang mau disalahkan...??? disinilah saya makin merasakan serba kurang.. masih banyak yang harus  dikaji.. masih banyak yang harus kupelajari.. dan masih banyak yang tidak kuketahui. yah... tak ada yang bisa kusombongkan dengan jenjang pendidikanku sekarang ini. Mungkin disinilah terlihat banyak kekuranganku. kurang mengkaji... disinilah kelihatan "ketidaktahuanku". Saya malu pada diriku sendiri.. tetapi... tidak mengapa... ketidaktahuan itu menjadikan kita sadar bahwa jangan berbangga dulu.. belum tentu semua telah kita ketahui... masih harus terus belajar.. masih harus terus berproses. Syukran pembimbing dan pengujiku... soal kalian betul-betul sukses membuatku berpikir keras dan sukses membuatku makin sadar "semua masih harus berproses dan jangan cepat puas"

Tibalah saat yang ditunggu.... saya akan langsung diyudisium.... Alhamdulillah... dan ketua prodiku langsung bertanya "pendampingnya mana?" dengan menggaruk-garuk kepala yang nggak gatal aku menjawab "tidak ada pak". sang prof kemudian tersenyum lalu berucap "kasihan... anak kost". Hikzzz.... pak.. jangan buat makin sedih dong.... sudah sedih karena nggak ada yang bisa mendampingi.. karena keluarga di kampung juga pada sibuk-sibuk, jangan ditambah lagi dengan mengingatkannya. Untunglah ada teman-teman kampus yang dengan rela hati menemani dan menunggui selama proses eksekusi berlangsung. Merekalah yang memberikan banyak support dan motivasi. 

Saudari Nurhidayah, S.Si... mulai saat ini anda telah dapat mengikutkan gelar M.Pd di belakang nama anda mulai sejak saat ini, karena anda sekarang telah resmi mendapatkan gelar tersebut. Selamat.. anda telah melalui ujian tutup kali ini dengan baik, dan mendapatkan nilai 95 yaitu nilai A. Selamat... dan sebuah kebanggaan juga anda bisa menyelesaikan kuliah saat ini dengan IPK ....... Alhamdulillahirabbil'alamin.. ucapku dalam hati, dan riuh suara teman-temanku di belakang diiringi tepuk tangan mereka. Senangnyaaa......... syukran Rabb... akhirnya saya selesai juga................ syukran juga for all my family yang slalu memberikan motivasi dan juga untuk teman-temanku yang slalu menemani... 

Makassar, 29 Agustus 2013.
#kuakhiriepisodedengansenyuman (^_^)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap