Langsung ke konten utama

Menjelang Pilpres 2014

Hari ini, 9 Juli 2014. Hari bersejarah untuk indonesia selama 5 tahun mendatang. dan bagi saya pribadi, diantara semua pemilihan yang penah kudapatkan dan kusaksikan, yang inilah paling menegangkan, paling ribut, paling memiriskan, dan paling heboh. Beberapa bulan menjelang pemilihan ini, media sudah ramai dihuni oleh para tim hore, kalimat dukungan bertebaran, tapi tak keinggalan kalimat cacian, hinaan, hujatan, black campaign, hujatan, sindiran, kepoan, dan merasa paling benar, paling bersih pun ikut mewarnai hari-hari. 

Dimanakah anda? sisi kiri atau sisi kanan? yang manakah anda? nomor satu atau nomor dua? salam manakah anda? salam satu jari atau salam dua jari? jargon manakah anda? indonesia hebat atau indonesia bangkit? up to you. it's your choice... kita semua berhak memilih dengan bebas, aman, dan nyaman tanpa paksaan, tendensi atau suruhan dari siapapun. dan tidak mesti, saudara harus sama, berteman mesti sama, bahkan pasangan pun tidak selalu sama. apalagi kalau bukan apa2, tak ada paksaan tuk memilih yang manapun. dan tak perlu ngotot membuat orang lain sama dengan pilihan kita. 

Namun apa efek paling terasa dalam iklim pilpres ini? meski semestinya setiap orag punya hak tuk memihak pada siapapun, namun keberpihakan malah diwarnai dengan adu fakta yang entah benar atau tidak, apa itu kenyataan atau hanya katanya. jadilah media dipenuhi saling tuding, saling cerca, saling menjatuhkan, saling hina, saling menjelekkan, saling meng-kepo-i, saling mencari kesalahan,dan saling merasa paling benar. yang jadi korban adalah persaudaraan, pertemanan, ukhuwah, silaturrahim. yang dulunya dekat jadi renggang bahkan jadi musuhan, mendelete pertemanan, atau memunculkan kejelekan masing2. aplagi yang emang tidak dekat. keretakan ada dimana-mana. entahlah, menjelang pilpres jadi pada rada sensi. ramadhan pun tak jadi penghalang tuk menguak kejelekan dan menjatuhkan. tak segan-segan kata-kata kasar dan kotor menghiasi media. 

Bisakah kita bijak dalam mendukung? tidak maju tampil di garda terdepan ngotot dan galak membenarkan apapun tentang capres pilihannya. saya yakin, semua capres atau cawapres tidak ada yang luput dari kesalahan dan kekurangan. sebagaimana fitrah sebagai manusia. tidak ada yang paling sempurna, maka janganlah membandingkan mereka dengan kesempurnaan. Silahkan dukung mereka dengan menampilkan kebaikan mereka, prestasi mereka, visi misi mereka, pokoknya yang baik-baik dari mereka. Tidak perlu mendukungnya dengan justru mencari, mengirimkan, memposting kekurangan pasangan lainnya, apalagi dengan menghujat, mencaci, menghina, mengkafirkan, pembunuh, penjahat, dsb. Dan paling parah ketika masih ada yang mendukung capres hanya dengan melihat tampangnya, kegagahannya, raut wajahnya, bentuk tubuhnya, dan karakter fisik lainnya. ini pemilihan presiden apa pemilihan model? dan juga, tak ada jaminan kalau kita yang tersenyum dan tertawa riang dengan semua itu lebih baik dari yang kita tertawai. 

Malam ini, ada kutipan tulisan dari bang Tere yang mengena banget tuk dibaca menyangkut capres kali ini. tentang anda memilih siapa?

Saya banyak menerima pertanyaan ini di inbox, kolom komen, dsbgnya: "Besok-besok pas pilpres Bang Tere milih siapa?"
Maka baiklah, malam ini akan saya jawab di page ini. Tetapi pertama2, ijinkan saya bertanya balik sebelum menjawab: kalian yang bertanya sebenarnya "mau tahu aja" atau "mau tahu banget"?
Kalau hanya "mau tahu aja", adik2 sekalian, ada banyak hal lebih penting dan mendesak untuk ditanyakan dibanding pilihan saya tentang pilpres besok. Kalau levelnya cuma "mau tahu aja", kalian tahu atau tidak tahu, cuma mau tahu aja, kan?

Nah, kalau "mau tahu banget", maka jawaban saya: itu bukan urusan siapapun saya besok milih siapa. Buat apa? Kalau saya bilang saya memilih siapa, lantas besok lusa ternyata pilihan itu buruk bagi banyak orang, itu jadi tanggung jawab saya, karena boleh jadi ada yang ikutan. Kecuali kalau saya pernah menginap minimal tiga hari di rumah para capres itu, bisalah saya PD ngasih rekomendasi. Kalau cuma berdasarkan kabar "katanya", "katanya" dan "katanya", saya tidak akan mencemplungkan diri saya hanya sekadar menurutkan emosi sesaat.
 
 Saya akan memilih dan tidak penting orang lain tahu.

Semoga kita semua tidak termasuk golongan yang dituliskan Kahlil Gibran: "Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya dengan terompet kehormatan, namun melepasnya dengan cacian, hanya untuk menyambut penguasa baru lain dengan terompet lagi."

*Tere Liye

Intinya, memilihlah dengan bijak. dan memilihlah dengan hati. tanpa paksaan dan tanpa ikut-ikutan. dan ketika sudah punya pilihan, yakini pilihan anda, sebar kebaikannya dan tentu ketika sudah berada di TPS sedah yakin memilihnya. berpihak tidak mesti galak masbro dan mbaksista.. woleslah... kita do'akan saja semoga pilihan kita adalah orang yang terbaik, dan siapapun yang terpilih dapat memberikan perubahan yang berarti bagi bangsa ini, bukan hanya iming2, harapan, janji dan juga bahasa kampanye yang ketika masa kampanye telah usai dan telah menduduki singgasana istana negara, sudah lupa dengan apa yang pernah diucapkan. Siapa pun yang terpilih, mari kita dukung. Karena semua calon adalah putra bangsa ini, yakin akan berusaha memberi yang terbaik bagi bangsa ini (jika emang ingin jadi pemimpin). segalak-galaknya anda menjadi timses ataupun tim hore, kelak kita tetap harus jadi social control. Mestinya nanti harus bisa juga berteriak lantang, bisa mengkritisi, bisa memberikan pendapat ketika capres pilihannya yang pada akhirnya terpilih dan melakukan penyimpangan. harusnya begitu... tidak malah menunduk, dan diam seolah tak ingat bahwa kitalah yang dulu mati-matian berteriak memperjuangkannya dan mengeluk2annya... tetaplah berani mengkritik dalam kondisi apapun... oke fix....???

Hari ini sudah pemilu presiden, semoga setelah hari ini berlalu, tidak ada lagi cacian, hinaan, kepo-an, tudingan, merasa paling benar berkeliaran di fb atw sosmed lainnya. Besok, sudah jatuh tempo masa aktif bagi tim hore. Hmm... Masih ada bberapa hari di bulan suci ini untuk beristgihfar banyak2... mari melirik amalan dan ibadah kita.. kali saja disana masih banyak yang perlu dibenahi...
#ramadhanmubarak

Kamar Mungilku, 9 Juli 2014
Menjelang Pilpres 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap