Mengemas kekecewaan dan kesedihan dengan menghadirkan file-file
kebahagiaan yang tidak berpihak pada diri. Untuk apa? Bukankah itu menyakitkan?
Yah, itu menyakitkan sungguh menyakitkan.. bahkan rasanya ingin berlari ke
lorong waktu dan menghentikan langkah peristiwa yang pernah hadir. Juga, kembali
rasa kecewa yang bertumpuk-tumpuk itu hadir, menari-nari di hadapanku,
seolah tersenyum sumringah disela sendu yang mungkin kusembunyikan. Hanya bisa
menatap, hanya bisa tersenyum kosong, hanya bisa memasang leher tinggi-tinggi
menyanggahnya agar tetap kuat menahan serbuan salju kesedihan. Tapi bisa apa?
Memang sakit, memang sulit menyangga senyum dalam balutan
mimpi, tapi semua itu harus! Itu untuk lebih meyakinkanku bahwa bahagia tak
berpihak padaku, menyadarkanku bahwa fakta telah terucap, membangunkanku bahwa
mimpiku tak seindah kenyataan, dan memapahku bahwa aku harus menyadarinya,
menyindirku bahwa lihatlah kenyataan yang terkadang ingin ku anggap lelucon.
Lihatlah… sadarilah…
Meski, senyum itu adalah senyum kosong, setidaknya aku bisa
meyakinkan diriku tuk mengemas kekecewaan dan sedihku agar dapat kuremas sehingga
bisa kulemparkan jauh dan jauhhhhh…
Senyum
kosong pada kebahagiaan yang tak berpihak padaku.
#Edisiberkawanlupa
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar