Langsung ke konten utama

Edisi Galau Hahahahaha... #iseng

Menertawai diri sendiri. Uring-uringan sendiri. Ketawa menangis tersenyum sendiri membayangkan irrasionalx pikiranku. Entah dimana kamus cuek yang slama ini kugenggam. Kali ini termentahkan dengan halusinasi yang membabibuta.
Hahaha.... aku ingin menertawai diriku.. sosok yang jadi serba tak rasional. Lebih banyak berhayal dan berharap. Tapi sayang. Smua juga hanya jadi kosakata umpama dan andaikata. Berada dalan ruang ilusi perasaan yang mengungkung dan membajak. Sadarlah... yang kamu lakukan sama sekali tak berguna. Biarpun air mata mu selalu berlinang, pesanmubselalu terhantar, doamu selalu terpanjatkan, hayalmu slalu menghiasi.. tak mengubah apapun.. dan tak ada pengaruh apapun. Mengapa masih ngotot???
Tempat ini menjadi menjadi teman bagiku melihat temaram cahaya kerlip lampu kota ini. Ditemani gemerlap bintang indah jauh disana. Mungkin seperti itu pun dirinya. Indah.. namun jauh tuk kugapai.. lebih tepatnya mungkin aq yang kepedean. Aq hanya bisa memandang dari kejauhan sini. Memandang segala keindhan darimu. Aq hanya bisa jadi penikmat dan penonton dari sini. Mungkin tak bisa lebih.... 
Kenapa juga kubiarkan diriku berada dalam palung harapan? Bukankah sejak dulu kupahat kata "tidak mungkin"?. Ahhh.. iya... aq mungkin terbuai dengan kata2mu yang sempat kulipat dan kusimpan. Namun, kata itu tak punya power apa2 baginya, meski tak sama bagiku. Itulah kesalahanku melipat katanya dalam palung harapan.
Tak banyak yang bisa kulakukan selain berdo'a dan berusaha. Jika semua berkata lain. Minimal perbendaharaan kecewa tak ada dalam kamusku. Hanya bisa kutitip do'a buat sang pemilik hati "maafkanlah hatiku yang sempat merindukan yang lain, dan mungkin pernah membuat kelalaian dlam kerinduan kepadaMu. Jagalah hatiku dengan segala kelemahannya. Jadikanlah aq berhati cantik, ridho dengan apapun keputusanMu dan tidak akan terluka parah akibat luka dari manusia. Rabb... maafkanlah aku.. maafkan kerapuhanku..."
#edisitakjelasngomongapa #isenghoyyy

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap