Langsung ke konten utama

Hidup Semakin Keras, diantara Pilpres dan Ramadhan ^_^

Darwis tere Liye Wrote:

Berbeda pendapat boleh saja, tapi jangan sampai bertengkar, jangan sampai menghabiskan waktu sia-sia, menambah penyakit hati. Kalaupun merasa pendapat kita benar sekali, itu tetap tidak menghentikan kita menghormati, menyayangi dan "memeluk erat" saudara sendiri yang berbeda pendapat. 
Apalah yang bisa kita banggakan di dunia ini? Ilmu hanya dititipkan, kepandaian bicara atau menulis hanya pemberian, apalagi soal kebenaran, itu mutlak milik yang maha memiliki kebenaran.

Membaca tulisan ini, membuat tersenyum dan berkata "inilah yang beberapa hari kemarin ingin kusampaikan, dan akhirnya tersampaikan lewat tulisan bang Tere di atas. suka sangat dengan kata-katanya, menyentuh dan langsung menohok bagi pihak yang merasa menang sendiri, benar sendiri, paling hebat, dan tidak bisa menerima perbedaan dengan orang lain. apalagi dalam ajang pilpres kali ini. yang ada saling hujat, saling menjatukan, saling mencela, saling menghitamkan, dan bahkan saling menuding paling benar. bukan hanya itu, sampai mencap kafir pun sudah ada. Yaa Rabb, benarkah? separah itukah anak negeri ini yang lagi nyapres? sebegitu mudahkah mengatakan ini kafir itu kafir? sampai segitunyakah memperjuangkan pilihan? kenapa banyak yang pada galak memperjuangkan pilihannya? sebegitu hebatnyakah geliat politik sampai mesti saling "membunuh karakter". sepanjang saya hidup dan menyaksikan beberapa kali pemilihan entah pemilihan legislatif atau pemilihan presiden, baru kali ini auranya sebegitu panas. tidak ada lagikah politik yang santun? ahhh... iya, politik itu keras masbro dan mbak sista...!!!

Di balik semua itu, adalagi yang membuat kenyamanan sedikit terusik. bukan masalah pilpres, tapi masalah puasa. Hmmmm... kok...??? iya, seperti biasa di negeri ini, pendapat kapan mulai puasa selalu jd trending topic menjelang ramadhan. desas-desus kapan datangnya ramadhan menjadi perbincangan hangat, dan tentu akan berfokus pada dua sisi: pemerintah dan muhammadiyah. selama ini, penolakan atau kritikan pedas tentang muhammadiyah yang kadang berbeda pendapat tentang penetapan awal ramadhan belum kurasakan dentumannya. namun kali ini baru terasa dengan terupdate-nya status di fb yang mengundang banyak komentar dan monitoring dari jamaah fesbuker. akhirnya tidak bisa dihindari komentar, sanggahan, kritikan bahkan sampai debat yang berindikasi ngotot.. ckckck...... lagi-lagi masalah kebenaran........

ini nih status fb-ku yang mengundang kontroversi....

"Puasa hari ini?"
"Iya"
"Oh iya ya... kamu kan org muhammadiyah"
Other part...
"Puasa ngikut siapa?"
"Ngikut muhammadiyah"
"Harusnya ngikut ulil amri tuh"
"Iya. Kan pimpinan/ulama muhammadiyah juga ulil amri"

Trus...??? Masalahnya apa?
  • Yaya Afifatunnisa oww.. masih ada yg komentari juga?? wkwkwk... bahas bijak lagi? apa sih defenisi bijak? apa bijak itu mesti mempersamakan pendapat? mesti satu pendapat? aduhh.. absurd lagi nih....
  • Yaya Afifatunnisa mari mengurus aktifitas ramadhan saja, daripada membahas bijak dan kebersamaan yang akhirnya absurd juga ...
  • Yaya Afifatunnisa Berbeda pendapat boleh saja, tapi jangan sampai bertengkar, jangan sampai menghabiskan waktu sia-sia, menambah penyakit hati. Kalaupun merasa pendapat kita benar sekali, itu tetap tidak menghentikan kita menghormati, menyayangi dan "memeluk erat" saudara sendiri yang berbeda pendapat.

    Apalah yang bisa kita banggakan di dunia ini? Ilmu hanya dititipkan, kepandaian bicara atau menulis hanya pemberian, apalagi soal kebenaran, itu mutlak milik yang maha memiliki kebenaran.
    * Darwis Tere Liye
Bahkan, sampai dibawa ke inbox. kenapa juga nge-inbox? takut semakin memperlihatkan ngototnya ya? hehehhe.... (Tapi percakapan diinbox tidak perlu saya perlihatkan disini. biarlah jadi konsumsi pribadi wkwkwk....).Padahal sudah berkali2 dikatakan yah sudahlah, tidak ada yang salah, mari hormati pendapat yang lain. asal hal itu bukan berkenaan dengan aqidah, tidak mengapa. asalkan Tuhan kita masih sama yaitu Allah, Rasul kita masih sama yaitu Muhammad, kitab kita masih sama yaitu Al-Qur'an, syahadat kita masih sama, maka tidak usah diperdebatkan. Toh, dalam cabang lain ilmu agama ini banyak pendapat juga kok. Kalau punya landasan, kenapa tidak.. Tapi, ya gitu deh.. ada juga yang tidak bisa menerima dan ngotot banget. jadi heran........ ckckck.... 

Ada ya.. orang yg super duper ngototnya....
Maaf masbro, engkau bicara tentang kebenaran, sedangkan kebenaran konsistenmu saja absurd. Gmna saya bisa percaya defenisi bijakmu?
Tinggg...tonggg......

#MariBelajarBijak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap