Langsung ke konten utama

Enyahkan Pikiran Negatif

Berpikir positif adalah kunci kebahagiaan. Otak kita menyimpan begitu banyak file kehidupan dari semenjak kita hadir di dunia ini hingga kematian mengakhiri kinerjanya. Alangkah bahagianya hari-hari kita saat pikiran positif itu selalu hadir. Tak ada kemarahan hanya karena cercaan dan celaan orang lain. Tak ada rasa sesal saat yang kita inginkan belum tercapai atau tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Orang yang berpikir positif harinya selalu bahagia. Keyakinannya bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan ini sudah ada yang mengaturnya. Jadi untuk apa bersedih hanya karena keinginan sukses belum tertagih. Untuk apa merana hanya karena cita-cita belum menjadi nyata. Untuk apa menderita hanya kerena apa yang diinginkan belum terlaksana. Semua ada waktunya. Semua ada gilirannya. Nikmati saja apa yang Tuhan berikan kepada kita hari ini seraya memperteguh tekad yang kuat untuk menghasilkan sesuatu yang lebih esok hari.


Pada awalnya pikiran kita ibarat sebuah rumah yang indah. Rumah yang bersih dan wangi. Rumah yang dihiasi warna putih yang bersih dan enak dipandang. Semuanya terasa indah menyenangkan dan membahagiakan. Saat barang-barang positif selalu kita masukkan kedalam rumah itu maka dapat dipastikan rumah itu menjadi semakin indah. Sebaliknya jika setiap hari kita memasukkan barang-barang sampah berbentuk pikiran negatif maka rumah itu menjadi terkontaminasi dengan sampah-sampah itu. Jika dibiarkan terus menerus sampah tersebut akan membusuk dan menimbulkan penyakit bagi penghuninya. Mari sngkirkan sampah-sampah pikiran negatif dari rumah kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap