Keterpilihan atas pilihan yang engkau pilihkan runtuh seketika. Tahukah
bahwa keterpilihan itu melawan egoku? Melawan idealismeku, melawan
silaturrahimku? Mencoba angkuh dalam topeng keyakinan. Mengambil bagian
meneriakkan dengan lantang atas keterpilihanku. Sekarang ia sudah runtuh. Luluh
lantak tak berbentuk. Mungkin sebentar lagi akan menjadi belati yang akan
berbalik menghukumi keterpilihanku.
Mataku terpejam tapi sama sekali tidak tidur. Senyum menghiasi wajahku. Tapi
tidak untuk seonggok daging dalam diriku. Aku mengatkan rapopo tapi nuraniku
mengatakan raisopopo. Aku bersabda tuk sabar tapi sabda kemanusianku ingin
menghujat. Ahhh.. kata temanku menyumpahi..
Mungkin powernya telah membuat melenggang berbuat apa saja. Mengambil
keputusan semaunya dan bersikap apa adanya. Seolah tak ada yang salah. Yah,
sebuah power telah dikantongi. Melenggang masuk ke bilik ummat. Sesuai dengan
citanya. Dengan power itu, wajar jika telah berani bertitah. Memasang senyum full
manis dan tentu menjemput impian sesuai nafsunya. Lihatlah... ring telah
mendekat, lenggangannya pun semakin dipercepat. Katanya sebentar lagi... tanpa
bersalah.. tanpa punya dosa.. tanpa punya sedikitpun khawatir.
Bodoh amat dengan orang lain. Yang penting sudah punya power, bisa apa
saja... bisa memilah apa saja.. bisa bahagia dengan cara apa saja. Peduli apa?
Hanya tempat nongkrong sejenak saat hujan dan badai menyergap. Setelah aman,
akan berlalu berjalan menuju titik egoku. Peduli apa..???
Kucing pun berubah wajah menjadi harimau
cc: syukran for sahabatku @Muly dan @Odha.. kalian mau mendengarkan ceritaku, berbagi denganku, menasehatiku, menguatkanku, dan ada saat saya butuh teman tuk berbagi. iyah... masih ada kalian yang bisa membuatku tersenyum. kata kalian.. "Puihhhhhh...", "don't believe".
Palopo, 25 April 2014. NampaSangbulangpa.