Aku masih disini. Tak beranjak dan pergi. Dan aku
tahu titah taqdir telah didentumkan untukku. Aku telah mengetahui
rahasia tabir. Di sini, kunyanyikan lagu sendu menghantarkanku pada titik
sadarku. Lihatlah syair hidup yang terdendang untukmu.
Aku masih disini. Di tempat yang sama ketika kutemani hatiku merajut
noktah positif. Bercengkrama dan tersenyum bersama. Tenang... esok akan
bahagia. Disini, kujejari waktu dan bergerilya pada sebuah gelombang
pembawa harapan. Dunia maya seolah mahligai indah yang menari bersama
jemari tak letih menuliskan bait demi bait. Berselancar halaman demi
halaman. Meski terkadang sia-sia, namun harapan tetap menghibur.
Aku tetap disni. Walau nuansa telah berubah, drama telah usai. Sang
sutradara telah bertitah. Aku masih ditemani gemerlap lampu, dihibur
cekikikan burung malam dan dihiasi ribuan bintang nun jauh disana.
Seperti kataku, bintang memang jauh. Seperti harapanku. Jiwa kerdil
bertandang ke bintang.
Angin malam cepat berhembus menerpa wajahku. Menyadarkan bahwa waktu
tetap saja berlari meski aku terjatuh dan berhenti. Masa tetap setia
menemani waktu, kenangan pun nampak indah menjadi bingkainya. Semua
cepat berlalu sampai semua tak kumengerti. Mengapa aku? Kenapa bisa?
Semua hanya akan jadi teka-teki hidup yang usang. Mungkin tak perlu
kucari jawabannya. Ranting telah patah daun pun berguguran. Kuharap ini
adalah musim semi yang akan menumbuhkan tunas tuk ranting dan daun.
Ahhh.. iya.. akan muncul bunga setelah musim gugur.
Aku masih disini. Duduk mengayun perasaanku.
#tempatistimewa, 8 Mei 2014...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar