Langsung ke konten utama

Euforia pemilu....

9 April menjelang. Kasak-kusuk semakin kelihatan. Caleg pun semakin uring2an. Indonesia menuju masa baru. Kali ini tak bisa menjadi jilid 3. Mau atau tidak jilid 2 mesti rela melepaskan jilidannya. Memberikan yang nanti jd pilihan rakyat atau mungkin yang memaksa rakyat tuk memilihnya. Wallahu'alam.

Banyak harapan terpanjatkan. Keinginan tuk melihat indonesia menjadi lebih baik menjadi nyanyian anak bangsa. Apa iyya? Bukankah anak bangsa sekaraag lebih banyak yang autis? Sibuk dengan gemerlap sosial media yang lebih bisa menularkan tawa dibandingkan mikirin keadaan negara yang sudah tertatih. Palingbtidak, masih ada yang memikirkan negeri ini jadi lebih baik. Jadi terbaik. Apa mau mengatakan indonesia yang baru lagi? Sampai kpan negara ini mesti didaurulang? Kapan majux kalau selalu ingin yang baru? Itu pikiranku. Hahaa.. ngerti apa aku dengan semua itu?


Sebelumnya aq gencar meneriakkan say no to golpilit di sosmed. Sedang pemilu tinggal menghitung jam. Apa iya saya akan "kaburamaktan?". Selalu saja ada halangan tuk pulkam. Kemarin hujan deras mengguyur kota makassar tak bisa membuatku terkutik melangkhkan kaki meski cuma sekedar keluar rumah. Waktuku tinggal hari ini. Saya igin turut menorehkan tinta sejarah tuk bangsa ini. Meski hanya satu suara darinjutaan suara. Cuma satu suara? Heyyy... bukankah semilyar tanpa satubpun takkan bernilai semilyar? Jd jangan kucilkan angka satu :D.

Isya menjelang. Bismillah.. malam ini balik ke kampung tuk tunaikn hak jadi warganegara. Jalanan sangat ramai. Kilirik mobil yang lalu lalang. Rasanya.. sesak dengan hilir mudik. Suasana yg kulihat mirip dengan suasana lebaran. Ada banyak bus yang lewat sejak kami berdiri di pinggir jalan ini, tetapi semuanya sudah menutup rapat pintunya, lampu sudah dipadamkan dan kernet sudah duduk manis. Itu artix alamat full melanda. "Ada kok.. insya Allah.. sabar. Malam Lebaran saja sya masih dpat bus. Apalagi sekarang" pikirku. Si kecil ponakanku sibuk melirik kerlip lampu kendaranlan dan terbengong. Maklum dia jarang keluar rumah di keramaian begini. Setengah jam.. sejam.. satu setengah jam.... sudah mulai panik. "Dapat mobil nggak ya?". Kupandangi mobil dari arahbtimur dengan penuh harap. Seeoga ada yg bisa menampung kami bertiga. Kasihan si kecil. Ibu di kampung mulai menelpon. "Maaf bu, kami belum juga dapat mobil. Doakan saja smoga kami bisa pulkam". Dua jam berlalu.... panik tak bisa lagi kusembunyikan. Lunglai menunggu dibpinggir jalan. Bus yang lewat semua tak sempat melirik kami. Full.... 

Gerimis mengundang.. bus tak nongol.. ponakan tertidur dalam dinginnya malam. Alamat apakah ini? Akankah kami pulang saja tak jadi pulkam? OMG.... yaa Rabb datangkanlah mobil, nggak apa deh mobil panther asal bisa pulkam #berharap. Telpon pun semakin sering berdering. #kambelumpulangbu. Kakakq mengajak menuju tempat pedagang kaki lima di pinggir jalan arah ke timur. Berharap dsna bs berlindung kalau2 hujan tiba2 mengguyur. Dan benr saja, belum lama tiba di tempat itu, bumi makassar terguyur air. Hujan lebat.... dan panik pun semakin melanda. Untunglah ada tempat bertedh. Kami ber7. 

bersambung pemirsa....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap