Langsung ke konten utama

Women Remain Women

Wanita tetap wanita. Mau bagaimanapun wanita tetap saja sebagaimana fitrahnya. Benar, bahwa wanita lebih berperasaan, lebih mengedepankan perasaan dibandingkan logika. Inilah yang menjadikan wanita sebagai makhluk yang lembut. Tapi, bukan berarti wanita adalah lemah, justru dengan kelembutannya, wanita membuktikan bahwa kelemahlembutan bisa meredam amarah, bisa membuat senyum merekah, bisa membuat mulut yang terbungkam menjadi fasih dalam bercerita.

Ahhh… iya, wanita pun adalah ahli sejarah. Seberapa pun sebuah peristiwa yang hinggap di peluupuk matanya akan selalu dikenang. Olehnya, berhati-hatilah dalam berjanji padanya, ia akan selalu mengingat setiap jengkal kata-katamu. Jagalah atas segala ucapan manis yang kau layangkan padanya, bertanggungjawablah atas harapan yang kau tanamkan di hatinya, selagi ia dapat menatap dunia, setumpuk harapanmu akan selalu dinanti dan ditagih. Berhati-hatilah dalam memperlakukannya, karena setiap sikap yang kau tampakkan padanya akan selalu diukir dalam sudut hatinya. Janganlah menyakitinya jika masih ingin melihatnya baik padamu. Janganlah menampakkan taringmu di hadapannya, karena selagi matanya masih bisa melihat, dia kan selalu mengurai setiap detik sejarah yang kau torehkan.

Women remain women. "Mendapatkan cinta tidak mesti menyakiti orang lain". Itulah suara seorang perempuan, menghargai perasaan sesamanya. Siapakah yang tidak menginginkan kebahagiaan? Rasanya semua wanita pun merindukannya. Haruskah diperjuangkan? Yah, dia akan terus memperjuangkan kebahagiaannya, namun ketika kebahagiaan yang diinginkan justru menjadi belati bagi orang lain, maka langkahnya akan terhenti. Kebahagiaan diri bukanlah antithesis bagi kebahagian orang lain. Kebahagiaan diri janganlah menjadi boomerang bagi orang lain. Kebahagiaan diri, sudah selayaknya menjadi bahagia bagi orang lain. Jika kebahagiaan itu ada perih bagi orang sesamanya, maka tinggalkanlah. Meski itu adalah sebuah cinta, tetapi selayaknya cinta yang mestinya suci, maka begitu pulalah kebahagian yang lahir darinya, mesti suci, mesti jernih, mesti tak menyakiti. Maka, para lelaki.. apakah kalian akan tetap mendapatkan cinta dengan menyakiti wanita lain? Akankah kalian membuat kebahagiaan bagi seorang wanita di atas kekecewaan wanita lain?. Wanita tetap wanita, meski kalian menyakitinya, mengadu domba sesamanya, namun fitrahnya ia akan melepaskanmu meraih bahagia, meski bahagiamu telah menyakitinya.

Wanita tetap wanita. Meski beribu kali kau hujamkan sayatan pedang padanya, masih terselip senyum yang akan kau lihat di wajahnya. Dia akan berusaha memperlihatkanmu bahwa ia tak apa-apa, ia akan tetap menanyakan kebahagiaanmu, meski bahagia yang pernah ia impikan adalah apa yang kau janjikan. Wanita tetap wanita… mampu berspekulasi dengan dirinya. Mampu menjadikan hatinya dan lisannya bagai bunglon. Bertolak belakang, demi menjaga ritme bahagia orang lain.

Wanita tetap wanita. Meski ingin terlihat tegar dan kuat, namun dia akan menangis, mungkin bukan di hadapanmu, tapi di bilik sepi tanpa kalian yang telah menyakitinya. Mungkin juga tangisannya tak pernah tampak, karena tangisannya ada disana, dalam lipatan hati tanpa air mata. Dan lagi, tangisannya bukan bukti bahwa ia akan lemah. Justru dengan air matanya dia akan bangkit dan menghujamkan tinjunya pada dunia dan berkata “saya akan bisa”. Airmatanya adalah senjatanya, senjata meluluhkan kemarahan, senjata melemparkan sebuah kenyataan pahit dan menutupnya dengan derai air mata. Ahh.. iya, tulisan seorang akhwat melukiskannya …….

Wanita mampu menangis dalam tawanya, mampu tertawa dalam tangisnya. Saat wanita berkata "Aku baik-baik saja,, "padahal kenyataannya hati wanita hancur berkeping". Mereka sedikit kesulitan mengungkapkan isi hatinya, lukanya, bahkan semua yang membuatnya terluka. jika bisa mereka mengungkapkannya, mereka tidak akan mengungkapkan semuanya, selalu ada yang di sisakan tuk diungkapkan. karena dalam kondisi seperti itu pun wanita masih memikirkan perasaan prianya, mereka tidak ingin prianya sedih/ragu meskipun disaat yang bersamaan hatinya telah hancur lebur bagai kapas yang beterbangan yang sulit tuk disatukan kembali dalam sebuah hati yang utuh. Setegar dan sekuat apapun wanita, dia pasti menangis. Entah dengan/tanpa aliran air mata. Dalam setetes air matanya ada jutaan kata penuh makna yang tak mampu terucap. Wanita adalah makhluk Allah yang penuh makna. karena wanita diciptakan bukan tuk disakiti, dan bukan tuk dijadikan pemimpin serta alas. Tapi wanita diciptakan tuk dijdkan pendamping, tuk dilindungi dan tuk dicintai..

Wanita tetap wanita. Meski dia apa akhirnya sendiri mengayuh perahu hidup, bukan berarti dia akan kalah dan tersungkur. Wanita akan terus menapaki hidup. Menengadah ke mentari, dari hari ke hari harapannya akan selalu diperjuangkan. Hidupnya bukan tuk meratapi nasib. Tangannya, bahunya, kakinya, bahkan matanya akan selalu kokoh memasang puzzle hidup. Hidup akan terus diperjuangkan, karena ia tahu hidup tak akan bergulir hanya dengan ratapan, hanya dengan tengadah mengharap kasihan. Wanita pun hebat kawan… bagimu dia tampak lemah, tak berdaya dan mungkin tak masuk dalam kamusmu tuk bisa berbuat lebih. Tapi, lihatlah wanita tetap tegar menantang ombak. Bahkan ombak besar yang kau berikan hasil metamorposa lagu indahmu. Ingat kawan, wanita tak selemah dalam pikirmu.

Wanita tetap wanita. banyak orang menganggap perempuan lemah dan hanya menggantungkan hidup pada lelaki. tapi, tidak banyak yang menyadari betapa hebatnya perempuan. Di atas bahu kecilnya, bahkan perempuan sanggup menanggung beban dunia. Di kedua tangannya dunia akan direngkuh dalam damai penuh cinta dan harapan. Di kedua mata sendunya perempuan menyimpan jutaan cerita yang ingin dibagikan kepada dunia. Tidak ada yang tidak mungkin dilakukan oleh perempuan, karena perempuan memiliki otak, akal, mata, dan jiwa yang kuat, namun dengan hati yang lembut. penuh kasih. "women remain women"

Catatan seorang akhwat biasa
#ForAllWomen
Kamar Mungilku, 13 Mei 2014

Komentar

  1. Kereeeeeeennnnnn.... suka...suka....suka..... :)

    Terharuka bacaki ka'....

    BalasHapus
  2. hehehhe... alhamdulillah kalau keren dan bisa membuat seorang Ernawati Amin terharu. Alhamdulillah :-)
    #womenremainwomen

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap