Langsung ke konten utama

Mengenang Masa SMA #SMANSA PALOPO#

Malam semakin gelap menutupi malam. manusia telah terlelap bersama sejuta kelelahan dari aktivitas siang tadi. yang ada hanyalah suara cekikikan burung malam beserta sesekali deru pesawat yang melintasi atap rumah. tetap disini, di tempatku melihat dunia luar. tempat bercerita pada alam, tentang hidup. 

Tak ada yang spesial dilakukan, hanya duduk dan memandang bintang. Langit seperti lukisan permadani yang ditaburi intan permata. kerlip bintang tak bosan memperindah panorama malam. seperti kali ini, aku pun tak lelah memandang bintang. sungguh indah.. yah.. sangat indah.. namun sekaligus sadar bintang tetaplah bintang. jauh........... 

3 IPA 1 SMAN 1 Palopo '03'
Malam ini bagiku spesial. what..? yah.. spesial dengan kehadiran teman SMA. Lama tak bersua dan bercengkrama dengan mereka. inilah dunia modern, reuni versi dunia maya. akhirnya kembali ke masa lalu. memutar memori yang masih tersisa.
11 tahun yang lalu, kita adalah remaja yang masih santai dengan hidup. bebas berekspresi, bercengkrama, bermimpi. dunia SMA mungkin telah disepakati menjadi dunia paling indah semasa hidup. dunia penuh rasa, rasa indah dunia anak muda. eitzz... rasa muda tapi bertanggungjawab kok hehhehe... #mengenangmasaSMA#
 .....................................
Masuk di sekolah unggulan rasanya sangat bahagia sekaligus bangga. tekadku, saya harus bisa. mungkin disini banyak anak yang lebih pintar, tapi bagaimanapun saya harus berusaha untuk bisa melakukan pembuktian diri. entah dengan cara apa dan melalui apa. teman-teman SMP-ku hanya sedikit bersekolah disini. akankah saya bisaberadaptasi?


Awal masuk sekolah diawali dengan MOS. Baru awal, langkahku sudah salah. akibat nama tidak ber-pam. ada yang namaku sama persis, hari pertama MOS dia tidak masuk sekolah, makanya ketika pengumuman ruangan yang diawali dari gugus 1, segera kusunggingkan senyuman. alhamdulillah.. berada di gugus 2. Hari pertama lumayan bikin tegang juga. kakak kelas yang kadang mengganggu, membentak, mengerjain. dan sempat berpikir juga, beberpa teman yang disuruh melakukan sesuatu selalu diawali dengan pertanyaan asal MP dan NEM. "kok semuanya ber-NEM tinggi beberapa angka ya?" pikirku. tapi sellau kutepis. kuhibur diri karena kalau melihat NEM-ku, inilah NEM tertinggi di SMP-ku dulu. senang banget mendapatkan NEM tertinggi, saya belum peduli seberapa tinggi NEM dari sekolah lain yang ternyata banyak juga yang tinggi. hmmm.... peduli amat pikirku. Hari kedua MOS, orang yang namanya sama denganku akhirnya datang, petaka pun dimulai. dia ngotot, saya juga ngotot. akhirnya saat kerja bakti sebelum masuk ruangan, kudekati teman SMP-ku dan bertanya NEM-nya berapa dan di-gugusnya kebanyakan NEM bagaimana. ehhh.. ternyata temanku bilang, ada di gugusnya namanya sama dengan namaku, tapi nggak pernah hadir. lalu kutanya selanjutnya "NEM di gugusmu kebanyakan NEM berapa?. dan... alaaamaaakkk.. kayaknya emang saya yang salah masuk gugus. Gubrakkk..... segera saja setelah kerja bakti, langsung masuk kelas dan mengambil tas kantonganku dan berlari menuju gugus 4. bukan hanya sampai disitu, selanjutnya di gugus dua jadi heboh, kakak kelas mencariku dan heran berganti dengan orang lain, sedangkan di gugusku sekarang, kakak kelaspun juga banyak bertanya darimana saja saya kemarin nggak nongol. yah,, gimana lagi, dijawab apa adanya "salah masuk gugus kak" hahhahaha........ awal yang memalukan :D

MOS akhirnya berakhir, dan penentuan kelas akan segera dilakukan. tetapi kelas tidak ditentukan oleh gugus ataupun NEM. yang menentukan adalah nilai tes. Yupp.. akan dilaksanakan TES penjaringan kelas. semoga bisa.. harapku dalam hati. Bismillah... paling tidak nantinya saya tidak berada di kelas bawah. saya pun ingin bersaing :-)

Senin akhirnya menyapa, semua dikumpulkan dalam gugus kembali. akhir upacara adalah saat yang paling mendebarkan. pengumuman penempatan kelas. saya pun dag dig dug tak karuan. pengumuman kelas diawali dari kelas 1.1. kudengar dengan seksama diantara riuh suara yang tak sabar mendengar sekaligus riuh bahagia bagi yang namanya disebutkan. nama pertama.. kedua.. ketiga.. dan... terkahir.. namaku tak disebutkan... lewat 1.1. yah mungkin terlalu muluk berharap di kelas 1.1 hahhahaha.... (rasa menggebu ingin bersaing). selanjutnya kelas 1.2, nama pertama... kedua..ketiga.. dan.. arghhh... juga terlewatkan sampai nama terakhir tak ada namaku disebutkan. mulai sedikit kecewa. bukankah kelas 1.1 dan 1.2 yang jadi kelas unggulan? hikzz... artinya belajarku dan kerjaku belum memuaskan.. teryata benar banyak anak pintar dsini. ahhh.. paling tidak kelas-kelas lain yang masih dekat dari kelas ungulan itu, asalkan jangan kelas bawah ya Rabb... please....... selanjutnya kelas 1.3, kudengar lagi dengan seksama sambil terus berdo'a. dan... ada namaku disebutkan, saya sangat senang rasanya berada di atas awang. segera kulangkahkan kaki-ku. uppzzz.... kok.. dia yang maju sih..??? saya pun heran dan seakan kecewa dan kesal. kok dia? iya sih, namaku sama. tapi... kok dia? dia sudah maju dan melangkah dengan cepat menuju barisan yang ditunjukkan dengan senyum merekah. langkahku langsung berhenti dan seakan kaki tak berpijak. aduuuhhhhh..... kok dia....????. ingin marah tapi gimana caranya? ingin protes tapi gimana caranya? akhirnya kelas 1.3 telah disebutkan satu persatu dan mereka digiring masuk ke kelas mereka. hufffttt.......

Kelas 1.4... lamunanku buyar.. aduhhh... gimana ini, semoga anmaku ada ya Rabb.. kecewa pemirsa bukan saya yang di kelas 1.3 tadi. nama pertama.. kedua..ketiga.. dst... tak ada namaku disebut. arghhh.... kelas 1.5... nama pertama.. kedua.. ketiga... juga lewat... kelas 1.6.. keringat mulai mengucur.. apa? 1.6? sudah kelas jauh... tidaaaakkkkkkkkk.... ingin menangis saja... dan.. akhirnya lewat juga... kelas 1.7, nama pertama.. kedua.. lewat juga.. tak ada namaku disana... ingin berlari saja kalau begini. ibuuuu.... nakmu ini sebegini bodohkah? sudah kelas 1.7 belum ada namaku disebutkan :-(. kelas 1.8, telingaku kembali kupasang meski sudah idak konsentrasi. masak iyya di kelas 1.8. nama pertama.. kedua..ketiga.. keduapuluh.. terakhir... apaaaaaaa...???? tak ada juga namaku? alamak.... lappuangggg... serasa ingin hilang saja.. air mata sudah di pelupuk, ingin berlarian. selanjutnya bagai kilat menyambar, perkataan guru yang membacakan nama-nama pembagian kelas "bagi yang namanya tidak disebutkan atau yang tersisa, itu artinya secara otomatis berada di kelas 1.9. gubrakkk... serasa dunia sudah kiamat. apaaaa.....??? kelas 1.9? mimpi apa saya semalam? sebodoh itukah saya? tak ayal, air mata pun bercucuran. (ingat kala itu rasanya malu.. xixixi).

Kulihat wajah yang senasib denganku juga murung. tapi tetap saja ada yang cuek. ya iyalah. tampangnya saja sudah kelihatan kalau ia tak minat belajar. bagaimana ini??? kelas 1.9? aduh yaya... memalukan negara... memalukan sekolah... memalukan keluarga.. dan malu-maluin yaya..... entah rasa paling tepat menggambarkan suasan kali itu. lunglai... tidak terima... ahhh... masa saya di kelas 1.9? yang di kelas 1.3 tadi benarkah dia? bukankah saya? kenapa dia? ahhh saya tidak terima.... entah kenapa feelingku mengatakan itu tidak benar. tidak terimaaaaa......... meski dia memiliki NEM yang lebih tinggi beberapa nilai dariku, tapi bertemu dnegannya dan ngobrol dnegannya entah mengapa feelingku mengatakan saya masih bisa mengalahkannya. gimana ini yaya???? kami sudah digiring masuk ke kkelas 1.9. membayangkan duduk di kelas itu sudah ingin pengsan, apalagi kalau kenyataaann.. tidaaakkkkkkkkk..... entah kekuatan dan keberanian dari mana, kulangkahkan kakiku bukan menuju kelas, tapi menuju kantor, kucari tempat dimana nilai dikelola. kumasuki ruangan pegawai.. dannn.....

"pak, bisakah saya melihat nilai tes kemarin?"
"kenapa?"
"saya ingin melihat nilai saya pak"
"Memangnya tadi tidak dengar pembagian kelasnya?"
"sudah pak, tapi ada yang namanya sama persis dengan namaku, dia dikelas 1.3, sedangkan nama yang satunya di kelas 1.9 pak. saya tidak mau di kelas 1.9 pak. makanya saya mau melihat nilai tes yang kemarin"
"hmm.. apa? kenapa yakin kalau yang di kelas 1.9 itu bukan kamu?"
"saya rasa tes yang kemarin banyak yang saya jawab pak"
"trus, yang namanya sama denganmu mana?
"sudah masuk kelas 1.3 pak"
"tunggu saya lihat dulu. tapi, masak sih nama sama persis? tidak pakai nama bapak di belakang?"
"tidak pak"
"kalau yang satunya?"
"sama pak, tidak pakai pam"
"inilah masalahnya. makanyaaaa...... itu nama diberikan nama pam. apa gunanya nama bapak kalau begitu?"
tak bisa berkata apa-apa.......
"itulah kalau tidak mau pasang nama pam. gengsikah?"
"tidak pak, tapi di ijazah memang begitu"
"lhaa... bukannya sejak awal mestinya diberikan?"
"iyya pak" tertunduk... kenna marah deh......
diam.. hening.... tapi alhamdulillah si bapak mau membuka arsip nilai tes.
"kamu gugus berapa?"
"gugus 4 pak"
"kalau yang kembaranmu, gugus berapa?"
"gugus 2 pak"
"kok kamu PD kalau kamu yang di kelas 1.3? padahal dia gugus 2 dan kamu gugus 4?"
slpeeettttt... wetzz... tajam juga nih kata-katanya... mau ngomong apa ya? hadeww.....
"saya cuma mau memperjelas pak" kataku pelan, sedikit demi sedikit harapanku mulai berkurang
"nama lengkapmu siapa?"
"NURHIDAYAH pak"

hening sejenak menyapa. kuharap tidak ada pertanyaan lanjutan. soalnya makin kesini makin tidak yakin dengan feelingku. ada apa ini?????
"ini nilai yang di gugus 2, nilainya adalah......... coba kita lihat nilai gugus 4"
dag..dig..dug... makin tidak yakin dengan nilaiku... pengen kaburrrrrr..........
"nilaimu adalah........"
"jadi,......................................................"
tidakkkkk................... kenapa...????/
"kamuuuuu...... benar.... nilaimu lebih tinggi dan jauh lebih tinggi. kamu yang di kelas 1.3"
whatsssss....................???? andai saat itu film "Ayah, kenapa aku berbeda?" ada, mungkin sudah kubilang "double what... what.... hahahahaha.. lebay deh.... tapi, betul, saat itu rasanya senangggg bangetttt.. ternyata usahaku tidak sia-sia dan feelingku tidak salah... yeahhhh.... alhamdulillahhhhhhh...     Trima kasih ya Tuhan...... ingin jingkrak-jingkrak rasanya...... ahhhaaaaaaa.............

"kalau begitu, panggil yang kembaran nama kamu kesini! dimana dia sekarang?"
"sudah masuk ke kelas 1.3 pak"
"coba panggil dia kesini"
"baik pak"
saat itu, entah mungkin rasa enggan, malu dan takut hilang saat disuruh memanggil kembaran namaku. tanpa berpikir panjang kumasuki kelasnya dan langsung meminta izin ke wali kelasnya tuk memanggilnya. sekilas kulihat wajahnya penuh tanda tanya. "ada apa???". lihat saja nanti....
kami pun berjalan ke ruang pegawai tanpa sepatah kata. mungkin dia sibuk dengan berbagai pertanyaan di benaknya.
"oww.. kamu namanya nurhidayah juga ya?"
"iya pak"
"begini, coba lihat nilai tes penemptan kelas kemarin. nilai begini.. dan namamu sama persis dengan dia. coba lihat nilainya dia. nilainya jauh lebih tinggi. jadi...... dia yang di kelas 1.3, dan kamu di kelas 1.9. maaf ya nak.... ini kesalahan. karena nama kalian sama persis. untung tadi dia daang menghadap untuk melihat nilainya"
kata-kata bapak tadi tidak begitu jelas kudengar lagi, yang kuperhatikan wajah kembaran namaku yang pucat pasi. entah apa namanya... akankah dia marah padaku??? semoga tidak. maaaffff ya.........
"nak, silahkan pamit ke kelasmu. dan ambil tas kamu. dan kamu.... (sambil menunjukku), silahkan masuk ke kelas 1.3, jelaskan sama wali kelasmu apa yang terjadi"
"iya pak"

Mungkin kesenanganku tidak lagi di puncaknya. berganti dengan perasaan tidak enak dengan kembaran namaku. saya harus ngomong apa sama dia? oh my God.... maafkan saya..... selanjutnya kami berjalan bersama menuju kelas 1.3, dan tentu kata maaf tak henti kuucapkan... maaf ya... tapi saya juga tidak terima di kelas 1.9.. so sorry..... jadilah hari itu kesenangan dan ketidakenakan menyatu. tak konsentrasi mendegar pemaparan wali kelas tentang program kelas dan harapan-harapan beliau.  sorry................. sorry....... so sorry...............

Namun bersyukur, setelah kejadian itu, silaturrahim kami tak putus. kadang kujenguk dia di kelasnya. kusapa ketika berpapasan bahkan berkunjung ke rumahnya saat pulang sekolah. alhamdulillah tak ada pertengkaran karena kejadian ini. justru kami makin akrab. Thanks sangat ya......

#bersambung hehehe.. kayak film aja...

*entah dimana kembaran namaku sekarang*
(menulis ini, membuatku rindu padamu, rindu teman-temanku ex, SMAN 1 Palopo '03', kelas 1.3)
NB: all kelas 1.3 cawu 1 Pati, nur alia, muliani, ittang, reni, dll yang sudah tidak kuingat namanya... 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap