Langsung ke konten utama

Pelatihan TOT Muballighat PP NA

Peserta TOT Muballighat with Fasilitator
Alhamdulillah bisa berangkat… yeah…..
Itu kataku saat sudah bisa memprediksi bahwa akhirnya bisa berangkat ke Jogja untuk mengikuti kegiatan Pimpinan Pusat Nasiatul ‘Aisyiyah. Awalnya, kami hanya mengiyakan saja, mencoba peruntungan meski dalam hati tak percaya dan pesimis bisa berangkat. Mengapa? Rapat hari jum’at baru diputuskan tuk berangkat, sedangkan rencana berangkat hari rabu yang pada akhirnya molor sampai kamis pagi. Sedangkan dana di tangan kami 0 rupiah. Ha..ha…ha… makanya, dalam hati senyam-senyum.. mana bisa berangkat? Apalagi, hari sabtu dan ahad setelah rapat rutin, mesti mengikuti Musyda KNPI kota Makassar, itu artinya hari senin baru bisa bergerilya nyari dana. Minus 3 hari pemirsa. Dan hari selasa, menjadi panitia milad ‘aisyiyah, dsitu barulah ada dana real terkumpul, itupun baru 950.000 rupiah. Untuk berangkat dua orang. Wowww……. Amazing… tapi, yah… tetap tersenyum menunggu peruntungan ^_^. 

Alhamdulillah, rezeki Allah datang juga… ada bantuan dari PD NA tuk SWP kegiatan, trus ada juga bantuan dari senior yang baik hati, serta bantuan yang tak kami sangka bisa goal dari ayahanda PDM kota Makassar, betul-betul ayah yang baik pada anak-anaknya… Syukran and jazakumullah for All… semoga Allah senantiasa melimpahkan rezeki yang berlimah untuk kalian. Trima kasih,…. Pada akhirnya kami percaya diri tuk berangkat… Jogja I’m coming :)

Malam kamis, jadinya tidak mau tidur. Kenapa? Khawatir ketiduran padahal mau ke bandara jam 3 subuh. Mending nanti tidurnya pas di pesawat saja pikirku. Dinginnya malam, tak menghalangi laju taxi yang kutumpangi menembus subuh yang dingin. Jalanan lancar. Tak terasa sampai juga di bandara Sultan Hasanuddin, lalu-lalang orang berdatangan mulai terasa. Celingak-celinguk kuitari sekeliling berharap teman-teman yang lain juga sudah dating. Kayaknya… nihil… ya sudah, mungkin saya yang kecepatan datangnya. Lumayan lama menunggu, akhirnya kami telah terkumpul 5orang, hm.. masih ada tersisa satu orang. Mana dia yah? Kriiingggg…kringggg…kriiiiing…. OMG, ismaaaa…… dia lupa membawa HP berangkat ke bandara. Trus dia mau dihubungi pakai apa ya? Jangan-jangan dia balik mengambil HP-nya? Wah.. betulll,,, dia balik ke rumahnya… hm.. semoga saja tidak terlambat. Isma..isma…. tapi, Alhamdulillah kami akhirnya bisa berkumpul. Di dekat kami ada dua rang yang sedari tadi memperhatikan tingkah kami yang asyik gifo dan tertawa menyadari tingkah kami. 

“mbak, mau kemana?”
“ke jogja, tapi naik pesawatnya ke Surabaya nanti baru ke jogja”
“kegiatan apa?”
“kegiatan organisasi, nasyiatul ‘aisyiyah”
“ohhhh…… Nasyiah to. Perkenalkan… kami dari pemuda muhammadiyah Jatim”
“owww.. benarkah?” mata kami berbinar senang
“iya. Pemuda muhammadiyah puluhan tahun yang lalu. Hahahhaha…”
“hahahahhaha…. Ada-ada saja bapak ini”

Inilah ukhuwah. Meski berada di daerah orang lain, bertemu dimanapun, dengn membawa bendera yang sama, rasanya ketemu saudara sendiri. Alhamdulillah. Ternyata kami juga satu pesawat dengan kedua bapak tersebut. Bahkan sampai di Surabaya pun, mereka masih sibuk mengurus kami dengan mencari travel yang baik agar kami lekas sampai di jogja. Bukan karena apa, mengejar waktu pemirsa. Pembukaan jam 1, sedang kami tiba di Surabaya sekitar pukul 7 pagi, belum nyar travelnya. Berharap bisa sampai di jogja siang hari, minimal saat pembukaan, atau minimal lagi saat materi pertama jam 3. Awalnya senang naik mobil travel avansa, eh.. pas sampai di tempat travelnya kok berganti mobil. Mobilnya agak besar sih emang. Lapang sih emang tapi…… leletnya minta ampun….. sempat mencak-mencak sendiri. Berharap naik travel bisa lebih cepat nyampai, eh.. malah jalanya kayak odong-odong… hikzzzz…… nasib..nasib…. daripada mencak2, mending menyanyi ahhh…. Entah suda berapa lagu, tapi tak ada satupun yang sempurna, lagunya tak beraturan, terulang2, campur-campur.. ah… enjoy aja… Maghrib baru sampai… :D

Meski badan sakit semua, tapi mesti masuk forum. Sudah kadung terlambat hehehhe… ada dua materi malam pertama, islam berkemajuan dan dakwah pemberdayaan masyarakat. Dapat wawasan baru. Dan merefresh ingatan dan ilmu yang pernah masuk. “dakwah itu bukan hanya ceramah. Secara social pun justru lebih mudah diterima oleh masyarakat”. Ada 3 model dakwah pemberdayaan masyarakat :locality development, social development dan social action. Hm…. PR tuk mengkaji lebih lanjut. 

Bersama Ipeh, PP, kk ketiga, kk keempat n kk pertama
Jum’at pagi. Setelah dilalui dengan sholat Lail berjama’ah dan sholat subuh, selanjutnya adalah outbond. Tapi saying kondsi tubuh tidak memungkinkan untuk ikut. Tapi, materi… insya allah tetap semangat. Hari ini full materi. Pagi sampai sebelum jum’at ada 3 materi kosep dakwah terpadu, hybrid spirituality, dan teologi filantropi. Ba’dha jum’at ada materi dakwah need assessment, forum dakwah, dan strategi dakwah berbasis kebutuhan local. Wuih,,, ini yang paling baik menurutku. Jadi semangat mengikuti materi, bukan hanya isi materi, tapi gaya pembawa materinya juga mantap. Tidak kaku, dan penuh dengan selingan yang tetap kaya ilmu. Pematerinya adalah mantan anggota polri yang pension dini karena ingin berbuat tuk muhammadiyah. Wow…. Subhanallah… dulunya aktif di IRM, menjadi pimpinan pusat IRM. Heheh…. bangga saya jadi alumni IRM. Ada tiga hal yang beliau katakana dan kukutip baik-baik: 

“anak saya ada 3 dari istri muda. Satu dari istri tua. Jadi anak saya ada berapa? Iya.. ada satu hehhehe… maksudnya? Jangan negative thinking dulu. Istri saya melahirkan anak kami ada 3 sewaktu muda, nah di waktu telah berusia tua, maha kuasa Allah kami masih dianugrahi satu anak lagi. Jadi… ya gitu deh… masak sih, mantan aktivis IRM poligami? Istri saya tetap satu kok. Tetap setia dengan istri saya yang satu”
“berbeda pendapat dalam persyarikatan, bukan saling mengganggu atau keluar mencari lingkungan baru”
“anak muda dan masyarakat masih banyak yang kurang dibina, dlayani, dan diberdayakan oleh ortomnya. Itulah alasan mengapa saya memilih pensiun dini di polri dan memilih untuk mengurus amal usaha muhammadiyah” 

Malamnya, kami sudah dibagi menjadi dua kelas. Yaitu kelas PMNA 1 dan kelas TOT Muballighat. Hal ini didasarkan pada hasil screening biodata peserta. Bagi peserta yang belum berpengalaman dalam dakwah atau tabligh, maka diarahkan ke kelas PMNA 1 dulu, karena diharapkan pada kelas TOT adalah orang yang sudah berpengalaman dalam tabligh. Sedangkan untuk kelas TOT muballighat adalah bagi yang telah punya pegalaman menjadi seorang pendakwah ataw tabligh dalam kegiatan apapun, yang mesti diasah lagi adalah kemampuan dalam memberikan motivasi kepada muballighat. Awalnya sih bingung, saya berada di kelas mana, dan mengapa dipisahkan. Malam kedua kami mendapatkan materi yang telah menjurus pada seorang trainer, ada materi kurikulum pelatihan yang langsung ada workshopnya membuat kurikulum pelatihan apa saja yang diinginkan oleh setiap kelompok, terus dilanjutkan dengan materi evaluasi pelatihan. Materi in pun dilanjutkan dengan workshop membuat evaluasi pelatihan dari kurikulum pelatihan yang telah dibuat sebelumnya dengan membuat konsep soal pre-test dan post test pelatihan. Alhamdulillah lancar. Sebelum tidur, informasi da'i fasilitator, besok tdak ada outbond. Diganti dengan mikro tabligh. Aaahhaaaa… jadi penceramah kite…. Katanya tampilkan yang terbaik… mau ngangkat materi apa ya? Asal jangan diminta menjadi penceramah kayak mama dedeh ya hehehhehehe……

Hari terakhir pelatihan. Diawali dengan mikro tabligh. Wow.. semua pada semangat dan bagus..bagus… ternyata di nasyiah ini banyak yang bisa jadi ustadzah kok. Tuh pada bagus semua. Salut deh… saya meski badan rada kurang enak badan, masuk angin dan pengen muntah, mesti tetap harus ikut. Efek begadang dan tidak makan nih… salahmu dewe… maybe.. :D. selanjutnya adalah desain pelatihan yang disambung dengan workshop sebagai RKTL tiap wilayah. Dari sulsel pun mengambil bagian membuat desain PMNA II. Bismillah.. semoga semuanya lancar dan bisa dilaksanakan. Aamiin…. Awalnya kami main2 aja, menuliskan lokasi di hotel clarion bo… dan tanggalnya sebelum ramadhan. Tapi, eits… ternyata itu langsung dituliskan oleh PP dan nanti akan dimintai pertanggungjwaban pelaksanaan. Akhirnya buru2 diganti hahahha…. Setelah pemaparan desain, banyak masukan yang kami terima. Termasuk kekurangan disana-sini dari desain kami. Maklum ya mbak, waktunya mepet sih.. memburu waktu penutupan. Insya Allah kedepannya akan kami perbaiki. Syukran teman-teman, syukran para fasilitator yang baik hati. Semoga langkah kita tak berhenti sampai disini.

Sebelum mengikuti penutupan bersama dengan peserta workshop wirausaha inovatif, kami mesti menjawab beberapa pertanyaan post test. Bismillah semoga bisa dijawab… ^_^. 1) apa tujuan awal mengikuti pelatihan?, 2) apakah tujuan tersebut sudah tercapai?, 3) apa perubahan yang dirasakan selama mengikuti kegiatan 4) apa yang anda lakukan selama kegiatan pelatihan?, 5) apa yang menjadi berbeda dari diri anda selama 3 hari mengikuti pelatihan, dan 6) tuliskan teman pelatihan yang menginspirasi anda?.

Nah…. Jujur, banyak hal dan pola pikir saya yang berubah. Sebelumnya saya tidak pernah mengikuti kegiatan nasyiah menjadi peserta, dan saat ini sudah terlaksana. Dan image seperti biasa bahwa tidak seru, memang diawal kegiatan masih ada. Beda dengan biasanya kegiatan di IRM/IPM, mungkin sih karena karakter peserta yang berbeda jika masih remaja dan campur ipmawan ipmawati. Disini Cuma ada nasyiah, tidak ada nasyiawan hehhehe… namun, seiring waktu, mulai kuselami, nuansanya memang berbeda, tetapi keindahan, kebersamaan, ukhuwah, dan rasa saling memiliki itu berbeda rasanya. Tapi tetap indah. Saya mulai sadar dan mengakui, inilah dunia saya selanjutnya. Dunia bersama yunda-yunda yang baik hati dan semuanya pada dewasa, pinter, cerdas, dan serasa saya menjadi adik bungsu, meski pada dasarnya bukan adik bungsu. Mungkin karena badan saya yang kecil, makanya masih sering disangka paling bungsu. Whateverlah.. saya senang dengan semua itu. Saya menjadi adik yang selalu diperhatikan, punya banyak kakak, banyak ibu yang berubah jadi sahabat bertukar pikiran dan ide. Disini saya punya kakak pertama dari jatim, kakak kedua dari gowa, kakak ketiga dari sumsel, dan kakak yang lain. Pernah sampai ditanya sama kakak pertama
“dek, kamu umur berapa sih?”
“kenapa mbak?”
“kamu tuh masih unyu’-unyu”

Hahahhahah…. Pengen ngakak mendengarnya. Asyieeekkk… masih dibilang unyu’2… dan si kk pertama masih menyimpan penasarannya sampai penutupan. Dia kembali bertanya:
“kamu sebenarnya umur berapa? Kelahiran tahun berapa?”
“kira-kira mabk?”
“yah.. lahir 90-an”
Asyieeekkkkkk… cihuy…. Saya masih kelihatan sangat muda. Beginilah jadi orang kecil, masih nggak dipercaya kalau sudah setua ini, apalagi kalau ditanya sudah semester berapa? Pasti pada nggak percaya. Iya kan…?

Setelah posttest, ditunjuk beberapa orang untuk membacakan hasil post tesnya. Yang pertama ditunjuk adalah mbak isnania dari sumsel. Bla..bla…bla…. sampai pada point keenam, dia berkata “peserta yang mengispirasi saya adalah yaya. Kenapa? Karena dia itu kalau di ruangan kelihatan diam, tapi ketika sudah disuruh tampil, ternyata berisi. Membuat kita terpukau. Intinya dia itu kecil-kecil cabe rawit”. Owalah…… nggak nyangka… makasih.. makasih….. jadi seneng kalau bisa jadi inspirasi bagi orang lain. Selanjutnya mbak Suwaibah dari NTT, sebenarnya dia itu inspirasiku selama kegiatan. Beliau selalu tampak serius dalam pelatihan, dan azzamnya begitu kuat, dengan kondisi wilayah asal beliau, dia punya setumpuk hal yang ingin ia ubah dan ia lakukan. Wetzz.. salut.. salut…. Point keenam, dia salut dengan dengan orang, yang satu dari.. lupa hehhe.. dan satunya dari jatim “putri”. Peserta termuda di ruanganku. Masih kuliah S1 matematika juga, sudah cantik, pinter, sholehah lagi… kalau semua anak NA kayak begini wow… dengan melihat dia, saya sadar bahwa pola pikir mestinya kita ubah, nasyiah bukan hanya untuk alumni IPM atau IMM atau perempuan dengan umur yang lebih dewasa dari umur kuliahan, tetapi semenjak seorang anak perempuan telah berumur 14 tahun, dia telah layak dan seharusnya di nasyiah. Ini untuk putri muhammadiyah, bukan untuk perempuan dewasa muhammadiyah. Dan terakhir fasilitator bertanya lagi, siapa lagi yang sumber inspirasinya sama? Alhamdulillah ada dua orang lagi yang angkat tangan untukku, ada mbak Rita dari kalbar dan satu lagi saya lupa hehehe… dengan alasan yang sama dengan mbak Isnania. Syukran ya….. semoga kita bisa saling mengispirasi satu sama lain. Semoga Allah senantiasa meridhoi apa yang kita lakukan dan kelak kita bisa dipertemukan kembali dalam agenda yang lain. Aamiin….. syukran for All….

Albirru Manittaqo…..
Jogjakarta, 29 – 31 Mei 2014.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap