Langsung ke konten utama

Cerita Dari Bandara

Eh....menunggu di bandara dengan keadaan lapar, haus, bete, capek, dan ngantuk... rasanya waktu lama bergerak... eits.... dapat pelajaran baru lagi. Opo ?

Kali ini, sambil menunggu saya mengedarkan pandangan ke sekitar, dan sampailah pada dua orang yang sedang asyik bercengkrama sambil berfoto ria. Ehh.. kayak kenal.. s3makin lama memperhatikan, rasanya ingat dengan wajah seorang anak yang beranjak remaja.. ya.,ya,ya... i know... dia adalah siswaku beberapa tahun yang laku. Dulu mengajarnya waktu mengajar di athirah Kalau tidak salah kelas 3 SD. Sekarang kayaknya dia sudah SMP, dan memang sudah lama tidak pindah ke pulau sumatra. Meski namanya masih lupa2 ingat, tapi wajahnya saya hafal. Saya pikir, tak ada salahnya menyapa, toh sudah lama tak bersua.. lagian dulu sangat akrab denganku. 

Akhirnya tanpa pikir panjang, saya pun mendekat dan menyapa,
"masih ingat denganku?"
"Tidak" dia menggeleng (sakitnya tuh disini bahasa alaynya begitu).
"Dulu anak athirah kan?"
"Bukan" makin terasa sakitnya
"Sekarang tinggal dimana?"
"Ba..."
"Batam kan?"
"Iya"
Nah.. kan pikirku.. saya tidak salah orang kan? Pikirku.. soalxnya tadi saat dia bilang bukan anak athirah pernah, saya jadi kepikiran mungkin saya salah orang, dan malunya tuh di wajah.. hahahhaha.... tapi bener deh, saya tidak salah orang. 
"Betulan tidak ingat sama saya?"
"Tidak. Siapa?"
Sakitnya... hahahhahah....
"Bu yaya"
"Ohhh......."
"Deh, saya masih ingat dia tapi saya sudah tidak diingat, padahal kadang chat ma saya di fb"
"Ohhh.."
"Haduh... "
"Ibu, sudah tidak di athirah?"
"Iya, sy tidak ngjar di athirah lagi"

Ibunya, yang ada di tempat itu cuma diam sejak tadi, cuma senyum sedikit terus duduk dan sibuk dengan gadgetnya. Sempat sih bertanya, "mau kemana dan untuk apa". Setelah itu diam lagi... sibuk... sakitnya tuh disini hahahhaa.. double.... 

Begitulah jadi insan pengajar, terkadang kita yang lebih banyak mengajar siswa, tetapi justru qt yang lebih banyak mengingat siswa kita. Sedangkan sang siswa biasa saja, begitupun orang tuanya. Apakah interaksi hanya akan nyaman ketika anak mereka diajar?. Terkadang komunikasi manis tercipta saat qt jadi guru anaknya. Hehe.. maybe... just my assumtion... 

Whatevrr that.... yang jelas ada cerita lagi hari ini dan di bandara ini....

Malang.. begitu banyak kisah awal mengunjungimu....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap