Langsung ke konten utama

Mencoba berspekulasi dengan takdir.. (Bingung sendiri...:D )


Pernahkah kalian mencoba memanipulasi takdir? mencoba berspekulasi dengan takdir? mencoba mendramatisir fakta? kalau saja bisa, maka mungkin akupun akan melakukannya. entah kenapa tiba-tiba saja berpikiran seperti itu. terkadang berpikir memahami keadaan, mengapa jalan yang kutempuh kuarahkan ke jalan yang selalu berbelok dan berkerikil? ada apa? bukankah ada jalan lain yang lebih mulus? lebih cepat sampai? lebih nyaman? lebih menjanjikan? lalu apa yang kucari disini? mengapa masih saja berjalan menyusuri jalan yang entah apa nantinya yang akan kutemui. bukankah sudah ada disana danau pelepas dahaga? mengapa masih mengejar fatamorgana?
Apa yang kupikirkan? arghhhhh... saya pun tak tahu apa yang ada dipikiranku, apa mauku, apa tujuanku, apa sasaranku, mengapa? ada apa? kemana? apa? semua rasanya tak kumengerti. namun, tetap saja kaki ini melangkah. apakah aku mencoba menspekulasi takdir? mencoba melawan takdir yang sebenarnya telah digariskan untukku? atau mencoba tetap percaya bahwa takdir adalah ujung dari usaha yang belum juga kuyakini inilah ujungnya? mungkin.. mungkin sudah... itu sudah... 

Terkadang kurenungi langkahku, kenapa coba mempersulit diri tuk tetap berdiri disini? bukankah disana ada jalan yang mulus menanti? bukankah disana ada tempat yang lebih mudah kudapati? bukankah disana tidak sulit lagi mengitari jalan menerima hasil dari usahaku? lalu kenapa tak kusmbut saja jalan itu? apa mauku? apa keuntunganku di jalan ini? apa yang telah kudapatkan? atau apa harapan yang bisa kukemas kelak? 

aku pun tak bisa menjawabnya. lagi-lagi aku hanya bisa tertunduk menekuri diriku. kembali rasa bersalah, rasa sesal dan rasa ketidakenakan menjamuku. tetapi, beberapa saat percaya diriku kembali hadir bahwa semua akan baik-baik saja. dan semua akan berjalan sesuai akhir dari usahaku. aku tetap percaya bahwa taqdir hasil itu adalah ujung dari usahaku. 

Semua akan terus berjalan.. berjalan.. lamban.. cepat.. lamban.. cepat.. silih berganti. dan aku tetap saja tidak mengerti dengan jalan pikiranku. semoga jalan ini tetap saja adalah jalan yang benar, atau jikalau ini salah, aku tetap percaya bahwa terkadang kebenaran akan diketahui dari sebuah kesalahan. teringat kata krisna dalam film "Mahabarata" : Taqdir itu tidak butuh undangan. akan begitu pula denganku, takdirku akan tetap saja menuju kearahku, tanpa harus kutuliskan dalam undanganku. aku hanya bisa berusaha sampai akhir dari usahaku itu, namun sekeras apapun usahaku, taqdirku akan tetap saja berjalan kearahku seiring dengan kerasnya usahaku. 

Dasar orang bergolda AB, memang keras kepala kayaknya..... katanya begini : "anda tahu jalan pikiran orang golda AB? berarti anda adalah dukun paling hebat di dunia". begitulah, saking misteriusnya tipe golda ini. saya pun, bingung apa mauku.. apa dipikiranku. ckckckkckck...

cc: ibu, maafkanlah aku yang masih disini :-(

Makassar, 6 Ramadhan 1435 H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap