Langsung ke konten utama

Edisi Tangan Kanan

Apa istimewanya tangan kanan? ya iyalah, tangan kanan itu istimewa. tanpa menafikan fungsi tangan kiri. karena apapun yang diciptakan tentulah punya manfaat tersendiri, begitu pula untuk tangan kiri atau tangan kanan. Dan tentu keduanya akan saling melengkapi dan berkolaborasi. misalnya, tangan kanan itu selalu memberi, selalu menerima, selalu memegang uang, tetapi ketika tangan kanan membeli sebuah jam tangan, maka yang pakai adalah tangan kiri. so, dont worry left hand. you also useful. :-)

Eitss.. iya, tangan kanan itu istimewanya adalah selalu menjadi penerima dan pemberi. adalah sudah menjadi kebiasaan dan rasanya juga sudah ajaran agama kalau memberi dan menerima itu mestinya dengan tangan kanan. akan dianggap tidak sopan apabila kita memberi dan menerima dengan tangan kiri. begitu pula urusan makan, yang bertugas adalah tangan kanan, tangan kiri cukup santai melihat kerja keras tangan kanan tuk menyuapi. nah, setelah makanan diolah dalam perut barulah tugas tangan kiri, tetapi lihatlah tangan kanan pun tidak tinggal santai saja, melainkan membantu tangan kiri melaksanakan tugasnya. nggak mungkin kan sambil mengerjakan tugasnya tangan kiri juga memegang gayung? :D.

Karena semuanya punya tugas, maka keharmonisan akan tercipta apabila keduanya melakukan perannya masing-masing. namun apa yang terjadi ketika salah satunya bermasalah? hal pertama yang dirasakan oleh tangan kiri adalah merasakan kesakitan tangan kanan. hal kedua yang akan diasakan adalah kerja ekstra tangan kiri melaksanakan kerja tanan kanan. apakah tangan kiri pernah mengeluh? ohhh.. tidak pernah. tangan kiri tetap saja bekerja, double job melaksanakan semua pekerjaan itu, sambil menunggu tangan kanan kembali sembuh, atau bahkan tangan kanan seterusnya tidak bisa berbuat apa-apa. 

Begitulah yang terjadi dengan my right hand. pasca kecelakaan di jogja awal juni lalu, tangan kananku yang kuanggap hanya sakit biasa karena nggak ada memar, dan nggak sakit awalnya, ternyata sudah tiga bulan masih saja kurasakan sakit. ketika jatuh, saya tidak merasakan sakit yang begitu terasa. saat itu, yang sangat kupikirkan adalah kondisi orang yang memboncengku, karena dia jatuhnya tengkurap. meski saya agak terlempar (apalagi memang badan ringan tuk diterbangkan heheh), tetap saja rasa khawatir sama orang lain lebih banyak. untunglah dia tidak apa2, beberapa menit istrahat memperbaiki perasaan dan minum air putih, barulah perjalanan dilanjutkan. muter-muter, akhirnya sedikit demi sedikit sakitnya hadir. namun, lagi-lagi kupikir tak apa-apa. dan juga temanku bilang ini cuma keseleo biasa saja, diurut sendiri aja sdh bisa baikan. semoga...

Namun, nyatanya sampai balik ke makassar, tanganku makin sakit. Tidak bisa menggenggam, tidak bisa menarik, mudah keram, dan terlihat ada tulang di siku yang agak menonjol. kayaknya terjadi dislokasi. mau sih ke tukang urut, tapi saya orang yang paling tidak bisa menahan sakit kalau diurut. apalagi mendengar cerita mengerikan kalau diururt, katanya sambil diurut dikit diberikan air, langsung tiba2 tangan ditarik keras dan dipatahkan dulu. baru dipasang kembali tulangnya pada tempatnya. hiii... mengerikan.... itu serius apa bercanda, yang jelas saya jadi takut :D. yag jelas namanya urusan obat-mengobati saya paling takut. dan terimalah akibatnya.. tangan sakit terus.

Saat tangan sakit begini, akhirnya kepikiran tentang keharmonisan dan peran. setiap hal punya tugas dan peran masing-masing. berjalannya peran akan membuat sesuatu itu  berjalan harmonis. Ibarat kedua tangan, ada tangan kiri, ada tangan kanan, maka keduanya bagai peran manusia dalam kehidupan. tangan kananku memegang peranan besar. banyak hal mesti kulakukan dengan tangan kanan. di luar dari fotrahx untuk dipakai makan, tangan kananku juga lebih banyak bekerja dari tangan kiri. memegang, mesti lebih sering tangan kanan, bekerja lebih sering tangan kanan, menahan mesti tangan kanan, menarik mesti tangan kanan, menulis mesti tangan kanan, menggoreng lebih banyak tangan kanan. yah, saya orang kanan. kiri ku lebih banyak diam. Apa yang terjadi saat ini? dengan sakitnya tangan kananku, maka peran yang dulu berjalan harmonis akhirnya jadi pincang. peran ganda akhirnya dilakukan oleh tangan kiri. tapi bisakah? iya bisa. tetapi tidak se-profesional tangan kanan. tidak sama lincahnya, tdak sama rapinya, dan tidak sama kuatnya. mungkin begitu pula dalam kehidupan khususnya dalam keluarga. peran tiap individu menjadi profesional di tangannya. bisa saja peran ganda diambil oleh salah satu bagian, tetapi peran itu tidak semulus jika dilakukan dengan porsinya masing-masing.

Apakah tangan kiri mengeluh? oh.. tidak. dia tetap saja bekerja. meski lambat tetap saja dilakukan. kenapa? karena tidak ada yang bisa terjadi jika tak ada yang mau mengikhlaskan diri melaksanakan peran lain. mungkin akan beda, mungkin akan berat. Tapi begitulah agar ritme hidup terus saja berjalan. Harus bisa mengambil peran lain dan harus bisa ikhlas melaksanakan peran lain. diratapi pun, tidak merubah keadaan yang terjadi. yang dibutuhkan adalah keinginan  tuk melanjutkan kehidupan ^_^

#dari tangan kanan ke kehidupan
#entahlah
#edisi menyambung saja

Makassar, 13 September 2014


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap