Kalian mau tahu betapa "sakti mandraguna-nya" waktu?
Ini salah-satu contohnya: Sekarang sudah tahun 2014, tahu film "2012"? Nah, saat film tentang kiamat ini diputar berkali2 di televisi, gambarnya ternyata semakin tidak menarik, ceritanya semakin biasa saja dibanding film2 fantasi terbaru. Dan hei, yang lebih penting lagi, kita semua selamat, kan? Sebentar lagi hampir dua tahun kita semua selamat dari kejadian tersebut
Apalagi soal galau, sakit hati, kenangan, seseorang, sesuatu, dsbgnya. "Kiamat" saja kita bisa selamat, apalagi beginian. Berikan waktu menghabisi semua perasaan tersebut.
Ini salah-satu contohnya: Sekarang sudah tahun 2014, tahu film "2012"? Nah, saat film tentang kiamat ini diputar berkali2 di televisi, gambarnya ternyata semakin tidak menarik, ceritanya semakin biasa saja dibanding film2 fantasi terbaru. Dan hei, yang lebih penting lagi, kita semua selamat, kan? Sebentar lagi hampir dua tahun kita semua selamat dari kejadian tersebut
Apalagi soal galau, sakit hati, kenangan, seseorang, sesuatu, dsbgnya. "Kiamat" saja kita bisa selamat, apalagi beginian. Berikan waktu menghabisi semua perasaan tersebut.
.................
Kita tidak bisa membohongi Tuhan, jadi tidak perlu terlalu memaksakan gagah menanggung beban perasaan atau beban hidup, tapi sebenarnya sendu dan susah sepanjang hari. Laporkan saja langsung.
Ingat, laporkan langsung. Tidak perlu pakai perantara facebook atau twitter.
.....................
Jika belum siap, maka tutup pintunya rapat2, gembok dengan rantai terbaik, lantas lemparkan anak kuncinya ke dalam lautan luas. Begitulah cara terbaik menjaga hati dari perasaan.
Well, jangan cemas anak kuncinya tidak akan ketemu. Jika sudah tiba saatnya, jika Tuhan menakdirkannya demikian, jodoh yang baik akan membawa anak kuncinya, dan hei, pas sekali, sempurna sudah membuka pintu hati.
...........
Kitalah yang mengendalikan hati dan perasaan kita. Jangan dibalik, hidup kita yang dikendalikan hati dan perasaan. Bisa berbahaya.
Dan lebih celaka lagi, kalau hidup kita dikendalikan seseorang yang bukan siapa2, hanya karena kita menambatkan ilusi pengharapan/rindu padanya.
....................
"Ketahuilah, ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua penderitaan maka itu saatnya kau harus melihat ke atas, pasti ada kabar baik untukmu, janji-janji, masa depan.
Dan sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan maka itulah saatnya kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung darimu. Hanya sesederhana itu. Dengan begitu, kau akan selalu pandai bersyukur."
Kita harus tahu, pemandangan terbaik di dunia yang pernah ada bukanlah air tejun niagara falls, atau pantai2 mahsyur, atau aurora di kutub2 sana, pun juga bukan lembah2, kota2 indah.
.........
Pemandangan terbaik itu adalah "senyuman". Saat orang2 tersenyum hangat dan tulus. Itulah pemandangan terbaik yang ada di sekitar kita, tidak perlu jauh2 untuk melihatnya. Tapi sebaliknya, wajah yang dipenuhi benci, dengki, bahkan saat kita tidak melihat wajahnya secara nyata, cukup membaca postingannya di media sosial, sudah terasa suram dan dingin pemandangan tersebut.
..........
Pemandangan terbaik itu adalah "senyuman". Saat orang2 tersenyum hangat dan tulus. Itulah pemandangan terbaik yang ada di sekitar kita, tidak perlu jauh2 untuk melihatnya. Tapi sebaliknya, wajah yang dipenuhi benci, dengki, bahkan saat kita tidak melihat wajahnya secara nyata, cukup membaca postingannya di media sosial, sudah terasa suram dan dingin pemandangan tersebut.
..........
Sahabat baik adalah ketika kita melakukan hal2 kecil bersamanya, selalu seru dan mengasyikkan, apalagi saat melakukan hal2 besar bersama, seperti mengejar cita2, masa depan, dsbgnya. Lebih menakjubkan lagi.
..........
Jadilah orang yang tidak terlalu mementingkan masa lalu, tapi fokus pada masa depan. Bukan sebaliknya, sibuk mengurus masa lalu, habis waktunya, hingga lupa jika masa depan terbentang lebih luas.
........
Bolehkah menyatakan kerinduan? Perasaan kepada seseorang?
Tentu saja boleh. Tapi jika kita belum siap untuk mengikatkan diri dalam hubungan yang serius, ikatan yang bahkan oleh negara pun diakui dan dilindungi, maka sampaikanlah perasaan itu pada angin saat menerpa wajah, pada tetes air hujan saat menatap keluar jendela, pada butir nasi saat menatap piring, pada cicak di langit-langit kamar saat sendirian dan tak tahan lagi hingga boleh jadi menangis.
Dan jangan lupa, sampaikanlah perasaan itu pada yang maha menyayangi. Semoga semua kehormatan perasaan kita dibalas dengan sesuatu yang lebih baik.
...........
“Apa pun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat. Apa pun yang hilang, tidak selalu lenyap seperti yang kita duga. Ada banyak sekali jawaban dari tempat-tempat yang hilang.”
...........
Sebenarnya begitu banyak penjelasan di sekitar kita. Hanya saja, kita sendiri yang membuatnya rumit, terus mencari penjelasan lain yang menyenangkan hati.
............
Jangan suka bilang hidup kita hampa. Kosong.
Coba dongakkan wajah ke atas, tatap langit. Sejak jaman dinosaurus hingga jaman android hari ini, itu langit sudah hampa. Benar-benar hampa. Kosong.
Tapi langit punya penghiburan, punya kegiatan yang indah, sesekali melintas awan, hujan, sesekali dihiasi pelangi, sesekali di penuhi titik bintang dan bulan. Maka indah sudahlah kehampaannya.
............
Lepaskanlah, maka semoga yang lebih baik akan datang.
Lepaskanlah, maka semoga suasana hati akan lebih ringan.
.............
Ketika seseorang berhenti menangis karenanya, maka beberapa saat kemudian, tentu saja airmatanya akan kering di pipi, isaknya akan hilang disenyap, seperti tidak ada lagi sisa tangisnya di wajah. Tetapi tangisan itu tetap tertinggal di hati. Kesedihan, rasa sakit, kesendirian, beban yang membekas.
Boleh jadi sebentar, boleh jadi selamanya.
..............
“Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali para pencinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.”
.....................
“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya. Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan.”
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar