Langsung ke konten utama

PK TM III PW IPM SULSEL

Keceriaan bersama  peserta + panitia + fasilitator
Berawal dari rapat fasilitator TM III di Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulsel, akhirnya tersusunlah formasi fasilitator. Hmmmm.... kayak reunian nih J. Betapa tidak, fasilitatornya adalah wajah-wajah yang dulu bersama di PW IRM periode 2004 – 2006. Ha..ha... sudah pada tuir yah.. eitsss.... jangan salah... semua masih berjiwa muda kok :D. Tersebutlah jajaran fasilitator, Basri Mattayang  ketua bidang kader periode 2004 – 2008, Hadi Saputra Ketua Umum PW IRM sulsel 04 - 06, Eka Damayanti Sekbid Kader periode 2004 -2006 dan Kabid kader periode 2006 – 2008.Asratillah kabid studi keislaman periode 2004 – 2006, Alfan Amin Bendahara PW IRM Sulsel periode 2006 – 2008. Wuuihh.. betul.. betul... reunian... mengenang memori beberapa tahun silam. Dan kalau saja yang lain juga hadir, ada Ervyanti Rustan Kabid Organisasi periode 2004 – 2006, Rifqah Ma’mur Bendum PW IRM periode 2004 – 2006., maka semakin lengkaplah reunian itu. Untung saja ada sebagai penetral dari PP IPM Azaki Khoiruddin. Tapi, fasilitator muda mana ya...?
Bukannya tidak ingin melibatkan fasilitator muda, karena konsep akhir dari rapat fasilitator di warkop cappo, akan disandingkan TM III dengan PFP II. Dimana yang menjadi fasilitator di TM III adalah fasilitator muda yang langsung terjun di forum, dan malamnya barulah dievaluasi dalam forum PFP II. Namun, ternyata keadaan berkehendak lain. Selain fasilitator muda punya kesibukan, sebagai pelaksana kegiatan yang masih bergerilya dalam pendanaan, ada juga yang berkhidmat sejenak untuk studi-nya, kuliah dan ujian skripsi, ex: Muzakkir (sampai-sampai terlalu serius persiapan ujian meja, dan sampai-sampai.... tuuutttt). Semua mesti bergulir, dan semoga TM III kali ini tidak diklaim sebagai ajang temu kangen alumni atau membunuh potensi fasilitator muda. Bukan justifikasi lho yah J.

Pelajar Berkemajuan by Azaki
PK TM III kali ini seperti mengulang satu dasawarsa PK TM III 2003 sebelumnya. Dan kalau tidak salah tempatnya juga disitu (benar nggak sih?”. Dan yang dulu jadi peserta, sekarang adalah fasilitator pada jenjang pelatihan yang sama, tempat yang sama, namun peserta dan nuansa yang berbeda, katanya sih... (colek kak Eka). Kali ini tema yang diusung adalah “Membumikan gerakan ilmu menuju pelajar berkemajuan”. Mantap kan..?? iyya dong. Harus gitu. Ini adalah ajang mencetak doktor-doktor IPM. Mesti melahirkan doktor yang berkemajuan, bukan yang berkemunduran. He,,he... Ide pelaksanaan PK TM III  ini adalah perkaderan tingkat III se-indonesia. Alhamdulillah ada beberapa wilayah yang mengirimkan berkasnya untuk ikut, namun dari seratus lebih yang mengirimkan berkas, akhirnya terseleksilah 35 orang dan hanya 3 orang dr luar sulsel yang lolos berkas yaitu dua dari kaltim dan satu dari sultra, namun dari kaltim yang dapat berangkat pada akhirnya hanya satu orang. Wah... banyak juga peminatnya yah... 

Tadarrus Makna
Semoga nama-nama peserta masih teringat. Dari PW IPM Sulsel : Mujahidatul Khairah, Muthmainnah Kamaruddin, Amin, Syafwan Syafruddin, Arif Indra, dan Ihsan N (ndak tahu apa nama fb-nya, karena terlalu bergaya namanya kayakx ). Dari PW Kaltim : Jumiyati Atika. Dari PW Sultra : Edi Asis. Dari PD Makassar : Fitriyah, Fityana, Habib, Faisal, dan Ruslan. Dari Gowa : Syamsul Hidayat, Syamsul Hadi, Zulfikar, Nur Azmi, Musdhalifah, Sabar, Rahman, Alfisyahar, dan Ihsan Islami. Dari Takalar : Rahmad, Firman, dan Isman. Dari Bulukumba : Andi rahmi. Dari Sinjai : Eril, Anita Sholehah, dan Yunus. Dari Maros : Zulfadli. Dari Pinrang : Yusuf. Dari Enrekang : Furqan, dan dari tuan rumah Parepare : Nurzal dan Dede (semoga tidak ada peserta yang ketinggalan namanya he..he..)

peserta shalat maghrib bersama
Seperti biasanya PK TM III, materi dibagi berdasarkan kawasan, dari kawasan filsafat dan keislaman, kawasan kemuhammadiyaha, ke-IPM-an, kawasan ansos. Dalam kawasan filsafat dan keislaman, ada materi falsafah manusia dan orang beragama, dasar logika, epistemologi orang beragama, firqoh-firqoh dalam islam. dalam kawasan ke-Muhammadiyahan lebih menelaah mengenai paradigma islam berkemajuan versi muhammadiyah. Begitupun dengan ke-IPM-an, menelaah mengenai gerakan pelajar berkemajuan. sedangkan wilayah ansos, dengan materi metodologi ansos yang kemudian disusul dengan aksi lapangan untuk turun langsung ke lapangan melakukan ansos.

mengisi lembar evaluasi
Filsafat dan keislaman. Wow... materi awal dan sekaligus menjadi materi yang biasa memusingkan. elaborasi malam kedua mengenai materi, dapat disimpulkan bahwa peserta masih bingung. Apa itu filsafat? pentingkah? kenapa mesti berfilsafat? apakah semua hal mesti difilsafatkan? trus, ada ilmu pengetahuan, ada filsafat, dan juga ada tasawuf. apasih ketiganya itu? ada kaitannya? saling terkait? merupakan irisan, atau gabungan, atau saling lepas? nah loh... kok kayak belajar kombinatorik sih.. :D. nah, tentang epistemologi orang beragama, apa sih dasar seseorang beragama? apa sih hakekatnya beragama? sekedar menerima dari orang tua? karena keturunan? karena takdir? hmm.... sudah ngerti tentang epistemologi bayani, burhani dan irfani...?. Dan.. dari epistemologi tersebut, lahirlah berbagai macam firqoh-firqoh dalam islam., lahirlah istilah mu'tazilah, murji'ah, syiah, sunni, HTI, jama'ah tabligh, dll. apa mungkin muhammadiyah juga firqoh...? Jawab..jawab....jawab...

Diskusi Panel Firqoh-firqoh
Oleh karena itu, dalam forum TM III kali ini mengahdirkan 3 orang panelis yang mewakili golongannya masing-masing, ada HTI, Syiah, dan Jama'ah Tabligh. HTI dengan khilafahnya, Syiah dengan imamahnya dan juga terkadang keluar doktrinnya (tapi dia mewanti-wanti tuh kalau yang dia sampaikan doktrin) bahkan sering melemparkan pertanyaan kritis. Dan, butuh pemahaman dan logika  serta bekal ilmu menjawabnya (menjebak juga sih). Sedangkan dari Jama'ah Tabligh dengan seruan Nai Mungkarnya. Lumayan berjalan seru, tapi... eitss... jangan tertipu sama retorika panelis yah... kritis dengan yang disampaikan, telaah baik-baik, simak dengan seksama, renungkan setiap perkataan mereka, dan refleksikan dengan apa yang diketahui, dipahami, dan banyak baca dan mendengarkan referensi. Jangan asal mendengarkan penjelasan, kita langsung "nggeh aja", langsung "nerimo". Anak IPM mesti kritis :). Dan tugas imamah (Alfan Amin), mengembalikan siapa tahu ada iman yang terkudeta karena diskusi panel itu ha..ha....

Tim Panelis yang kassa bertanya
Kelanjutan dari dialog panel tersebut, peserta diminta untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya membahas mengenai firqoh2 tersebut, apa tanggapannya? apa bedanya dengan muhammadiyah? disisi mana muhammadiyah berbeda dengan mereka? bagaimana menyikapi perbedaan tersebut, dan juga bagaimana menyikapi perbedaan agama dalam kaitannya dengan pluralisme agama. Materi yang lumayan kan..? iyalah... kan akan jadi doktor :D. Hasil dari diskusi kelompok kemudian dipresentasikan didepan panelis lagi yang terdiri atas 4 panelis yang semuanya adalah fasilitator. tersebutlah MOT kak Basri, bapak filsafat Asra, Bapak Ansos Hadisaputra, dan bapak pelajar berkemajuan azaki. komplit... asli serunya.. apalagi kelompok yang pertama tampil, lumayan disikat dengan benyak pertanyaan dari panelis. ada yang memperhatikan muka mereka nggak? merah nggak yah? ha..ha...ha... harus bisa.. kan akan jd doktor... lagi-lagi.....

Muzakkir memberikan ice breker sebelum materi
Puas berfilsafat dan mengkaji firqoh-firqoh..? dilanjutkan ke wilayah kemuhammadiyahan dan ke-IPM-an. disinilah tugasnya ayahanda PWM memberikan pencerahan mengenai islam versi muhammadiyah. Islam dalam pikiran muhammadiyah, muhammadiyah dengan firqoh lain, muhammadiyah memandang zaman kemarin, sekarang dan akan datang. mengapa memilih  lagi pilihan kata "islam berkemajuan". apakah selama ini islam belum berkemajuan? ataukah muhammadiyah yang belum berkemajuan? atau....? itulah dialog siang itu bersama bapak Mustari Bosra, salah seorang anggota PWM Sulsel yang didampingi oleh sarjana muda, muzakkir. ayoo... lebih semangat dong bahas muhammadiyah... jangan semangatnya cuma saat diskusi panel dengan HTI, syiah, dan JT aja....

presentasi islam berkemajuan dan pluralisme
"Pelajar berkemajuan", apakah ini adalah turunan langsung "islam berkemajuan"?, nah itu tugasnya fasilitator dr PP IPM yang jawab mas Azaki. kenapa paradigma gerakan IPM berubah dari GKT ke GPB? dasarnya apa? atau jangan-jangan hanya mereduksi atau mempoles gerakan sebelumnya dengan wajah baru? kenapa memangnya dengan GKT? apa yang kurang? apa yang plus dari GPB? berkemajuan yang bagaimana yang dimaksud? apakah pelajar saat ini belum berkemajuan? lalu akan di-berkemajuan bagaimanakah pelajar? apa alat GPB untuk menjawab problmatika saat ini? strategi apa saja yang bisa digunakan dalam GPB? bagaimana GPB menelaah realitas pelajar saat ini? hmmm... banyak juga yah pertanyaan yang bisa timbul. mana peserta..? siapa yang mau jelaskan semua pertanyaan di atas...? ^_^.


The next... is action... waktunya bergerak dalam ranah praksis. anak IPM bukan hanya cuma bisa jadi tipe pemikir, tapi juga bisa jadi tipe pekerja. apa yang mesti dikerjakan..? IPM juga bisa bergerak dalam ranah sosial. maka selanjutnya dilanjutkan ke analisis sosial. diawali dengan merefresh kembali metodologi dan ideologi ansos dan sudah tentu tidak lepas dari jenis-jenis kesadaran manusia naif, magic, dan kritis. tapi, sebelumnya peserta diajak untuk bermain monopoli, seperti seorang pialang di bursa efek. peserta dibagi menjadi empat kelompok, dan setiap kelompok dibekali dengan uang2an 300 rb rupiah, dan selanjutnya mereka mesti menelaah beberapa kaidah X dan Y agar bisa mendapatkan keuntungan. eitss.. hati-hati, nanti bisa malah rugi. da nantinya duta tiap kelompok mesti berdiskusi bersama mencari kesepakatan agar semuanya bisa mendapatkan keuntungan bersama-sama. Disinilah terlihat pentingnya komunikasi, kepercayaan, analisa, kekompakan, dan tentu ke-hati-katian, ternyata kesepakatan bisa saja dilanggar. wahhh.... ada dua kelompok yang selalu menang tetapi ada dua kelompok juga yang selalu kalah bahkan berutang pada bank. apa yang bisa dipetik dari games ini? realitas sosial sangat banyak di sekeliling kita, terkadang kita telah masuk dan menjadi salah satu bagian dari realitas sosial itu, tetapi kita tidak kritis dalam nenelaah sistem yang berada didalamnya, justru kita ikut larut meramaikan suasana. Sama halnya dengan games ini, dari awal memang sistemnya yang salah. aturan dalam interaksi dalam bursa uang sudah salah, tetapi tidak ada yang mencoba mengkritisi, justru semua sibuk menyusun strategi mendapatkan keuntungan, semua fokus pada pelaksanaan strategi, lupa dengan "ada apa dengan sistemnya". Sistemnya memang sudah merugikan, tidak ada opsi yang menguntungkan banyak bagi pelaku bursa, larut dalam pembodohan sistem bursa he..he...

forum materi metodologi ansos
Ansos ini akan dilaksanakan dua hari. peserta dibagi menjadi kelompok sosial. Mereka akan bertebaran di kota Parepare selama dua hari. Hari pertama dengan melakukan cek awal lokasi dan mendapatkan informasi awal dari subjek penelitiannya, yang pada akhirnya akan menjadi sebuah tema sentral yang akan diangkat sebagai realitas sosial. Hasil turun ke lapangan hari pertama akan melahirkan sebiah ide masalah realitas sosial, beserta beberapa referensi yang bisa menjadi latar belakang masalah, dan kemudian menyususn sebuah metodologi yang pas untuk mengkaji realitas tersebut. Wuiihhhh.. hebat..hebat... salut.... Kedelapan kelompok tersebut akan dibagi ke beberapa sudut kota dengan subjel penelitian : Tukang ojek, Tukang parkir, Supir angkot, Penjual bakso, penjual es buah, Tukang becak, penjual Ikan, penjual sayur.

Eitss... kenapa bukan ke basis saja? kenapa tidak ke pelajar saja melihat realitas sosal pelajar?. kenapa..kenapa...?

anak IPM gaul ma Sopir Pete-pete
Awalnya, dirancang untuk bisa langsung bersentuhan dengan basis massa IPM yaitu pelajar, tetapi karena tersandung dengan aturan administrasi yang membutuhkan jalur birokrasi yang panjang, maka diputuskanlah mencari subjek yang lain. IPM juga kan bagian dari masyarakat? dan IPM juga mesti kritis dengan realitas masyarakat di sekelilingnya? mesti gaul dengan realitas sosial, dan juga nyambung setiap membahas realitas sosial apapun di sekitarnya. IPM mesti terjunlangsung ke masyarakat, bagaimana keadaan masyarakat, apa masalahnya? dan terpenting juga, anak IPM bisa merumuskan sebuah masalah sosial dan bisa menelaah, mengkritisi dengan baik, kemudian berani dan bisa membuat rekomendasi kepada pemerintah mengenai permasalahan yang ditelaah. hhmmmmm.... mantap.. mantapp.... okey.. Let's Go.... Keluarkan semua baca-bacanya.. eh, ilmunya ding... komunikasi efektif, psikologi, metodologi ansos, dll... Silahkan bertebaran... asalkan, jangan lupa pulang yah.......

Apa yang dilakukan fasilitator setelah peserta pergi ansos? Fasilitator juga tdak mau ketinggalan dengan pergi jalan-jalan makan es buah di dekat monumen korban 40.000. Kali ini yang jadi bandar adalah prof filsafat, asratillah... ha..ha.. dia jadi sebagai. Porsi es buahnya lumayan buanyak.. puas menikmatinya sambil mengamati hilir mudik orang-orang di sekitaran situ. Hmm.. banyak juga yah penjual es buah disini.. berjejeran dengan rapi. tapi walaupun banyak, pengunjung juga tidak sepi di setiap penjualnya. Puas makan..? waktunya berfoto ria di depan monumen. wah..wah.. pak master bisa jadi foto model juga yah.... Hormat gerak... tegap Gerak... melihat monumen tersebut yang menggambarkan heroik para pahlawan, lumayan bisa membuat kagum dan salut dengan perjuangan para pahlawan. Sungguh, monumen ini menjadi bukti pengorbanan mereka, tetapi belumlah cukup menggambarkan besarnya jiwa patriotisme mereka. Lalu bagaimana kita? bagaimana dengan IPM? bagaimana loyalitas pada bangsa? tidak usah jauh-jauh dulu, bagaimana loyalitas pada ikatan? pada persyarikatan? apa yang sudah dilakukan? apa yang sudah diberikan?

Berkemajuan seperti apa yang dimaksud paradigma IPM?
Sore hari, barulah semua berkumpul kembali di forum untuk mempresentasikan hasil ansos tahap awalnya di depan para fasilitator lagi. Tentu mesti kritis menentukan latar belakang, menentukan masalah, dan menentukan metodologi yang aan dilakukan. dan kali ini, fasilitator bertambah, ada kak Eka Damayanti yang hadir. Alhamdulillah.. walaupun masih pengantin baru, baru beberapa hari setelah menikah, beliau masih menyempatkan diri datang ke arena TM III. Saluuut..... pernah seorang teman mengatakan begini "ada tiga panggilan yang tidak bisa saya tolak yaitu panggilan untuk beribadah kepada-Nya, panggilan ortu, dan panggilan IPM". Woww.... IPM begitu berharga ya.... apakah begitu dengan yang lain..??. presentasi dilanjutkan sampai malam hari, barulah setelahnya dilanjutkan dengan games dari kak Basri "membuat lintasan terpanjang", kemudian dilanjutkan dengan bermain "ewes". Tingkatan ewes hanya bisa ditempuh sampai "ewespuluh", banyak yang gugur di "ewesbelas" dan "duapuluh ewes". he..he... dan kandidat yang memperebutkan juara ewes adalah Rahman dan Ihsan. Gowa bisa tonji tawwa... tapi sayang, Rahman mesti gugur di "ewespuluh" ha..ha... selamat kepada Ihsan Islami.... (y). Sebelum mengakhiri forum, diberikan penguatan langkah ansos tahap kedua untuk esok hari. apa yang mesti dilakukan, dan bagaian mana yang perlu dipertajam dalam ansos. insya Allah... esok kan lancar...  ^_6

Ansos part II. kembali peserta bergelut dengan subjek penelitiannya masing-masing. Walapupun panas menyengat melanda kota Parepare, tetapi semangat para peserta tetap saja berkobar. sampai-sampai tidak ingat balik ke forum untuk makan siang. Atau jangan-jangan pada ngumpul di senggol ya? ansos...ansos...ansos..... sore mesti presentasi lagi... manajemen waktu.. bergegas..... dan forum dan wisma pun sepi.......... Walhasil, malam harinya hasil ansos kembali dipresentasikan di depan peserta yang lain dan fasilitator, tapi kali ini di depan fasilitator muda. Dan inilah malam paling larut dijalani selama forum TM III. Banyak yang sudah ngantuk, banyak yang akhirnya pesan kopi, namun pada akhirnya forum tetap saja dilanjutkan sampai semua kelompok tampil presentasi. smangat..smangat...

Langkahkan kakimu.. outbond
Hari terakhir PK TM III. hasil rapat dengan fasilitator dan panitia menghasilkan ide untuk melakukan post tes disertai dengan games lapangan untuk setiap pos. rencananya pos yang akan terbentuk adalah 4 pos berdasarkan kawasan materi. disitu nanti peserta harus menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan. dan direncanakan pula, waktu menuju ke TKP, lapangan Andi Makkasau adalah pukul 06.00 pagi. namun, apa kenyataannya..? peserta kelimpungan karena begadang semalaman. Susah disuruh ngumpul.. lama juga barulah mereka bisa dikumpulkan dan diarahkan menuju lokasi. katanya sih "dekat". Berangkat..... Langkah demi langkah.. cerita demi cerita..canda demi canda.. tawa demi tawa mengiringi perjalanan menuju lapangan andi makkasau. Kok... belum nyampe juga ya? katanya dekat... Huuufffttttttt...... but, semangat aja... ayo, melangkah bersama-sama......

suasana post tes in lapangan Andi Makkasau
Mentari semakin meninggi, panasnya pun semakin menyengat. Di depan sana akhirnya terlihat lapangan yang ramai dipenuhi oleh orang dengan berbagai aktivitas. Kalau diamati, kita semua terlambat datang, lapangan sudah banyak dipenuhi oleh orang-oarang, ada tentara yang lari pagi, ada anak sekolah dari beberapa sekolah yang olah raga, ada juga yang lari pagi mengitari lapangan. Rameee.... apakah bisa games disini? mana fasilitator lain? ayo.. semua ngumpul... ngumpul.... atur strategi, atur tempat games... Karena sudah capek jalan menuju lapangan, peserta memilih istirahat sejenak dengan duduk-dudk sambil saling bercengkrama. susah juga dikumpulkan.. yah, maklumlah.. pada  capek...... beberapa menit kemudian barulah semua bisa dikumpulkan dan diberikan pengarahan. silahkan menuju posnya masing-masing. Dan saya ada di pos ke-IPM-an. tunggu ya...

Mars IPM lirik Cicak2 di dinding
Pos terdiri atas empat, dengan pos kawasan filsafat dan kesilaman, kemuhammadiyaha, ke-ipm-an, dan ansos. tentu dengan games yang berbeda-beda. Ada yang bermain games memindahkan air di gelas aqua menggunakan tali, ada yang games menembus aral melintang, ada yang games keluar dari lilitan, dan di pos ke-IPM-an dengan games irama dengan menggunakan kantong es dan balon yang sudah diisi dengan air. nantinya mereka mesti memberikan kepada orang lain benda tersebut dengan irama tertentu. setelah bermain games barulah mengerjakan soal post test dan diakhiri dengan menyanyikan lagu "mars IPM" dengan lirik "cicak di dinding". lucu..lucu.. sampai perutku kesakitan karena ketawa... bagaimana tidak, karena sulitnya menyanyika lagu tersebut, yang terdengar malah "bersatu berpadu di dinding". ha..ha... masr IPM versi baru... asli ngakak.... ada-ada saja mereka ini....

Tarik talinya... ayo..
Pos lain pun tidak kalah seru, terlihat peserta pada kompak menelusuri rintangan bak pendekar dengan menggunakan ikat kepala, eh penutup mata.. di sudut lain juga ada yang sibuk mengatur strategi memindahhkan air dalam gelas aqua dengan menggunakan tali. Semua terdengar riuh... gelak tawa terdengar memenuhi lapangan. dan sinar mentari pun semakin meninggi.... saat roling kelompok selanjutnya untuk bermain games, karena sudah semakin siang dan menumpuk, akhirnya digabung dua kelompok sekaligus bermain games. Menjelaskan cara bermain.. paham..? okey... play... irama satu... air di kantong es dibuang ke peserta.. tangkap.... irama satu.... irama tiga... irama dua.. irama satu... awalnya masih bisa terorganisisr, lama kelamaan... kacau... yang ada malah saling lempar. bahan untuk bermain games untuk kelompom selanjutnya dijarah oleh pserta dan digunakan saling lempar.. kacau..kacau.. mereka pada berlarian saling kejar dan lempar... cuma bisa tertawa dan geleng-geleng kepala.. ah, asal mereka senang.. tapi mesti bahan2 kujaga agar tidak habis dijarah oleh mereka. hendak duduk megamankan bahan,... Srekkkk.... terdengar suara kantong plastik disobek dan diikuti guyuran air yang membasahi jilbab dan jaketku... huwahhhh.... faisal...... awasss ya....... wah.. wah.. tidak terima... malah kabur pelakunya, dikejar pun tidak didapat.. iyalah.. langkahku tidak bisa dibandingkan dengan langkahnya.. tapi... harus.. harus balas dendam nih.. kalau tidak, kutuntut dunia akhirat ha..ha..ha.... untunglah pada akhirnya bisa membalaskan dendamku. Sukses menyiram balik.. cihuy.....  Dan selanjutnya semua menjadi kacau. kelompok selanjutnya sudah tidak kebagian bahan games. akhirya hanya bisa menjawab post tes saja. yang sabar yah.........

Nggak melihat ya mas..?
Lapangan andi makkasau semakin sepi, panas matahari pun semakin menyengat, ditambah perut yang sudah keroncongan karena lapar. tadi, belum sarapan langsung ke lapangan. wajah-wajah tetap ceria, tetapi wajah ceria tapi kelaparan ha..ha... lapar..lapar.. mana panitia.. nasi kuning dong..... semua baru sadar akan kelaparnnya. jadilah jalangkote yang dijajakan oleh seorang ibu dilahap dengan hebat.. satu keranjang jalangkota habis dimakan oleh peserta... ha..ha.. kecapean atau kelaparan atau keduanya? laparnya sadis... :D. Mungkin kalau masih ada sekeranjang juga habis ha..ha... Trima kasih yang yang sudah trakir jalangkote. beberapa menit kemudian barulah yang dinanti "nasi kuning"" tiba. Semua kembali melahap dengan sigap. lapar..lapar...lapar... asal jangan bungkusnya juga dimakan.... Setelah mengisi kampung tengah, dilanjutkan dengan foto bersama. Pohon beringin menjadi saksi kebersamaan saat itu. dan semoga selalu dikenang menjadi sebuah sejarah perjalan perjuangan di IPM. Ayo foto..foto...
Keceriaan itu... Lihat Rahman... bahagianya dia...

Siang itu, wisma sunyi senyap seperti tanpa kehidupan. Tidak ada suara orang bercakap, tidak ada suara langkah, tidak ada suara TV. ini lebih sepi dari hari keberangkatan peserta ansos. Semua pada tidur pulas. Capek... dari bermain games... capek jalan bolak-balik wisma-lapangan andi makkasau. Semua terlelap.. jadwal pun molor. Penguatan ke-IPM-an sekiranya dilaksanakn siang, diundur menjadi sore, itu berarti RBA juga mundur. Karena malam ada dialog politik bersama senior alimni IRM/IPM, maka RBA dilaksanakan setelah dialog. Dialognya berjalan alot dan lama. biasa... masalah politik.. apa sumbangsih IPM dalam ranah politik? apakah IPM mengambil bagian dalam perpolitikan saat ini? apa langkah IPM dalam menyikapi demam politik saat ini? dapatkah berpolitik praktis?? Lumayan ngantuk juga menunggu selesainya.. mana RBA belum dilaksanakan.
Capek... Tidur depan TV

Dan sebenarnya akan dilanjutkan juga dengan "pensi" pentas seni dari setiap kelompok, tapi berhubung sudah larut malam dan terlebih rombongan Gowa dan takalar akan segera meninggalkan lokasi karena esok aktivitas menunggu. yah, mau gmana lagi, pensi tidak ada.... :-(. Kalau gowa pulang + takalar, yang tersisa cuma siapa? sedikit.. karena paling banyak peserta gowa apalagi ditambah takalar. Ah... yang penting RBA selesai dan rencana follow up juga sudah ada titik terang akan bagaimana. Follow up, akan dilaksanakan per-regional mengingat lokasi peserta yang berjauhan. apa mau follow up di kaltim atau kendari? bisa jadi.bisa jadi.. bisa jadi.... nantilah... Malam itu, ditutup langsung dengan penutupan PK TM III. Singkat, padat, dan langsung. diawali dengan pemutaran video yang masih abal-abal karena dikerja dengan terburu-buru.... Alhamdulillahirabbil'alamin..... Akhirnya PK TM III selesai sudah.

Serius dalam Outbond dan post tes
Sayonara semuanya : Peserta + panitia, dan fasilitator... Trima kasih atas seua kebersamaan ini.. trima kasih telah menorehkan tinta sejarah perjalan hidupku. Trima kasih atas keceriaan yang kalian berikan. Trima kasih atas semuanya... Afwan jiddan, jika saya punya kesalahan baik lisan, maupun sikap. Maaf dengan segala kekuarangan dalam mengemban tugas sebagai fasilitator. Semoga yang kita jalani ini bermanfaat, berberkah, dan bernilai ibadah. aamiin ya Rabbal'alamin. Kenang-kenanglah perjalanan ini... tetaplah berbuat untuk agama, ummat, persyarikatan, bangsa dan negara.. Jadilah pelajar-pelajar berkemajuan. tetaplah bergerak pejuang pena. Ditunggu aksi selanjutnya.....

Nuun. Walqalami wamaa yasthuruun....
Nuun. Demi pena dan segala yang dituliskannya...

Parepare, 7 - 14 November 2013

Komentar

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap