Langsung ke konten utama

Keterpilihan atas Pilihanmu

Keterpilihan atas pilihan yang engkau pilihkan runtuh seketika. Tahukah bahwa keterpilihan itu melawan egoku? Melawan idealismeku, melawan silaturrahimku? Mencoba angkuh dalam topeng keyakinan. Mengambil bagian meneriakkan dengan lantang atas keterpilihanku. Sekarang ia sudah runtuh. Luluh lantak tak berbentuk. Mungkin sebentar lagi akan menjadi belati yang akan berbalik menghukumi keterpilihanku. 

Mataku terpejam tapi sama sekali tidak tidur. Senyum menghiasi wajahku. Tapi tidak untuk seonggok daging dalam diriku. Aku mengatkan rapopo tapi nuraniku mengatakan raisopopo. Aku bersabda tuk sabar tapi sabda kemanusianku ingin menghujat. Ahhh.. kata temanku menyumpahi.. 


Mungkin powernya telah membuat melenggang berbuat apa saja. Mengambil keputusan semaunya dan bersikap apa adanya. Seolah tak ada yang salah. Yah, sebuah power telah dikantongi. Melenggang masuk ke bilik ummat. Sesuai dengan citanya. Dengan power itu, wajar jika telah berani bertitah. Memasang senyum full manis dan tentu menjemput impian sesuai nafsunya. Lihatlah... ring telah mendekat, lenggangannya pun semakin dipercepat. Katanya sebentar lagi... tanpa bersalah.. tanpa punya dosa.. tanpa punya sedikitpun khawatir. 

Bodoh amat dengan orang lain. Yang penting sudah punya power, bisa apa saja... bisa memilah apa saja.. bisa bahagia dengan cara apa saja. Peduli apa? Hanya tempat nongkrong sejenak saat hujan dan badai menyergap. Setelah aman, akan berlalu berjalan menuju titik egoku. Peduli apa..???

Perasaanku sama sekaai tak dihargai.
Tak ada melati, yang ada hanyalah belati
 
Kucing pun berubah wajah menjadi harimau

cc: syukran for sahabatku @Muly dan @Odha.. kalian mau mendengarkan ceritaku, berbagi denganku, menasehatiku, menguatkanku, dan ada saat saya butuh teman tuk berbagi. iyah... masih ada kalian yang bisa membuatku tersenyum. kata kalian.. "Puihhhhhh...", "don't believe".
 
Palopo, 25 April 2014. NampaSangbulangpa.

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap