9 April menjelang. Kasak-kusuk semakin kelihatan. Caleg pun semakin
uring2an. Indonesia menuju masa baru. Kali ini tak bisa menjadi jilid 3. Mau
atau tidak jilid 2 mesti rela melepaskan jilidannya. Memberikan yang nanti jd
pilihan rakyat atau mungkin yang memaksa rakyat tuk memilihnya. Wallahu'alam.
Sebelumnya aq gencar meneriakkan say no to golpilit di sosmed. Sedang pemilu
tinggal menghitung jam. Apa iya saya akan "kaburamaktan?". Selalu
saja ada halangan tuk pulkam. Kemarin hujan deras mengguyur kota makassar tak
bisa membuatku terkutik melangkhkan kaki meski cuma sekedar keluar rumah.
Waktuku tinggal hari ini. Saya igin turut menorehkan tinta sejarah tuk bangsa
ini. Meski hanya satu suara darinjutaan suara. Cuma satu suara? Heyyy...
bukankah semilyar tanpa satubpun takkan bernilai semilyar? Jd jangan kucilkan
angka satu :D.
Isya menjelang. Bismillah.. malam ini balik ke kampung tuk tunaikn hak jadi
warganegara. Jalanan sangat ramai. Kilirik mobil yang lalu lalang. Rasanya..
sesak dengan hilir mudik. Suasana yg kulihat mirip dengan suasana lebaran. Ada
banyak bus yang lewat sejak kami berdiri di pinggir jalan ini, tetapi semuanya
sudah menutup rapat pintunya, lampu sudah dipadamkan dan kernet sudah duduk
manis. Itu artix alamat full melanda. "Ada kok.. insya Allah.. sabar.
Malam Lebaran saja sya masih dpat bus. Apalagi sekarang" pikirku. Si kecil
ponakanku sibuk melirik kerlip lampu kendaranlan dan terbengong. Maklum dia
jarang keluar rumah di keramaian begini. Setengah jam.. sejam.. satu setengah
jam.... sudah mulai panik. "Dapat mobil nggak ya?". Kupandangi mobil
dari arahbtimur dengan penuh harap. Seeoga ada yg bisa menampung kami bertiga.
Kasihan si kecil. Ibu di kampung mulai menelpon. "Maaf bu, kami belum juga
dapat mobil. Doakan saja smoga kami bisa pulkam". Dua jam berlalu....
panik tak bisa lagi kusembunyikan. Lunglai menunggu dibpinggir jalan. Bus yang
lewat semua tak sempat melirik kami. Full....
Gerimis mengundang.. bus tak nongol.. ponakan tertidur dalam dinginnya
malam. Alamat apakah ini? Akankah kami pulang saja tak jadi pulkam? OMG.... yaa
Rabb datangkanlah mobil, nggak apa deh mobil panther asal bisa pulkam
#berharap. Telpon pun semakin sering berdering. #kambelumpulangbu. Kakakq
mengajak menuju tempat pedagang kaki lima di pinggir jalan arah ke timur.
Berharap dsna bs berlindung kalau2 hujan tiba2 mengguyur. Dan benr saja, belum
lama tiba di tempat itu, bumi makassar terguyur air. Hujan lebat.... dan panik
pun semakin melanda. Untunglah ada tempat bertedh. Kami ber7.
bersambung pemirsa....
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar