Langsung ke konten utama

Milad IPM ke 53 dan Temu Alumni IPM/IRM.

Mungkin lebih tepatnya, saya meninggalkan kampung halaman karena ingin ikut kegiatan ini. Meski orang tua dan saudara masih ingin saya tetap di kampong. Namun, yah namanya juga saya. Mendengar kata temu alumni, rasanya pengen ketemu sama semua teman-teman alumni yang seperiode dan sealumni. Rindu ikatan, rindu mengenang kebersamaan. Pokoknya rindu bersua kembali… dan saya pun balik ke Makassar. Maafkan saya ibu… mungkin saya anakmu yang selalu saja ngotot dan terkesan sok sibuk dan sok penting tapi sebenanrnya tidak. Hikzzz….. tapi saya benear2 ingin bersilaturrahim dengan semua alumni seperiode. Semoga bisa bertemu mereka semua. Harapku…………

Tiba di Makassar sekitar pikul 5 subuh, namun sampai di rumah sekitar pukul 6 lewat. Lumayan ngantuk rek.. mau tidur, tapi teringat agenda hari ini. Mau mengikuti milad IPM. Jadinya ngantuk ditahan sekuat tenaga………. Usai menunaikan dhuha, eh,,, tertidur juga pada akhirnya di atas sajadah. Untung tidak kebablasan. Bangunxya pukul 09.05. whats…. Telat nggak ya? ini sudah ditinggalkan apa tidak ya? Tapi kok tidak ada telpo atau sms? Hmm…… akhirnya sms sana sini. Ternyata bin ternyata… macet pemirsa.. makanya mobil belum sampai2, sedangkan jam telah menunjukkan pukul 10.00. jadi berangkat nggak yah?

Sudah kadung telpon ojek langganan, yah mesti keluar juga. Biarlah nunggunya di mesjid depan patung ayam saja. Semoga saja jadi berangkat. Kalau tidak yah…. Paling nanti pergi jokka kemana gitu. Beberapa saat telpon bordering, oww,… ternyata macet sangat dan yang lain mesti lewat tol. Berarti saya mesti naik pete2 supaya bisa ke depan bandara pas ujung tol supaya bisa bergabung dengan yan lain. Eh.. belum lama baca status dif b, ternyata saya sudah ditunggu depan bandara pemirsa… naik pete2.. go…. Sudah kepepet ditunggu, eh sopirnya malah nunggu penumpang dan ditambah macet depan pasar sudiang. Lengkap sudah… akhirnya daya-depan bandara serasa berpuluh2 km hehehhe… tapi selambat-lambatnya saya, masih ada yang ditunggu rupanya. Yang akan jadi sopir kami menuju bantimurung. Menunggu… dan menunggu… lumayan,… baru sampai juga. Jadilah kami berangkat ber-8 : wawan, ana, waty, isma, inna, hera, ifah, and me. Bantimurung we’re coming……………

Meski telat, sudah masuk waktu dzuhur, yah paling tidak bisa ketemu denan teman-teman yang lain. Karena katanya acara ceremonial, bincang-bincangnya sudah selesai. Kami dating sudah acara makan-makan, dan cebur di sungai bagi ang mau. Pluuus….. hujan mengguyur bumi kupu-kupu ini. Lengkap sudah…. Kami dating untuk bersay hello sejenak, makan bersama teman-teman yang lain, serta gifo-gifo. Lumayan tidak begitu lama. Siapa suruh terlambat. Haha…. Acaranya pukul 9 woiii.. bukan pukul 13 wkwkwkwkw. Yah… mau gimana lagi…. Yang penting kami sudah sampai, dan sudah ada rekam jejak kami melalui foto hehehe…..

IPM kami akan selalu mengenangmu. Telah banyak yang kami dapatkan melaluimu. Ilmu, pengalaman, ukhuwah, kebersamaan, kegembiraan, dll. Terima kasih telah mengasah kami menjadi insane yang lebih baik. Terima kasih telah mengikat kami dalam ukhuwah yang erat ini. Kami akan selalu mengenangmu, dan kisah tentangmu dan tentang kami akan selalu tercatat dan sejarah kami dan terukir dalam rekam jejak kami. Jayalah slalu ikatanku… selamat milad IPM ke-53.. tetaplah menjadi gerakan dakwah pelajar yang mengedepankan nilai-nilai islam. Sukses untuk kita semua….. 
Makassar, 9 Agustus 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap