Langsung ke konten utama

Menumbuhkan Pikiran Positif

Seseorang yang berpikir positif akan terus menghasilkan buah pikiran yang positif pula. Yang nantinya akan menimbulkan harapan, optimisme, dan kreatifitas. Dengan cara demikian, ia membuat lingkungan sekitarnya bergerak secara positif sehingga ia cenderung mendapatkan hasil yang positif pula. Untuk meraih keberhasilan, orang harus selalu memiliki motivasi untuk maju dan tidak mudah menyerah takkala menghadapi percobaan. 
 
M. Marcus A., filsuf dan kaisar Roma dalam tulisannya, ‘Meditation’, menyatakan hidup kita adalah bagaimana pikiran kita mewujudkannya. Jadi, berpikir positif adalah cara membuat hidup menjadi positif atau melihat segala sesuatu yang lebih memberikan motivasi. Akan tetapi, berpikir positif bukan berarti memiliki keyakinan berlebihan yang tanpa menggunakan perhitungan. 

Namun di sini lebih ditekankan pada cara menilai kembali segala sesuatu dengan menekankan pada segi yang positif. Beberapa hal diantaranya adalah :

1. Jangan biarkan kecemasan terjadi.
Bayangkan akibat terburuk yang mungkin terjadi bila andacenderung mudah khawatir bahwa segala sesuatu tidak akan berjalan sesuai dengan yang anda harapkan. Bayangkanlah akibat terburuk yang mungkin terjadi dengan bertanya kepada diri sendiri. Anda akan merasa lebih tenang dengan menerimanya bahwa semua itu bukan akhir dari segalanya.


Pikirkanlah cara-cara untuk membuat keadaan lebih baik. Sekali anda mulai bertindak, anda tidak akan mempunyai waktu untuk memikirkan kekhawatiran. Dalam hal ini anda pun perlu mempunyai waktu untuk memikirkan kekhawatiran. Dalam hal ini anda pun perlu memperhitungkan apakah kekhawatiran anda memang masuk akal. Jangan biarkan diri anda dilanda kecemasan yang terlalu kecil kemungkinannya akan terjadi! Ingatlah, terkadang kita membayangkan malapetaka yang belum tentu terjadi!

2. Terimalah ketidakmampuan kita.
Lihatlah segala sesuatu secara khusus. Jangan disamaratakan! Sudah sewajarnya bila kita memiliki suatu hal yang tidak mampu kita kerjakan dengan baik. Oleh karena itu, kita tidak perlu menyamaratakan. Jangan sampai ketidakmampuan kita melakukan suatu hal membuat kita merasa tidak mampu melakukan hal lain. Terkadang kita cenderung membesar-besarkan sesuatu hal dari yang sebenarnya. 

3. Lakukan sebaik mungkin.
Lakukan sebaik mungkin lalu terimalah bagaimanapun hasilnya! Bila anda telah berusaha mengerjakan sesuatu atau menyelesaikan suatu masalah dengan segenap kemampuan anda, hadapilah apa pun yang akan terjadi bahkan hal yang paling kritis sekalipun. Anda harus menyadari bahwa berpikir positif tidak berarti satu penyelesaian sesudah itu selesai. Jika pertama anda gagal, coba, coba, dan coba lagi.

4. Akui prestasi anda!
Jika hasil pekerjaan anda memang baik, akuilah! Kita semua mudah merasa tidak enak jika mengalami kegagalan. Jadi, mengapa tidak merasa senang jika berhasil? Terimalah dengan senang hati jika seseorang memuji anda! Cara terbaik menerima pujian tanpa menjadi sombong adalah cukup dengan mengucapkan terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap